Enam

805 79 0
                                    

Happy reading!

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tuhan sudah menulis bagaimana awal pertemuan kita. Ku harap bisa di akhiri dengan hidup bersama."

-Fahreyza.

"Jadi? Cuma gara-gara kalah jadi ketos, mereka berantem sampe sekarang?"

Saskia mengangguk.

"Terus sekarang, yang jadi ketua OSIS siapa?"

"Eil." Jawab Saskia lagi. Ia membenarkan posisi rambutnya ke belakang telinga lalu menatap kedua Kakak kelas yang sedang bertanya padanya tentang bagaimana Aqeela dan Rassya bisa bermusuhan hingga sekarang.

"Jelas itu mah, Eil pasti yang bakal jadi."

"Kalo menurut gue sih, itu salah si cowok." Ica menyahut secara tiba-tiba. Saskia hanya menaikkan kedua alisnya, seolah bermaksud, kenapa Rassya yang disalahkan?

"Soalnya, dia kan cowok. Masa nggak mau ngalah sih sama cewek." Ucap Ica lagi, tangannya sembari mengelus dagu seperti tengah berpikir.

"Enggak Ca, mereka berdua sama-sama salah." Sambar Rey mendadak. "Sama-sama pake cara salah." Imbuhnya lagi.

Saskia dan Ica memandang Rey dengan serius, menunggu kelanjutan Rey berbicara.

"Aqeela tuh cuma mau kaya Kakaknya. Bisa unggul di segala organisasi bahkan segala mata pelajaran. Gue tau dia sanggup, gue tau dia bisa. Tapi, karena Kila ngerasa bahwa Rassya bisa ngalahin dia jadi Kila milih buat pake cara curang. Karena gue juga tau banget, Kila anaknya jujur. Dan baru kali ini gue sadar, dia takut kalah sampe pake cara curang. Dia cuma kurang percaya diri aja sih, menurut gue." Ucap Rey menjelaskan. Seakan ia paling tahu bagaimana seorang Aqeela ini.

"Terus si cowok? Kenapa dia milih curang juga?" Ica bertanya.

"Sama. Dia juga takut Kila yang menang. Memilih cara belok itu pasti ada resikonya, dan 80% orang yang sudah memilih cara itu pasti dikarenakan kurang percaya diri. Gue yakin, mereka itu cuma kurang percaya diri aja." Ucap Rey mengakhiri percakapan mereka.

Saskia menggaruk puncak rambutnya gusar, seakan mengingat nasibnya selama ini. "Ditambah, sekarang mereka berdua sekelas. Bikin gue pusing tiap hari misahin mereka."

"Sekelas?"

"Iya!"

Benar, keputusan Bu Tiyas untuk menyatukan mereka dalam satu kelas sangat menghasilkan keputusan yang salah besar. Tak ada guru yang tahu bahwa setelah insiden di diskualifikasi nya Rassya dan Aqeela, mereka malah semakin ganas dalam beradu. Seperti beradu skill mata pelajaran ataupun beradu mulut.

Dan sekarang, bahkan Bu Tiyas sempat menyesali idenya karena sudah membuat kucing dan tikus itu bersatu dalam satu kelas.

Walaupun Bu Tiyas mengakui senang ketika mengecek nilai keduanya. Nilai yang selalu sempurna.

Still UnderageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang