kesempatan

1.1K 102 4
                                    

Sejak hari itu Krist dan Singto sangat jarang bertemu, Singto melakukan Syuting iklan di phattaya  sedangkan Krist sedang melakukan Syuting iklan Oishi, seharusnya Singto ada, hanya saja iklan yg ditekuni Singto saat ini lebih banyak diminta dan dipercepat masa Syut-nya

"Krist" Panggil seseorang yg bertubuh Tinggi yg kini tengah menyapanya

"Iya ada Phi Off?" Tanya Krist

"Ku dengar kau sama Singto sedang tidak baik?"

"Ao. Dari mana phi mendengarkan isu seperti itu?" Tanya Krist, setaunya ia belum pernah memberitahu hubungannya dengan Singto.

"Aku mendengarnya sendiri Krist" Ucap Off santai

Krist membelalakkan matanya sembari memainkan kukunya.
"Emm Phi Off, jangan beritahu pada siapa pun"

"Ha?? Kau ini bagaimana, katanya kau tidak ada apa-apa dengannya"

"Jaga mulut saja Phi" Ucap Krist sedikit gugup

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu"

"Um hati-hati Phi"

Setelah berpisah dengan Off, krist pun langsung berjalan menuju lift, karna biasanya ia menaiki tangga untuk keatas, tubuhnya yg sedang tidak fit dengan terpaksa menaiki lift, tak lama lift terbuka masuklah seseorang yg memakai jaket hitam plus memakai masker dan kacamata, Krist biasa saja karna hal ini wajar disini.

"Maaf, Khun mau ke lantai berapa?"

Seseorang tersebut mengisyaratkan memakai tangannya menggunakan lima jarinya, Krist pun menekan tombol lantai lima dengan tempat yg sama
Krist sedikit pusing akhir-akhir ini akibat pekerjaannya yg agak menumpuk, baru saja sekolah tingkat SMA sudah bekerja sekeras ini, Krist mulai menyenderkan tubuhnya di dinding lift sambil menutup matanya

Dan tiba-tiba saja liftnya berhenti membuat Krist membuka matanya, ternyata semuanya gelap tidak ada penerangan sama sekali, Krist mencoba mengatur nafasnya dengan baik, dan mencoba mengambil ponsel didalam saku jaket Jeans yg ia pakai, dirinya merasa pusing dan mual, penglihatannya mulai menggelap

Brakk

Ponsel Krist jatuh begitu pula dengan tubuhnya, seseorang yg memakai jaket tersebut langsung menyambutnya dan mencoba menyadarkan Krist

"Krist, sadarlah, buka terus matamu dan tarik nafasmu" Singto menepuk nepuk pipi Krist, ia pun mulai mengambil ponsel Krist yg tergeletak ternyata ada foto dirinya di ponsel Krist, saat ini ia tak peduli dengan foto yg ia pedulikan Krist tetap sadar.

"Kriiiiisssttt" Teriak Singto membuat Krist sedikit mendengar seseorang memanggil namanya, suara yg tidak asing di telinganya, suara yg pernah memanjakan dirinya.

"Ph...iii S..sssingg"

"Iya sayang, ini aku, tatap aku jangan menatap kearah lain, fokuslah menatapku" Krist pun mencoba menatap Singto seperti yg di anjurkan, namun kepalanya semakin pusing, dan tubuhnya semakin melemas
Dengan cepat Singto menggendong Krist bak bayi dan mengecup pipi Krist terus menerus.

"Maafkan aku Krist, maafkan aku, bertahanlah sebentar"

Krist hanya mendengar kata maaf dan itu cukup membuatnya hampir menangis di saat darurat seperti ini, Singto menggenggam jari jemari Krist yg dingin dan bersender di dinding lift menahan bobot tubuh Krist yg semakin lama semakin berat karna Krist melemah.

Ting

Lift terbuka dilantai empat, singto yg tak peduli langsung berlari menuju tangga karna ia tak ingin Krist kenapa-kenapa, ia menapaki kakinya di tangga sekuat tenaga sambil menggendong Krist.

Master Of Salsa Fierce [SingtoxKrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang