CHAPTER 7_ITALIAN BRUNCH WITH THE COUPLE (?)

756 141 7
                                    

Hermione lagi-lagi pulang dengan perasaan kesal. Ia membanting tubuhnya ke atas tempat tidur. Tak lupa melontarkan sumpah-serapah yang tentu saja tertuju kepada satu orang saja. Draco Malfoy. Draco -ferret menyebalkan- Malfoy! Ya, memang siapa lagi jika bukan 'kliennya' itu. Uh, untuk yang terakhir, Hermione benci untuk mengakui. Namun, ia juga sudah tidak bisa mengelak lagi. Draco Malfoy memang adalah klien. Seseorang yang sudah membayarnya.

"Mati saja kau!" pekiknya tertahan.

Ia bangkit tak lama kemudian. Menatap tajam pintu kamarnya. Seolah benda itu adalah Draco Malfoy yang beberapa jam lalu membuatnya kesal setengah mati. Jika tidak teringat bahwa Draco adalah sumber keuangannya yang paling aman sekarang, Hermione pasti sudah mengeluarkan kutukan kepadanya. Minimal mantra avis akan meluncur dari bibirnya, atau mungkin satu dari tiga kutukan terlarang.

Kepalanya kembali memutar ingatan beberapa jam lalu. Selepas ia memasuki lobi Malfoy Corp, mendengarkan celoteh Blaise Zabini, beramah tamah dengan Narcissa, dan duduk berhadapan dengan Draco Malfoy seraya menghadap cangkir teh. Kemudian dilanjutkan dengan dirinya yang menunjukkan kepada Draco outline untuk buku biografinya. Puncak kemarahannya muncul selepas pembicaraan tentang California, gadis-gadis sexy Pantai Hermosa, dan siapa-gadis-yang-sudah-membuat-Draco-Malfoy-tertarik.

"Kau."

Hermione terkesiap dengan jawaban Draco. Ia hampir saja meraih tongkatnya sebelum pemuda itu kembali melanjutkan. Bukan dengan kalimat panjang mengenai kenapa 'kau' yang keluar sebagai jawaban. Namun, tawa renyah yang sontak saja membuat perut Hermione melilit. Ia menyaksikan dengan dada bergemuruh bagaimana tawa Draco begitu terdengar renyah saat itu. Sangat jauh dari Draco Malfoy yang hanya bisa menyeringai, menghina orang, menyeringai lagi, dan menghina orang lain lagi. Dua hal itu adalah siklus abadi kegiatan Draco.

"Tentu saja bukan kau, Granger. Kau bahkan," Draco mengamati gadis di depannya ini dari atas ke bawah. "Ah, sudahlah."

Hermione masih mempertahankan tatapan tajamnya. Ia paham dengan tatapan Draco. Rambut yang diikat ke belakang, wajah tanpa polesan kecuali moisturizer ditambah pelembab bibir, sweater lilac, dan celana jeans. Cih! Berani sekali pemuda itu menyamakannya dengan gadis-gadis di pantai Los Angeles. Tentu dirinya berbeda. Hermione bahkan tidak pernah membayangkan akan bisa berbaur dengan 'gadis-gadis sexy California' itu.

"Shut up, Malfoy!"

Seketika tawa Draco berhenti. Ia berdeham beberapa kali. Dan, walaupun sudah terlampau biasa dengan wajah masam Hermione, entah mengapa Draco hanya terdiam. Dulu, tiap kali berpapasan dengan Golden Trio dan ia terlibat perdebatan dengan Hermione, kata-kata murahan dan kotor dari mulutnya akan mudah sekali keluar. Namun, lihatlah Draco sekarang. Ia terdiam di depan gadis yang dulu pernah memukulnya dengan tangan kosong di tahun ketiga.

"Malfoy, kapan rencana untuk perilisan buku ini dilakukan?"

"Masih cukup banyak waktu, mungkin sekitar delapan bulan lagi."

Hermione mengangguk. Ya, menulis memang membutuhkan banyak waktu. Terlebih lagi biografi adalah genre baru untuknya. Belum ditambah dengan kenyataan bahwa biografi Draco Malfoy akan diterbitkan dalam dua versi. Untuk komunitas sihir dan juga muggle. Juga, jangan lupakan bahwa ia bekerjasama dengan Draco Malfoy yang menyebalkan ini.

"Biar kutebak, bersama dengan pembukaan gedung barumu di dunia muggle?"

"Yes, Miss Know-it-all."

Meskipun lebih dari kesal mendengar nama panggilan itu kembali, Hermione mencoba untuk tetap menahan. Ia masih menahan diri untuk tidak mengeluarkan tongkat dan mengarahkannya kepada Draco. Atau menyiram pemuda di depannya ini dengan teh panas. Lagipula, Hermione akan selalu ingat bahwa Draco adalah satu-satunya sumber keuangannya sekarang.

Keduanya kembali disibukkan dengan berbagai macam diskusi. Terutama mengenai riset yang akan dilakukan Hermione sebelum mulai menulis. Tak jarang keduanya berdebat karena hal kecil. Misal, Hermione yang tidak ingin selalu mengekor Draco selepas ide tentang 'observasi langsung' diutarakan pemuda itu. Atau Draco yang menampilkan wajah masam begitu Hermione tetap bersikukuh akan menuliskan kisah romansanya di buku.

"Tok tok!"

Draco yang terlebih dahulu menoleh. "Kau bisa mengetuk dengan tangan, Blaise."

"Aku sudah mengetuk beberapa kali, tapi kalian mengabaikan," Blaise menyambut dua wajah yang tengah menampilkan ekspresi datar ke arahnya. "Ini sudah waktunya makan siang, Drake. Dan, Granger, kau mau makan siang apa?" sambungnya.

"Well, sepertinya wawancara hari ini disudahi saja. Kau pasti masih banyak peker-"

"Tidak!" Draco terbelalak dengan tingkahnya sendiri. Ia melirik ke dua orang di depannya ini bergantian. "Maksudku, akan lebih baik kalau risetmu diselesaikan secepatnya."

Tidak butuh banyak waktu bagi keduanya untuk berada di sebuah restoran Italia. Blaise menolak bergabung dengan alasan pekerjaan menumpuk. Tak jauh dari Metro Bank dan kantor Malfoy Corp di dunia muggle. Di atas meja yang masih diwarnai oleh percakapan penghuninya itu, sudah tersaji pasta, salad, dan juga espresso untuk masing-masing orang.

"Aku sebenarnya penasaran dengan ini-"

"Kau selalu penasaran," sambar Draco tanpa mengalihkan pandangan dari fettuccine di hadapannya.

Mengabaikan ucapan Draco, Hermione lantas melanjutkan. "Sejak kapan kau minum kopi?"

Perhatian Draco berhasil dialihkan selepas pertanyaan itu meluncur. Hermione adalah orang pertama yang bertanya, mengapa kafein berhasil menjadi kawan baik Draco Malfoy sekarang. Ia melirik ke arah cangkir espresso yang menguarkan aroma kopi kuat. Warnanya yang pekat sejenak berhasil menyihir Draco.

"Tidak ada alasan khusus, kafein membantuku menambah konsentrasi."

"Hanya itu?" Hermione mengangguk mengerti. Ia memilih untuk kembali dengan makan siangnya dan sedikit meredam pertanyaan-pertanyaan baru terkait kafein dan Draco Malfoy. "Bisa dimengerti, kau terkenal sebagai pebisnis paling sibuk di seluruh dunia sihir."

"Kafein memang bagus untuk mendukung konsentrasimu, Malfoy. Tapi, sistem saraf di tubuh kita melihat kafein seperti adenosin sehingga kafein akan menjadi reseptor adenosin di otak. Sel-sel tubuh tidak lagi dapat mendeteksi adenosin, karena kafein bertolak belakang dengan adenosin. Tidak ada lagi adenosin yang menjadikan tubuhmu rileks. Dan, kau butuh untuk istirahat. Tubuh manusia tidak diciptakan untuk selalu bekerja."

Draco ingin menimpali argumen Hermione, tetapi urung karena gadis itu kembali berceloteh panjang lebar. Tentu saja dengan topik yang belum berubah: bahaya kafein terhadap tubuh manusia. Tentang bagiamana zat tersebut mampu meningkatkan aktifitas detak jantung, hipertensi, serta diuretik sehingga menyebabkan dehidrasi. Hampir sepanjang makan siang mereka, Hermione lah yang mendominasi.

"Mr. Malfoy?"

Keduanya kompak menoleh. Draco mengangguk ramah. Tak lupa memunculkan senyum tipis. "Simon," sapanya. Sekilas ia melirik perempuan di samping pria itu.

"Tidak kusangka bertemu dengan Anda di sini." Simon, arsitek yang menangani gedung Malfoy Corp beralih memperhatikan Hermione. "Oh, selamat siang, Miss ...?"

"Granger," timpal Draco cepat.

Simon mengangguk mengerti. Ia mengajukan tangan yang langsung disambut oleh Hermione. "Apakah aku mengganggu kalian?"

"Sebenarnya aku dan kekasihku sudah selesai." Draco melirik sekilas ke arah Hermione yang terbelalak. Mereka lantas keluar dari restoran itu selepas buru-buru membayar bill. Meninggalkan Simon dan juga seorang perempuan yang tiba-tiba menampilkan wajah masam.

Sumpah serapah kembali terdengar di kamar flat Hermione. Ia menutup kepalanya menggunakan bantal yang mudah diraih. Setelah kepalanya selesai memutar adegan ketika Draco memperkenalkan dirinya sebagai kekasih, Hermione tidak bisa menyembunyikan rasa kesal. Terlebih ia tahu bahwa Simon adalah arsitek yang menangani pembangunan gedung Malfoy Corp di muggle London. Gedung yang besok akan ia datangai bersama Draco dalam rangka riset.

"Dasar ferret pirang menyebalkan!"

[To be Continued_Chapter 8: Memory from the Past]

[END] THE GHOSTWRITERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang