CHAPTER 10_MUGGLE AND MY GIRL

735 135 1
                                    

"Granger, apa kau mendengarkanku?"

Hermione terkesiap begitu merasakan Draco menepuk pundaknya. Ia memang tengah mengikuti pemuda itu. Mengikuti beberapa kegiatan Draco sebagai salah satu riset yang perlu dilakukan. Ya, walaupun bisa saja cukup hanya dengan melakukan wawancara saja. Namun, mengingat kesibukan Draco, hal itu tidak terlalu menolong.

"Kau melamun, Granger?" tanya Draco lagi. Ia menggeleng sebelum kembali beralih menyapukan pandangan ke seluruh penjuru London yang nampak. Memperhatikan gedung-gedung tinggi dari ketinggian 60 meter. Tidak sempat melihat perubahan air muka gadis di sampingnya ini.

"Kau tidak bilang anginnya akan sekencang ini, Malfoy!" gerutu Hermione. Berupaya keras menahan laju angin. Musim dingin yang belum sepenuhnya berakhir cukup membuat kewalahan. Terlebih ia sedang berada di tengah-tengah muggle. Terang saja tidak bisa menggunakan sihir seenaknya. Namun, berbeda sekali dengan pemuda di sampingnya ini. Draco Malfoy dengan mata birunya tengah menyapu pandangan ke segala penjuru.

Draco tiba-tiba menoleh. Mengambil benda pipih bernama ponsel dari tangan Hermione. Ia juga memilikinya. Benda itu sedang booming selepas diperkenalkan oleh Steve Jobs di konferensi Macworld setahun silam. Acara yang juga telah ia kunjungi sebagai rencana pertama dalam melebarkan sayap ke dunia muggle. Tentu saja Draco tidak ingin melewatkan bergabung dengan perusahaan berprospek tinggi di masa depan itu. Dan, ya, konferensi itu berhasil membuka jalan baru untuknya.

"Apa kau masih menggunakan ini? Bukankah sudah kutawarkan padamu produk terbaru?"

Hermione ingin mengambil ponselnya, tetapi Draco menahan. "Aku tidak butuh saran darimu!" sentaknya seraya meraih ponsel itu dengan paksa. Namun, ternyata gerakan tubuh Hermione terlalu cepat. Hingga ia tidak menyadari bahwa sepatu ber-hak lima senti itu tergelincir lantai beton licin akibat cuaca. Lebih parahnya lagi, ia ikut menabrak Draco Malfoy.

Gadis itu masih mendengar teriakan Draco, menyusul lepasnya iPhone yang diperkenalkan Steve Jobs untuk pertama kali, suara angin, dan sayup-sayup mendengar teriakan manusia. Ia baru saja ingin merapalkan mantra sebelum merasakan gerak lambat di sekitar tubuh mereka berdua. Ya, mereka berdua. Hermione dan Draco yang jatuh dari ketinggian 60 meter. Juga, Draco yang telah membawanya ke dalam pelukan.

"Tutuplah matamu, Granger. Mereka akan curiga jika kita baik-baik saja. Tenang saja, Blaise ada di bawah," terang Draco sebelum tubuh mereka mencium tanah.

Selanjutnya yang ada di ingatan Hermione adalah ia yang berpura-pura pingsan di samping tubuh Draco Malfoy. Teriakan manusia, suara Blaise Zabini yang memberikannya beberapa luka untuk mengelabui muggle, dan kamar rumah sakit. Aroma karbol yang pertama kali menyapa. Sebelum kemudian tirai putih, ranjang yang di sampingnya tertidur Draco Malfoy, serta kesadaran Hermione yang sudah benar-benar pulih.

"Kau membuat kita dalam bahaya, Granger."

"Kau sudah bangun?"

"Aku tidak terlelap sama sekali," Draco mengamati ke sekeliling ruangan besar itu sebelum memutar tubuhnya. Sempurna menghadapkan diri ke arah Hermione Granger. Gadis yang sudah membawanya ikut terjun dari ketinggian 60 meter selepas terpeleset. "Blaise memberikanmu patah tulang selangka, gegar otak ringan, dan juga beberapa baret luka."

Hermione mendesah. Pantas saja ia tidak bisa menggerakkan lengan kirinya sekarang ini. "Lalu, kau?"

"Patah tulang rusuk, patah tulang selangka, gegar otak, dan sedikit luka di betis karena kita terjatuh di atas tumpukan besi."

"Blimey! Apa kau baik-baik saja?"

"Tenanglah, Granger. Para healer itu mengira kita terluka parah," kekeh Draco. Ia masih mencoba menenangkan Hermione untuk beberapa saat kemudian. Sebelum seorang dokter dibantu perawat masuk ke ruangan dengan beberapa ranjang kosong ini.

[END] THE GHOSTWRITERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang