Mereka berdua berakhir di meja panjang yang sudah terlebih dahulu dipesan oleh Simon. Beberapa petinggi Malfoy Corp juga berada di sana. Bersulang untuk kesembuhan Draco Malfoy dan sang kekasih yang kini duduk di berdampingan. Draco yang nampak gagah dengan setelan hitam dan Hermione yang anggun dengan gaun berwarna lilac.
Hermione memperhatikan mereka yang hadir dalam rangka 'merayakan kesembuhan Mr. Malfoy' malam ini. Eksekutif Malfoy Corp, rekan bisnis, dan hanya dua orang yang dikenalnya. Siapa lagi jika bukan Draco dan Blaise. Diam-diam Hermione mengembuskan napas lega. Ini adalah dunia muggle, dan ia tidak perlu mencemaskan pertanyaan-pertanyaan konyol tentang kehidupan pribadinya.
"Aku sungguh menyukai pasangan seperti kalian, Mr. Malfoy adalah pebisnis hebat dan Anda, Miss Granger, putriku adalah penggemar buku Anda," ucap salah seorang rekan Draco. Pria yang akan membuat siapapun enggan menyetujui bahwa ia hampir berusia 70 tahun. Sosok yang kini disambut senyum oleh Hermione.
"Terima kasih, Mr. Walter, tapi," Hermione menatap Draco dengan sanksi. "Di mana putri Anda membeli bukuku?" sambungnya hati-hati. Tidak mungkin ia akan mengatakan 'tidak semua bukuku dijual di dunia muggle, kenapa putri Anda bisa memilikinya?' atau semacam itu.
Pria bernama Mr. Walter itu tersenyum. "Mr. Draco memberikannya sebagai hadiah karena sudah diterima di sekolah khusus."
Seketika ia paham, mengapa dari semua rekan yang berada di meja ini, Draco paling akrab dengan pria itu. Senyum di wajah Hermione muncul. Sejenak ia memperhatikan bagaimana Mr. Walter mengangkat gelas dan juga tersenyum penuh arti kepadanya. Lalu kembali mengikuti acara yang berlangsung dengan hangat tersebut.
"Putri Mr. Walter berada di Gryffindor, dan dia langsung jatuh cinta denganmu begitu membaca Sejarah Hogwarts terbitan tahun 1999. Dia penggemar fanatikmu," ucap Draco begitu mereka kembali.
Selepas menghadiri makan malam tersebut, termasuk menghabiskan beberapa saat untuk Mr. Walter mengatakan tentang putrinya, Draco dan Hermione memisahkan diri. Sementara Blaise langsung kembali, keduanya memilih datang ke sebuah pub. Untuk mengenang masa-masa kita menjadi ketua murid, begitulah yang diucapkan Draco.
Mereka kini menyibukan diri dengan gelas champagne. Minuman yang langsung menjadi pilihan pertama Draco dan Hermione selepas tiba. Menghabiskan segelas atau dua gelas alkohol seraya membicarakan apapun. Hermione beberapa kali menyelipkan pertanyaan yang mungkin dibutuhkan oleh pekerjaan mereka, sementara Draco akan dengan ringan menjawab.
"Jadi, kau mencuri buku yang dibeli Narcissa untuk putri Mr. Walter?" Hermione hampir tersedak minumannya selepas bertanya.
Draco mengangguk. "Mother berhenti menggangguku selama seminggu karena itu."
"Kau tahu, pertama kali Narcissa datang ke tokoku. Aku merasa-"
"Aneh?"
"Ya, sangat aneh. Look, kuharap kau tidak tersinggung, tapi melihat seorang Malfoy memasuki toko muggle-born sangatlah aneh."
Pemuda itu berhenti memainkan gelas champagne-nya. Beralih kepada Hermione, seseorang yang beberapa jam lalu ia ajak ke tempat ini. Well, haruskah Draco berterima kasih kepada dirinya sendiri karena sudah tidak terlalu menjadi pengecut sekarang? Tentu saja 'pengecut' masih akan tetap ia sematkan di antara namanya, tetapi untuk yang beberapa jam lalu, biarlah Draco agak memuji diri sendiri. Hal yang sudah semenjak lama tidak ia lakukan.
"Kau tahu, Granger, semua orang bisa berubah."
"Tidak untuk keluargamu, Malfoy. Maksudku," Hermione menatap Draco seperti meminta izin. Ia kembali melanjutkan ketika pemuda itu meresponnya dengan senyum tipis. "Kau tahu, jujur saja, setelah perang dan kembali bertemu denganmu di tahun terakhir, aku memang sedikit mengubah persepsiku tentangmu."
"Hanya sedikit?"
"Tentu saja, kau masih sering mengacungkan tongkatmu kepadaku,"
"Itu karena kau yang terlebih dahulu mengancamku," sambar Draco.
Hermione mendecap. "Kau juga terkadang mencuri pr-ku."
"Kau juga mencuri Sleeky-ku untuk pergi ke Yule Ball, kau ingat?"
"Aku tidak mencurinya, kau sedang mandi dan aku hanya menggunakannya sedikit."
"Hanya sedikit katamu?" Draco menggeleng-gelengkan kepada. Dan, untuk beberapa saat kemudian, di meja mereka yang terdengar hanyalah perdebatan konyol tentang Hermione yang mencuri Sleekeazy's Hair Potion milik Draco.
Hermione kembali menyesap gelas ketiganya malam itu. Ia merasa kedua pipinya sudah memerah, tetapi masih enggan untuk bangkit. Terlebih karena rekan di sampingnya juga justru baru saja memesan botol baru. Tentu saja ia tidak ingin terlewat. Walaupun Hermione tidak yakin, anggur ini yang menjadi alasannya untuk tetap duduk.
Pernyataan Draco beberapa jam lalu masih dengan jelas ia ingat. Tentang dirinya yang menjadi 'gadis pertama' yang diajak Draco selepas 10 tahun ini. Tentang Draco yang berbicara mengenai hidupnya begitu perang berakhir dan selepas hari kelulusan mereka di Hogwarts. Hermione seperti menemukan sosok baru dalam diri pemuda di sampingnya. Ia seperti bertemu kembali dengan Draco Malfoy yang mengulang tahun terakhir, tentu saja tambahan 'canggung' itu masih ada. Hei, memangnya siapa yang tidak akan canggung mengobrol dengan orang yang terakhir kau temui 10 tahun lalu?
"Bagaimana denganmu, Granger?"
"Tentang apa?"
"Ayolah, aku sudah menceritakan semuanya, sekarang giliranmu?"
Hermione terkekeh. Ia menghabiskan gelas kelimanya sebelum menjawab. "Kau pasti sudah tahu, Malfoy. Bukankah akhir-akhir ini beritaku muncul di Prophet?"
"Kalau itu tentang berita putusnya hubunganmu dengan Weasle, aku tidak peduli," gumam Draco cukup keras. Setidaknya cukup keras untuk bisa didengar oleh Hermione dan membuat gadis itu kehilangan selera kembali menuang anggur. "Dengar, Granger, aku tidak peduli dengan kisah cinta orang lain. Sama sekali tidak masuk ke dalam resume yang akan kulihat jika kau mendaftar menjadi sekretaris baruku atau kalau kau berniat menggantikan Blaise. Bagaimana kabarmu? Apa yang kau kerjakan? Kenapa kau memilih menjadi penulis daripada melanjutkan pekerjaanmu di kementrian? Kau kandidat terbesar untuk menggantikan Kingsley yang sekarang jadi milik Potty."
Hermione benar-benar meletakkan botol yang bahkan belum ia tuang isinya. Ada perasaan aneh yang menjalar begitu Draco selesai berbicara. Seperti ketika kau mendengar melihat atau mendengar sesuatu yang berhasil membuat jantungmu berdebar kencang. Beralih dengan rasa melilit yang muncul tiba-tiba. Berkat kedua hal itu, air mata Hermione akhirnya muncul.
"Granger, ada apa denganmu?" tanya Draco panik. Ia menggeser kursinya sampai tidak menyadari lututnya menyentuh lulut gadis itu.
Draco berusaha menenangkan Hermione yang masih terisak. Terdengar jelas bagaimana tangis Hermione semakin menjadi. Namun, bukan itu yang menjadi fokus Draco saat ini. Melainkan gerakan tiba-tiba Hermione yang memeluknya erat. Menumpahkan air mata sampai pundaknya terasa dingin. Ia juga merasakan lengan Hermione yang semakin erat memeluk. Namun, Draco juga tidak dapat melakukan apapun selain hanya terpaku.
[To be Continued_Chapter 13: Breakfast With Mr. Philanthropist]
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] THE GHOSTWRITER
FanfictionBerkat kontrak yang langsung ia setujui, Hermione Granger akhirnya menjadi seorang ghostwriter untuk Draco Malfoy. Mereka yang terkenal sebagai musuh bebuyutan semasa masih di Hogwarts terpaksa harus menjalin kerjasama. Lambat laun, Hermione yang m...