04

2.1K 231 12
                                    

Jisung merasa tertipu. Ia merasa termakan oleh kata-kata sahabatnya, Renjun. Sedangkan Renjun sendiri? Tidak terlihat batang hidungnya.

Kini Jisung terpaksa duduk menyendiri, di tengah-tengah para mabar lainnya. Lalu bagaimana dengan Jaemin yang ia sukai?

Jaemin duduk di meja yang cukup jauh darinya, di antara para senior wanita yang sedang mengerumuninya.



Jisung menghela nafas panjang, ingin rasanya ia pergi dari tempat itu. Ia tidak pintar bersosialisasi, apalagi di tengah-tengah orang asing seperti ini.

Ia melihat sekeliling ruangan, dan menyadari keberadaan Jeno yang tiba-tiba menarik perhatian Jisung.

Jeno sedang sibuk menuangkan soju untuk para senior tingkat akhir yang dituakan. Ya, budaya minum alkohol di Korea itu memang aneh.



Yang lebih muda harus menuangkan soju kepada senior mereka, dan jika seniornya menuangkan soju kepada mereka, maka harus diterima dan diminum habis sebagai bentuk hormat kepada mereka.

Malam itu, Jisung sendiri sudah beberapa kali menerima soju dari seniornya. Jisung sendiri memang tidak begitu kuat minum alkohol, sehingga kini ia merasa mual dan tidak sanggup lagi meneguk sojunya.

Namun apes, salah satu senior mendatangi mejanya dan memaksa Jisung untuk menerima soju yang akan ia tuangkan.



"Maaf hyung, aku—uph" Jisung menutup mulutnya dengan punggung tangannya, perutnya terasa mual tidak karuan.

"Eheyy, Jisung-ah. Masa kamu menolak soju yang kutuangkan untukmu?" Paksa sang senior itu.

"Sungguh hyung, kalau aku masih bisa minum aku pasti akan—" Ucapan Jisung berhenti tepat waktu sebelum isi perutnya mengancam untuk keluar.



"Apa?? Jadi kamu menerima soju dari senior yang lain, sedangkan soju dariku kamu tolak?"

Ini tidak baik. Kelihatannya senior itu marah dan merasa tersinggung karena Jisung menolak soju darinya.

Senior itu berbicara dengan cukup lantang, membuat keributan yang cukup mengundang perhatian; termasuk perhatian Jaemin yang sedari tadi dikelilingi oleh para mahasiswi.




Jisung memejamkan matanya rapat-rapat saat senior itu hendak menyiramkan soju ke arahnya.

Jisung sudah mempersiapkan mentalnya untuk tersiram soju, namun saat rasa basah itu tidak kunjung datang kepadanya, Jisung membuka matanya secara perlahan.

Ia melihat sosok Jeno sedang menenggak habis soju yang diberikan oleh senior itu kepada Jisung.



"Yah Xiaojun, tidak perlu membuat keributan seperti ini, bukan?" Tegur Haechan dari balik punggung Jeno.

Jeno meletakkan kembali gelasnya di meja dengan hentakan yang cukup keras, membuat Xiaojun tersentak kaget.

"Haechan-ah, tolong awasi acara ini sampai selesai, oke? Terutama dari senior macam Xiaojun." Ucap Jeno perlahan namun tegas.



"Sip, tenang saja Jeno-ya. Serahkan semuanya pada Lee Haechan ini" tutur Haechan menyombongkan dirinya.

"Lah memangnya kamu mau ke mana, Jen?" Sahut sahabat Jeno yang lain, Mark, menghiraukan Haechan seperti angin lalu.

Jeno tidak menjawab pertanyaan Mark, matanya hanya tertuju pada Jisung yang berbalik menatapnya dengan mata yang sayu, kelihatannya cukup mabuk.



Kemudian tanpa aba-aba, Jeno menarik tangan Jisung dan membawanya pergi keluar dari restoran itu dalam diam.

Jeno menghiraukan sorakan menggoda yang diberikan oleh Mark, dan Jisung melewatkan pandangan cemas Jaemin yang tertuju kepadanya.

Reply Me, Park Jisung! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang