Bonus - Birthday Pt.2

2.7K 149 5
                                    

Jisung merebahkan tubuhnya seraya memejamkan matanya, sedangkan Jeno mengukungnya dan mengecup keningnya.

Dimulai dari kecupan manis pada kening, kelopak mata, kedua pipi Jisung, dagu, rahang, leher—Jeno meninggalkan jejak ciuman kecil pada seluruh wajah Jisung, kecuali pada bibirnya.

Jisung merengek, kedua tangannya merayap naik dari dada bidang Jeno lalu ke leher, hingga bertengger di tulang rahang Jeno yang tajam.


"Hyu—" Jeno menyeringai sembari menaruh telunjuknya pada bibir Jisung.

"Ssh, lupa ya? Panggil aku apa?" Tanya Jeno dengan suaranya yang berat.

"J-jeno.." panggil Jisung dengan suara kecilnya yang bergetar malu, sangat kecil hingga Jeno gemas mendengarnya.


"Tidak kedengaran, Jisung-ah" goda Jeno.

"...Jeno-ya" Jeno tersenyum jahil sembari mengamati wajah Jisung yang kian memerah menahan rasa malu.

Jeno membenamkan wajahnya, memperkecil jarak di antara mereka. Kemudian ia pun mengecup lembut bibir ranum yang lebih muda dengan perlahan.



Saat Jisung mulai terlena dengan permainan Jeno, yang lebih tua berhenti melumat bibir Jisung dan menjauhkan wajahnya.

Sementara Jisung seperti ketagihan akan manisnya bibir tipis Jeno, mulutnya mengejar-ngejar bibir Jeno hingga yang lebih tua tersenyum gemas melihat Jisung yang putus asa.

"Jeen" rengek Jisung, kedua tangannya meraih sisi wajah Jeno dan membawa wajah Jeno mendekat sembari terus mencumbu bibirnya.



Sepasang lidah saling beradu, desahan manis yang dikeluarkan Jisung kian berubah menjadi desahan seksi yang membuat bulu kuduk Jeno meremang.

Jantungnya pun berdebar dengan semakin cepat, Jeno menyelipkan jemarinya di bawah sweater hitam yang Jisung kenakan.

Tangannya mencari-cari kedua manik yang berada di area dada Jisung, dan menggoda keduanya dengan jemari lentiknya.



Jisung sendiri, dengan tangan yang gemetar membuka kancing kemeja Jeno satu persatu. Jeno tersenyum dan menghentikan ciuman mereka.

Lalu ia mengangkat kedua tangan Jisung untuk mempermudah melepaskan sweater hitam yang dikenakan Jisung.

"Ga dingin, kan?" Tanya Jeno, sekadar basa-basi.

"Dingin, lah!" Di tengah musim dingin seperti ini, heater saja memang tidak cukup untuk menghangatkan diri—terlebih sweater Jisung sudah melayang entah ke mana.



"Sebentar lagi juga hangat" balas Jeno seraya terkekeh usil, yang langsung dipukul manja oleh Jisung.

"Kamu dan otak mesummu!"

Jeno tertawa, kedua matanya menyipit membentuk bulan sambit kembar yang indah. Jeno kembali menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Jisung.

Dengan gigitan pelan dan hisapan yang cukup intens, Jeno meninggalkan jejak cintanya pada kulit putih Jisung, membuat yang lebih muda mendesah dengan manisnya.

*****

"Jen—mmh, sudah cukupp"

"Haah, haa—Jisung-ah... katamu—sudah menunggu tiga bulan, untuk ini?"

Airmata bercucuran turun pada pipi Jisung, dan seharusnya Jeno berhenti menggoda kekasihnya—setidaknya itulah yang Jeno pikirkan.



Namun entah mengapa, keinginannya untuk menggoda Jisung malam itu tidak bisa ia hentikan; Jeno jadi ingin menggoda Jisung bahkan lebih daripada biasanya.

Reply Me, Park Jisung! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang