"Maafkan aku, Chenle-ya" Jisung menolak perasaan Chenle dengan tegas. Karena bagaimanapun juga, Jisung tidak bisa memandang Chenle lebih dari sekadar sahabatnya.
Chenle menyunggingkan senyum tipis seraya mendengus kecil. "Aku tahu" ucapnya pelan, seakan tahu bahwa Jisung akan menolak perasaannya.
"Tapi kita tetap berteman, kan?" Tanya Jisung dengan sedikit panik—sebab sahabatnya sudah terbilang sedikit, sebutlah Chenle dan Renjun.
Jika Chenle tidak lagi mau bersahabat dengannya, maka habis sudah pertemanan Jisung. Untungnya Chenle mengangguk dan mengiyakan kata-kata Jisung; tenang saja, pikiran Chenle tidak sesempit itu.
Ia sudah mempersiapkan mentalnya untuk ditolak mentah-mentah oleh Jisung, dan dengan lapang dada menerima kenyataan bahwa Jisung hanya melihatnya sebagai sahabat dekat—itu saja sudah cukup bagi seorang Chenle.
Jisung memaksa senyumnya, ia sungguh merasa bersalah karena ini merupakan pertama kalinya ia menolak perasaaan seseorang kepadanya.
Meski sebelumnya, hanya ada Jaemin yang menyatakan perasaan kepada dirinya. Dan kini Chenle.
Keduanya saling bertatapan dalam diam, sebelum Jisung menundukkan kepalanya karena teringat akan suatu barang yang ia ambil dari kamar ini dan belum ia kembalikan kepada sang pemilik hingga sekarang.
"Sebentar, berarti tulisan itu darimu, ya?" Tanya Jisung.
"Tulisan?" Chenle balas bertanya dengan bingung. Jisung buru-buru mengambil tasnya dan merogohnya, mencari-cari secarik kertas dengan kata-kata puitis yang ditujukan kepadanya.
Sejak ia bertekad untuk mengakhiri hubungannya dengan Jaemin, Jisung selalu mendapatkan kekuatannya saat membaca tulisan itu.
Sehingga Jisung selalu menyimpannya di saku terdalam pada tas ranselnya, sesekali mengeluarkannya untuk membacanya.
Terbukti beberapa kali kata-kata itu berhasil menghangatkan hatinya dan membulatkan tekadnya untuk mengakhiri hubungannya dengan Jaemin.
"Nah, ini dia!" Seru Jisung saat menemukan kertas yang masih terlipat rapi—sungguh di luar kebiasaan Jisung yang biasanya meremas kertas bon dan memasukannya ke dalam tas dengan sembrono.
Jisung membuka lipatan kertasnya dan menunjukan isinya kepada Chenle.
Chenle memicingkan matanya untuk membaca tulisan itu—bukan karena tulisannya jelek seperti tulisan Jisung, namun terlebih karena ia merasa bentuk huruf-huruf yang menyusun kalimat surat itu terlihat familiar baginya.
"Ini kamu kan yang menuliskannya untukku?" Tanya Jisung, matanya berbinar karena telah menemukan sang penulis kata-kata yang berhasil membuat hatinya berdebar tidak karuan saat membacanya.
Chenle mengambil kertas tersebut dari tangan Jisung, dan membacanya dalam hati—berusaha mengingat-ingat di mana ia pernah melihat tulisan tangan ini.
Sepertinya sudah cukup lama sejak ia melihat tulisan itu? Terakhir kali ia melihat tulisan tangan yang rapi itu saat ujian akhir SMA, saat dirinya sedang menyalin catatan—
"Jeno hyung!"
"Jeno hyung?? Di mana?" Tanya Jisung sembari celingak celinguk ke sana kemari dengan gugup—mau bagaimana lagi, sudah tiga bulan ia tidak bertemu dengan Jeno!
"Bukan, tulisan ini! Ini tulisannya Jeno hyung, Ji!" Jisung terdiam, mata kecilnya terbelalak saking kagetnya.
*****
Dengan tatapan kosong Jisung memasuki lift yang akan membawanya menuju apartmentnya.
Pikirannya masih kacau—ternyata selama ini yang membuat hatinya tidak karuan, tidak lain dan tidak bukan adalah Jeno. Selalu Jeno. Dari dulu sampai sekarang masih saja Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reply Me, Park Jisung! (END)
Hayran KurguPerjalanan seorang Park Jisung menemukan pasangan hidupnya. Pairing: Chenji x Jaemsung x Jensung Siapakah akhirnya yang mendapatkan hati Jisung? Terinspirasi dari seri Reply 🥰 Start: 2021.02.14 End: 2021.09.25