Assalamu'alaikum sahabat pembaca 🙂🙂🙂
Alhamdulillah aku bawa part baru nih.
Maaf baru sempet dan muncul ide hehe.Yuk vote dulu biar nggak lupa. 🙂
Happy reading 🙂
🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀
Cinta itu tak memiliki makna.
Namun, hanya sebuah rasa rindu, ingin dan takut.
Rindu jika tak bertemu.
Ingin selalu bersama.
Takut untuk ditinggalkan.🎗🎗🎗🎗🎗🎗🎗🎗
Dalam diam, ketika menatap Aisyah yang sedang mengobrol lewat telepon itu dari kaca spion. Raihan tiba-tiba teringat kata-kata Alvin tadi pagi saat berangkat kerja."Eh, Bro. Aisyah kalau sama gue pantes 'kan ya? Kalo sama lo, sih ... kayaknya kemudaan, deh. Jadi dia jatah gue, dong"
Raihan tampak menghela napas. Menormalkan detak jantung yang sejak tadi berdegup abnormal. Mungkin bener kata Alvin. Aisyah pasti saat ini masih berusia belasan tahun. Sedangkan aku, menjelang kepala tiga. Aku harus bisa menetralkan rasa ini, meski aku sendiri pun tak yakin jika ini adalah cinta, batinnya sembari mengembuskan napas tampak berat.
Raihan sendiri pun sebenarnya bingung dengan apa yang dirasakan hatinya saat ini. Semenjak seringnya bertemu di rumah sakit dan sikap Aisyah yang lambat laun berubah sedikit demi sedikit mengurangi sikap juteknya. Hati Raihan sering berdebar dan hampir setiap kali bertemu Aisyah debaran itu muncul. Bayangnya sering muncul di pelupuk mata, sehingga tak terasa bibirnya mengukir senyum saat mengingat tingkah apa adanya gadis itu.
Bagi Raihan, Aisyah gadis manja dan apa adanya--tidak sok jaga image, terutama jika di hadapan laki-laki. Karena itu dia terkadang bingung dengan apa yang dirasakan hati, apakah itu sayang ataukah cinta?
---***----
Rumah Makan Kuningan, di sinilah Raihan dan Aisyah berada sesuai perintah Ilyas.
"Kamu pesen apa?" tanya Raihan langsung menyodorkan buku menu ke arah Aisyah yang duduk di seberangnya.
Setelah sekian detik membolak balik buku menu itu Aisyah mendongak. Ide licik muncul di pikirannya.
"Mi Udang ekstra pedas sama jus apel," kata Aisyah sembari melirik ke arah Raihan.Raihan hanya menggeleng-gelengkan kepala mendengar menu yang Aisyah sebutkan.
"Lo, bukan cowok pengecut yang takut sama pedas, kan?" tanya Aisyah tersenyum meremehkan."Ha! takut? Ya enggak lah," jawab Raihan tanpa ragu, tampak ia menyandarkan punggungnya agar lebih rileks.
"Bagus, kalau gitu, gue tantangin lo makan menu sama dengan yang gue pilih barusan. Berani?"
"Oke, siapa takut," ucap Raihan lalu menulis pesanan itu dengan cepat. Kemudian menyerahkan ke waiter yang setia menunggu.
"Kalau lo menang. Besok gue traktir lo makan sepuasnya sesuai tempat yang lo mau. Tapi, kalau gue yang menang, lo yang teraktir gue. Gimana?"
Raihan menggeleng. "Itu namanya taruhan, sama aja dengan judi. Dosa," jawab Raihan tegas, lalu sibuk dengan ponsel di tangannya.
"Orang cuman buat seru-seruan, doang. Serius amat. Dasar," gerutu Aisyah tampak bersungut-sungut.
"Emang dosa bisa ditawar dengan hanya dalih seru-seruan?"
Aisyah pun bungkam, lalu merogoh tas--berniat ikut menyibukkan diri dengan ponsel pintarnya. Namun, Aisyah tak menemukan hal yang menarik dari sosmed yang ia buka. Satu chat-pun tak ada di whatsapp.
Aisyah mendengus kesal, lalu meletakkan ponsel di tempat semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kupilih, Kamu
FantasyNgeselin, tapi lama-lama ngangenin. Apakah pada akhirnya akan muncul benih-benih cinta? Yuk Mampir. Jangan lupa voment ya 😊