Assalamu'alaikum sahabat pembaca 🙂🙂🙂
Alhamdulillah setelah beberapa pekan.
Akhirnya aku bawa part baru nih.
Maafkan atas kemacetan ide yang terjadi ya.
Semoga masih ada yg setia menunggu 😁😁Yuk vote dulu biar nggak lupa. 🙂
Happy reading 🙂
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
Saat kegamangan melanda.
Jangan ragu untuk melakukan salat Istikharah.
Karena hanya Allahlah penentu kemantapan hati setiap hamba-Nya.💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
Terik mentari tak terasa lagi menyengat kulit. Cahayanya pun tak menyilaukan kala indera penglihatan ini memandang. Keberadaannya di sebelah barat dengan cahayanya yang teduh, seakan hendak berpamit untuk segera kembali ke peraduannya.
Tepat pukul lima sore, mobil Raihan memasuki pekarangan rumah. Senyum semringah sejak tadi tak luntur dari bibir merahnya.
"Assalamu'alaikum, Ummi," ucap Raihan dengan tas yang dijinjing menghampiri wanita paruh baya yang kini tengah duduk bersama kitab suci digenggamannya.
"Wa'alaikumsalam warohmatullah. Tumben jam segini baru pulang?" tanya Zainab bangkit dan menerima uluran tangan putra bungsunya itu.
"Iya, Mi. Tadi ada tugas tambahan dari Pak Bos."
"Sudah salat Asar, kan?" tanya sang Ummi memastikan agar putranya itu tak melalaikan kewajiban, meski kesibukan dunia menyita waktu.
"Alhamdulillah sudah, Mi. Raihan ke kamar dulu, ya."
Setelah mendapat anggukan dari wanita yang menatapnya dengan senyum ketenangan. Raihan pun segera mengambil langkah menuju kamar.
---***---
"Oh iya, Mi. Tadi Raihan ketemu Aisyah. Katanya besok sepulang sekolah insyaAllah mau mampir ke sini," ujar Raihan yang baru menyelesaikan makan malamnya bersama sang Ummi.
"Iya? Alhamdulillah," kata Zainab antusias--raut wajahnya benar-benar tampak guratan bahagia.
"Entah kenapa ya. Lama nggak ketemu Aisyah, bawaannya kangen. Apalagi semenjak Ummi tahu masa lalunya. Ummi jadi semakin sayang, berasa ke anak Ummi sendiri."
Dada Raihan sontak seperti terhantam, diikuti debaran hati yang mulai tak beraturan. Apakah ini sebuah kode? batin Raihan.
Melihat Raihan yang malah melamun, Zainab sontak bertanya,"Kamu kenapa, Nak. Kok malah melamun."
"Eh, nggak apa-apa kok, Mi," ucap Raihan lalu nyengir dan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
"Gimana?"
"Gimana apanya, Mi?" tanya Raihan, tampak bingung dengan pertanyaan sang ummi.
"Udah nemu calon, belum?"
Raihan tampak terkejut, pasalnya setelah membahas Aisyah, kenapa sang ummi tiba-tiba beralih membahas calon.
"Melihat gelagat kamu, kok kayaknya Ummi merasa diam-diam kamu punya target ya. Bener itu, Rai?" tanya Ummi akhirnya ingin memastikan kecurigaannya atas gelagat tak biasa yang muncul dari putranya itu.
Raihan tampak menghela napas, ia merasa tak punya pilihan lain. Ia juga merasa butuh mengkonsultasikan kegelisahan hatinya akhir-akhir ini kepada sang ummi.
![](https://img.wattpad.com/cover/188407753-288-k531522.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kupilih, Kamu
FantasíaNgeselin, tapi lama-lama ngangenin. Apakah pada akhirnya akan muncul benih-benih cinta? Yuk Mampir. Jangan lupa voment ya 😊