Assalamu'alaikum sahabat pembaca ☺
Alhamdulillah up nihKomenin yang buaaaanyak ya.
Biar aku makin semangat Up nya. 😁Buat pembaca baru, jangan lupa Follow ya 😉
Tekan bintang di pojokan bawah dulu yok sebelum baca. Biar gk kelupaan.🌟
Happy Reading
Baca sambil puter mulmed atas ya ☝🎗🎗🎗🎗🎗❣🎗🎗🎗🎗🎗
Ummi ...
Rida Allah tergantung pada ridamu.
Maka ridailah setiap langkahku dalam meniti jalan kehidupan ini(Muhammad Raihan Afif)
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Sang surya menyambut pagi ini dengan sinarnya yang mulai menghangati seluruh penjuru bumi.
Cairan bening yang membasahi tanah dan dedaunan, kini mulai mengering karena ulahnya.Raihan menyibak korden jendela. Cahaya menyilaukan langsung menyapa netranya yang sontak menyipit.
"Subhaanalloh Walhamdulillah walaa ilaa ha illallah wallahu akbar," ucap Raihan sambil mengukir senyum.
Rutinitas menyapa alam pagi tak pernah Raihan lewatkan.
Setelah salat Subuh sampai waktu Duha ia tak beranjak. Zikir dan tadarus sejak sebelum terbit fajar menjadi lahapan rohaninya sebelum menyapa perkara duniawi.Raihan tipikel orang sibuk dan sering lembur kerja. Jadi dia selalu berusaha menjaga amalan paginya ini secara istikamah. Karena di waktu lain, dia tak bisa menjamin kesibukan dan keletihan dirinya.
"Shobahul Khoir, Ummi," ucap Raihan langsung menuju dapur setelah menyapa mentari pagi selama lima menit tadi.
"Shobahunnur, Rai." Ummi Zainab langsung tersenyum bahagia menyapa anak laki-lakinya.
Semenjak Nisa menikah, Ummi Zainab ikut serta tinggal bersama Raihan di kota--tempat ia bekerja.
Raihan hanya ingin menebus waktu perpisahan sementara bersama Umminya tempo lalu dengan cara begini, menemani Ummi dan hari-harinya ingin selalu bertemu dengan wanita terkasihnya. Ia hanya ingin membahagiakan wanita di depannya yang tambah menua, tetapi tetap cantik di matanya.
"Masak apa, Mi. Pagi ini Raihan bantu apa, nih?"
Raihan tinggal di Kairo selama kurang lebih tujuh tahun. Jadi jangan heran jika laki-laki ini terbiasa membantu sang ummi setiap harinya memasak, karena ia pernah hidup mandiri di sana dan pastinya bisa masak sendiri.
"Kamu kupas bawang ini aja, ya. Ummi masak sayur sop kesukaan kamu."
"Wah ... persatuan kentang dan telurnya nggak lupa kan, Mi?"
Ummi Zainab langsung menoleh dan tampak mengerutkan keningnya.
"Hehe PERKEDEL maksudnya, Ummi sayang."
"Oalaaah kamu ini ada-ada aja," ujar Ummi lalu terkekeh.
Senyum kebahagiaanmu ibarat setetes embun penyejuk hatiku, Ummi, ujar Raihan dalam hati sembari menatap lekat sang ummi dengan bibir yang mengukir senyum.
30 menit berlalu.
Raihan telah usai sarapan bersama Ummi Zainab.
Setelah membereskan semua piring dan gelas cucian, ia segera bersiap untuk berangkat kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kupilih, Kamu
FantasiNgeselin, tapi lama-lama ngangenin. Apakah pada akhirnya akan muncul benih-benih cinta? Yuk Mampir. Jangan lupa voment ya 😊