Assalamu'alaikum sahabat pembaca ☺
Alhamdulillah aku bawa part baru nih.
Maaf ya agak ngaret 😁Jangan lupa vote dulu yak.
Tekan bintang di pojok kiri bawahHappy reading
🎗🎗🎗🎗🎗🎗🎗🎀🎗🎗🎗🎗🎗🎗🎗
Salat wajib yang berjumlah tiga rakaat, baru saja usai dilaksanakan secara berjemaah di Mushola Al-Hikmah. Disusul kemudian zikir dan doa dipanjatkan oleh sang imam, pemimpin jemaah yang merupakan tokoh agama di kota ini.
Baru saja Raihan akan bangkit.
"Nak Raihan."
Tiba-tiba suara panggilan terdengar rungunya."Iya, Pak ustaz?"
Raihan kembali duduk bersila, tampak laki-laki yang kisaran usianya lima puluh tahunan itu menghampirinya."Boleh ngobrol sebentar?" tanyanya lalu ikut duduk bersila di hadapan Raihan.
"Iya, Pak. Silakan," ucap Raihan mempersilakan dengan ramah, seraya senyum yang tak luntur terukir di bibirnya.
"Maaf sebelumnya ya, Nak. Ini pertanyaan bersifat pribadi." Tampak laki-laki yang bernama Husain itu menghela napas sejenak, sebelum melanjutkan ucapannya.
"Apakah Nak Raihan sudah mempunyai calon pendamping?"Raihan sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu, tetapi detik kemudian bibirnya kembali mengulas senyum seraya menggelengkan kepalanya.
Tampak Ustaz Husain menghela napas lega.
"Kira-kira, semisal Nak Raihan saya jodohkan dengan putri saya, mau?"Kedua netra Raihan sontak terbuka lebih lebar, ia kembali terkejut dengan pertanyaan Pak Husain yang sama sekali tak pernah disangka sebelumnya.
Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba seseorang menawarkan diri untuk menjadi mertuanya.Mimpi apa ya aku semalam? pikirnya.
"Maaf, Pak. Bukannya anak Bapak sudah punya pendamping ya?" tanya Raihan, karena dia pernah beberapa kali melihat Amel--putri Pak Husain--sering berboncengan dengan laki-laki.
"Nah, itu masalahnya, Nak. Saya enggak mau putri saya itu berpacaran terus, sedangkan laki-laki itu selalu bilang tidak siap jika mau dinikahkan dengan putri saya.
Saya suruh putus, Amel selalu marah dan menangis. Jadi saya pikir, dengan menjodohkan Amel dan segera menikahkannya dengan laki-laki yang baik, ia bisa berhenti berpacaran dan memutuskan pacarnya itu.""Astaghfirullahal'adhzim. Mohon maaf sebelumnya ya, Pak Ustaz. Bukannya apa-apa. Saya enggak bisa menerima permintaan Bapak tadi, karena menurut saya nanti Amel malah tertekan. Saya hanya takut berakibat buruk nanti ke depannya.
Saya yakin pasti ada jalan lain yang menurut saya mungkin lebih baik dari pada menjodohkan Amel seperti ini.
Intinya, dalam kemaksiatan, sudah seharusnya kita tak memberi kelonggaran sedikit pun.
Apalagi jika itu terjadi pada keluarga kita. Sesuai Firman Allah dalam Al Quran surat Al Maidah yang artinya.
Hai orang-orang yang beriman! Peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, mereka tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang telah diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Begitu kan, Pak?"Husain langsung menganggukkan kepala. Rasa bangga dalam hatinya semakin mencuat mendengar ucapan panjang Raihan. Karena ia juga tahu sebenarnya ayat tersebut, hanya saja ia tak hapal sedetail apa yang Raihan bacakan.
Husain menundukkan kepalanya setelah menatap Raihan dengan tatapan sendu. Ia merasa sedih saja, karena sebenarnya dalam hati, ia begitu mengharapkan Raihan bisa menjadi menantunya.
Menurutnya, Raihan adalah pemuda salih, pandai, tampan dan mapan lagi. Siapa coba yang tidak mau menjadikan ia sebagi imam bagi putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kupilih, Kamu
FantasíaNgeselin, tapi lama-lama ngangenin. Apakah pada akhirnya akan muncul benih-benih cinta? Yuk Mampir. Jangan lupa voment ya 😊