بسم الله الرحمن الرحيم
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌹🌿🌿🌿🌿🌿🌿
Assalamu'alaikum sahabat pembaca 🖐😊
Alhamdulillah akhirnya cerita ini bisa nambah part ya
Vote dulu yuk
Yang belum follow. Follow juga ya. Biar nggak ketinggalan notifnya.Jangan lupa komentarnya ya☺
Happy Reading
🌿🌿🌿🌿🌿🌹🌹🌹🌿🌿🌿🌿🌿
"Ngelamunin apaan sih, Bro. Khusyuk amat."
Raihan tampak tersentak saat merasakan pukulan di pundaknya.
"Astaghfirullah. Kamu, nih, Vin. Ngagetin aja, sih," ucapnya kesal.
"Lagian lo, sih. Siang-siang bolong gini bukannya bahagia waktunya ke kantin. Malah ngelamun bae. Yok ke kantin," ajak Alvin, teman sekantor Raihan yang merupakan tetangganya, tetapi layaknya saudara sendiri karena saking baiknya terikat.
Semenjak Raihan tinggal di kota ini dan memboyong ibunya ikut serta, Alvin beserta adik-adiknyalah yang menjadi tetangga paling baik.
"Kalau itu mah kamu, urusan isi perut aja dirimu selalu bahagia."
Raihan memukulkan map di tangannya ke pundak Alvin. Gemas dengan pikiran Alvin yang tak pernah luput dari persoalan isi perut itu.Alvin terkekeh lalu beranjak. "Udah ayo buruan ke kantin. Perut gue udah ngedemo, nih."
"Oke oke. Kamu, nih. Kalau belum diturutin, ngoceh terus kayak burung beo." Raihan beranjak mengikuti langkah Alvin lalu mensejajarkannya.
"Waw! pinter amat anda, Bung cari perumpamaan," kata Alvin dengan menjentikan jarinya ke depan wajah Raihan yang mulai berulah.
Raihan tampak mengukir senyumnya seraya memamerkan tangannya yang membentuk huruf V dengan jempol dan jari telunjuknya di bawah dagu.
Beginilah tingkah keduanya saat berkumpul. Suka bercanda satu sama lain. Persahabatan yang terjalin semenjak Raihan menetap di kota Jakarta, begitu kental dengan guyonan ala Alvin yang memang tipikal laki-laki humoris.
"Pesan mi ayam dua mangkok dan es tehnya, Mbak."
"Aish, tumben, nih lagi baik. Mau pesenin aku sekalian?" tanya Raihan menyenggol pundak Alvin.
"Iihh, ge-er banget dirimu. Itu pesenan gue. Lu, mah, pesan sendiri sono."
Alvin langsung mengambil langkah melewati Raihan yang masih melongo."Bukannya tadi dia pesan dua ya," gerutu Raihan menghitung jari telunjuk dengan jari tengahnya yang tegak, sedangkan jari yang lainnya ia lipat.
"Ah, kenapa aku lola gini, sih." Raihan menggerutu kesal pada dirinya sendiri yang baru sadar, jika Alvin selalu makan dan minum dua porsi.
"Bakso sama jeruk hangatnya satu ya, Mbak," pesannya langsung.
Raihan tak mau tenggelam memikirkan si gendut Alvin yang memang banyak makan itu. Setelah mendapat anggukan dari Mbak Popi, Raihan pun menghampiri meja Alvin. Dengan muka datarnya, Raihan duduk tepat di seberang depan Alvin. Ia mengeluarkan ponsel dari dalam saku. Menyibukkan diri dengan menggeser-geser layar tipis itu tanpa sepatah kata pun."Ehm, ehm, kayaknya ada yang ngambek nih," ucap Alvin tampak bersandar sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
Raihan cuek, sama sekali tak menghiraukan ucapan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kupilih, Kamu
FantasyNgeselin, tapi lama-lama ngangenin. Apakah pada akhirnya akan muncul benih-benih cinta? Yuk Mampir. Jangan lupa voment ya 😊