💗💗💗
Kunci rumah tangga agar harmonis, salah satunya adalah saling menghargai satu sama lain, terkadang dengan cara mengesampingkan ego.
💗💗💗
Setelah Raihan berdiri tepat di samping ranjang. Ia mengambil air minum lalu duduk, meneguknya setelah membaca basmalah.
"Udah jam segini belum bangun nih, Istri. Apa dibangunin aja ya?" gerutu Raihan ikut bersandiwara sembari menatap Aisyah yang masih terpejam.
Melihat Aisyah meski sebentar, Raihan selalu saja terpana melihat wajah cantik itu, hatinya kembali berdesir. "Inikah yang dinamakan indahnya cinta? Memandang yang dicinta, hati damai dan bahagia." Raihan tersenyum menatap Aisyah.
"Terimakasih ya, Sayang. Sudah mau jadi istriku," ucap Raihan tanpa ragu mengecup kening sang istri.
Tidak hanya sebentar Raihan melakukan itu, hingga ia bisa merasakan Aisyah yang kulit wajahnya semakin menegang.Raihan tersenyum lalu melepas kecupannya. "Kapan ya kira-kira kamu siap untuk menjadi istriku seutuhnya?" ucap Raihan sembari mengelus-elus pipi Aisyah. "Pasti seneng banget kalau kita nanti punya anak banyak yang lucu-lucu." Elusan tangan Raihan kini berada di bibir sang istri.
Raihan menatap Aisyah begitu lekat, kepalanya pun perlahan semakin mendekat. Namun, belum juga dua wajah itu bersentuhan. Aisyah langsung melotot saat merasakan embusan napas Raihan menerpa wajahnya. "Stop. Kamu mau ngapain?" ucap Aisyah sembari mendorong tubuh Raihan.
Bukannya marah dengan sikap sang istri yang sedikit kasar. Raihan langsung tertawa.
Aisyah mengerutkan kening, heran melihat suaminya tiba-tiba tertawa.
"Aku tau kok ada yang pura-pura tidur."Degh, hati Aisyah tersentil, terkejut jika aksinya ketahuan. "Siapa?"
"Istri aku." Raihan menaik turunkan alisnya, lalu memutar tubuhnya. Kemudian berjalan menjauh dari ranjang dengan gaya khasnya, memasukkan kedua tangan di saku celana.
"Apakah selama ini kamu sering ...."
Raihan yang tadinya melangkah perlahan nan santai, langsung berhenti saat Aisyah tak kunjung melanjutkan kalimatnya."Sering apa, Syah?" tanya Raihan saat mendapati sang istri kini menunduk, menatap kedua tangannya sendiri yang sedang memilin pinggiran selimut.
"Sering apa, Istriku?"
"Emm enggak-enggak. Enggak jadi." Aisyah menggingit bibir bawahnya setelah berucap, tampak salah tingkah.
Raihan menggeleng-gelengkan kepala sembari tersenyum.
"Mau makan buah apa? Biar aku ambilin."Aisyah langsung menoleh ke arah meja, menelisik buah apa yang ada di sana. "Apel," jawabnya singkat.
Selang hanya beberapa detik, Raihan kini kembali duduk di samping Aisyah dengan membawa nampan kecil yang berisi apel dan pisau.
Hening, tak ada obrolan dari keduanya saat Raihan mengupas buah permintaan sang istri. Raihan baru tahu dua hari yang lalu, jika Aisyah tidak suka makan apel berkulit. Beda dengan dirinya yang lebih suka sebaliknya.
Setelah memotong apel menjadi empat bagian. Raihan memotongnya lagi lalu menyodorkan irisan itu ke Aisyah. Namun, belum juga Aisyah berhasil menyentuh apel itu. Raihan kembali menarik tangannya. "Eits. Jawab dulu, tadi maksudnya sering apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kupilih, Kamu
FantasyNgeselin, tapi lama-lama ngangenin. Apakah pada akhirnya akan muncul benih-benih cinta? Yuk Mampir. Jangan lupa voment ya 😊