Assalamu'alaikum sahabat pembaca ☺
Alhamdulillah aku bawa part baru nih.
Maaf ya agak ngaret dikit.
Nggak molor amat kan ya.😁Jangan lupa vote dulu yak.
Tekan bintang di pojok kiri bawahHappy reading
🎗🎗🎗🎗🎗🎗🎗🎀🎗🎗🎗🎗🎗🎗🎗
Apapun kondisinya, berusahalah dan tetaplah mencari jalan halal.
Jangan berputus asa dan mengandalkan khilaf.(BANG RAIHAN)
🎗🎗🎗🎗🎗🎗🎗🎀🎗🎗🎗🎗🎗🎗
Sreeeeeeng
Bunyi benda yang masuk penggorengan cukup nyaring terdengar sampai ke dalam ruang kamar Zainab yang memang dekat dengan dapur.Zainab yang baru saja usai melaksankan salat Duha, segera menghampiri pelaku yang pasti sudah berlaga di dapurnya.
"Shobahul khoir, Ummi," ucap laki-laki yang menyadari kedatangan wanita yang melahirkannya itu.
"Zainab tersenyum, Shobahun nur, Nak. Masak apa kamu pagi ini? Kok nggak nungguin Ummi dulu."
"Hehe, masak tempe goreng plus nasi goreng kesukaan Ummi, pakek sayur dan orek-orek telur." Raihan menoleh sebentar, lalu kembali melihat ke arah penggorengan--engecek tempenya agar tak gosong.
"Ummi istirahat aja, biar Raihan masak sendiri pagi ini. Katanya semalam pusing, kan?" ujarnya saat melihat sang ummi mendekatinya dan hendak meraih pisau.
"Itu kan semalam, Nak. Sekarang Ummi udah sehat kok," ucapnya.
Raihan hanya bisa menghela napas, melihat umminya tak akan bisa dicegah lagi, jika sudah terlanjur memegang pisau dan langsung mengiris tipis bawang merah di hadapannya.
"Biar Raihan yang goreng ya, Ummiku Sayang," ucap Raihan berusaha lagi mencegah dengan lembut tangan Zainab yang hendak mengambil spatula.
Zainab tak bisa membantah lagi, ia tersenyum lalu mengangguk. Ia pasrah saja saat Raihan menuntunnya untuk duduk di kursi dekat meja makan.
Zainab tampak menghela napas, kemudian menatap putra bungsunya itu kini berkutat dengan lihai.
Memang, sejak datang dari Kairo. Raihan sangat banyak perubahan, kemandirian begitu tampak darinya.
Apalagi kasih sayang dan perhatian terhadap umminya, tampak begitu tercurah penuh ketulusan.Beberapa menit berlalu, Raihan membawa dua piring dan meletakkannya di meja.
Ia duduk di kursi samping Zainab."Coba Ummi cicipin nasi goreng buatan, Rai. Pasti enak," ujarnya dengan bangga seraya tangannya menyodorkan piring yang telah berisi nasi goreng dan satu mangkok kecil, untuk umminya cuci tangan.
"Bismillahirrohmanirrohim." Kalimat basmalah tak lupa Zainab lafalkan sebelum menyuapkan nasi itu ke mulutnya. Ia kunyah perlahan dalam geming, tampak dahinya berkerut dan berhenti mengunyah.
Raihan yang sejak tadi menatap sang ummi heran. "Kenapa Mi, nggak enak ya?" tanya Raihan akhirnya melihat ekspresi aneh dari Umminya.
"Hmmm, enaaaakkk banget," ucap Zainab langsung menyodorkan dua jempolnya sekaligus.
Senyum dari bibir Raihan langsung merekah, merasa senang jika masakannya disukai sang ummi. Kalimat tahmid akhirnya terucap lirih dari lisannya.
Dalam hening keduanya menyantap sarapan pagi bersama. Momen indah yang hampir setiap pagi keduanya lewati bersama, kecuali jika Raihan sedang keluar kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kupilih, Kamu
FantasiNgeselin, tapi lama-lama ngangenin. Apakah pada akhirnya akan muncul benih-benih cinta? Yuk Mampir. Jangan lupa voment ya 😊