Part 30 : Apa Sih ?

16K 1K 37
                                    

"Kamu kenapa lihatin aku terus, enggak capek apa. Cepat tutup mata dan tidur" ada saja hal aneh yang dilakukan oleh Atha, seperti saat ini ketika akan tidur, dia terus saja memandang kearah ku. Meski waktu terus beranjak malam rasa kantuk ku seakan hilang entah kemana.

Atha sediri bukannya menuruti perintah ku dia tetap saja menatap wajah ku. Lama-lama aku jengah dan malu jika di tatap intens olehnya.

Membalikan badan bukan solusi yang tepat yang ada dia malah menceramahi ku. Bukannya tidur aku malah mendengar segala ceramahnya.

Akhirnya aku yang mengalah, aku mencoba menutup mata. Jangan hiraukan Atha yang sedang tiduran samping ku.

Harapan tinggal harapan tetap saja aku tidak tertidur. Akhirnya, aku kembali membuka kedua mata ku. Dan yang membuat ku kesal Atha masih saja memandangi ku malah sekarang jaraknya dengan ku lebih dekat. Belum lagi satu tangannya yang memeluk pinggang ku.

"Enggak bisa tidurkan ?" Atha bertanya kepada ku.

"Ayo cerita" sambung Atha. Kali ini aku melihat kearah matanya. Yakin Atha mau bercerita sepertinya aku tidak yakin.

"Ya sudah ayo mulai" aku melihat Atha ada kerutan dalam pelipis Atha. Bukannya tadi dia sendiri yang bilang ingin cerita tapi mengapa kini dia seolah menunggu aku yang bercerita.

"Ya kamu" tuh kan benar, memang sejak awal aku tidak yakin Atha mau bercerita malam-malam begini.

"Enggak ada hal yang perlu aku ceritain, kan tadi yang ingin cerita kamu." Atha hanya diam saja. Tapi ada satu hal yang selalu membuat aku penasaran. Inikah waktu yang tepat aku bertanya kepadanya.

"Aku mau nanya aja. Tapi janji, kamu harus jawab" sepertinya Atha menyetujuinya.

" Waktu itu saat di taman kampus, apa yang kamu bicarakan dengan Raya. Karena menurut ku setelah hari itu sikap kamu berubah total. Yang tadinya cuek jadi perhatian ?" Aku menunggu dengan antusias jawaban dari Atha. Aku benar-benar penasaran dengan alasan mengapa dia berubah.

"Kamu ngintip ?" Dengan gampangnya Atha berkata seperti itu. Yang kuinginkan adalah jawaban bukan sebuah pernyataan. Jelas aku ngintip, kalau tidak aku pasti tidak akan bertanya seperti ini kepadanya.

"Jawab aja kenapa sih !" Melihat ku yang semakin kesal Atha terlihat sangat bahagia. Bahkan dia terus saja tersenyum.

"Lupa" bentar maksudnya apa, dia melupakan pembicara mereka saat itu atau gimana.

"Lupa gimana ?apanya ?" Tanya ku dengan tidak sabar.

"Ya, lupa tidak ingat. Nanti aku tanya Raya dulu barangkali dia yang mengingatnya" aku membuang nafas dengan kasar lupakan pertanyaan tadi, lebih baik aku kembali menutup mata untuk meredakan rasa kesal ku.

"Dia meminta untuk dijadikan istri, dan aku menolak dengan keras. Karena hanya kamu istri ku tidak ada yang lain" setelah mendengar itu aku langsung membuka kedua mata ku. Aku merasakan ciuman yang Atha, ciuman kali ini terasa sangat berbeda. Semuanya terus saja berlanjut hingga aku menyerahkan apa yang seharusnya menjadi milik Atha.





Bersambung

Why Atha (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang