Bab 7 : Koridor menjadi saksi

17.1K 1.1K 20
                                    

Berita mengenai aku yang menggoda Atha sudah tersebar ke seisi fakultas. Mereka sudah terang-terangan membicarakan ku. Bahkan ketika aku berjalan mereka akan dengan sengaja berbicara dengan keras agar aku bisa mendengar nya.

Mereka seakan tidak peduli dengan perasaan ku. Menurut mereka Atha menikahi ku karen sudah aku jebak. Sebegitu tidak pantas nya aku bersanding dengan Atha hingga mereka terus membicarakan ku. Bagaimana mereka jika tahu yang sebenarnya dapat kah mereka masih tertawa sebahagia ini.

Kedua sahabatku hanya dapat menenangkan ku dengan mengusap punggung ku. Rena dan Ica terus memberi ku semangat. Aku berusaha untuk mengabaikan ucapan mereka. Aku berusaha menutup kedua telinga.

Tidak sengaja kami berpapasan di koridor rasa bahagia hinggap di hati ku. Dia berjalan dengan santai bersama sahabatnya seolah hidupnya ringan tanpa beban.

Ketika kami berhadapan aku melihat tepat di kedua matanya. Tapi tidak dengan dia pandangan mengarah ke depan berjalan melewati ku dengan langkah ringannya seolah aku adalah orang asing. Sekejap rasa bahagia berubah menjadi duka.

Tidak bisa kah dia sedikit berbaik hati kepadaku. Jika merasa berat untuk menyapa cukup dengan membalas tatapan mataku atau mengusap kepalaku. Agar aku merasa dihargai sebagai istrinya. Mungkin dengan itu kepercayaan diri ku akan meningkat. Aku siap menghadapi mereka. Semua hanya hayalan ku saja. Atha tetaplah Atha tidak akan pernah menjadi orang lain.

Semua yang ada di koridor memandangku dengan tatapan yang berbeda. Ada yang menatap kasian danbada juga yang merasa saat puas atas perlakuan Atha kepada ku.

"Tuh kan apa gue bilang pasti si Dina yang menggoda duluan"

"Iya nih gue rasa juga begitu"

"Masa sama istri kayak orang kagak kenal cuma lewat aja"

"Rasanya aku kasian liat Dina"

Kedua telinga ku terasa sangat panas mendengar perkataan mereka rasa sangat sakit. Aku memegang tangan Ica dan Rena menyeretnya pergi dari sana. Aku mendudukan badan ku di kursi taman.

"Kenapa Lo seret gue Din ? Gue pengin kasih pelajaran kepada mereka yang ngomong enggak make otak"

"Iya seandainya aku masih di sana akan ku cakar mereka"

Rena dan Ica malah memarahiku. Aku tau alasan mereka baik ingin membela aku sebagai sahabat. Tapi aku tidak ingin membuat keributan. Aku tidak ingin membuat Ayah dan Ibu malu. Aku juga tidak ingin membuat nama baik Atha tercemar. Cukup aku saja memendam ini mungkin suatu saat nanti mereka berhenti membicarakan ku.

Jika memang ini yang diinginkan Atha. Aku siap menerima rasa sakit nya.


Bersambung

Why Atha (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang