05

592 78 1
                                    

Jangan lupa votmen:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa votmen:)

*****

"Ngapain lu disini?" tanya Icha ketus, saat ia membuka pintu rumah, ia melihat Johan yang sedang duduk di bagian depan mobil dengan senyum tampannya.

"Ngamen" ucapnya masih dengan senyuman, lalu wajahnya menjadi datar. "Ya jemput lu lah"

Icha menaikkan alisnya sebelah. "Emang gue bilang mau berangkat sama lu?"

"Ya gak sih, tapi apa salahnya kalau kita berangkat bareng"

"Ogah!" lalu ia hendak berjalan keluar halaman rumah.

"Icha! Tidak boleh seperti itu nak, Johan sudah nunggu dari tadi loh" ucapan seorang wanita memberhentikan langkahnya. Lalu ia berdegus. "Berangkat saja sama Johan Cha" lanjut wanita itu, ibu Icha.

Icha akhirnya menyerah, ia berbalik dan berjalan ke Johan.

"Cepat!" satu kata yang Johan paham, lalu ia membuka pintu untuk Icha masuk. Gadis itu terkejut, lalu wajahnya kembali datar. "Sok romantis lu" sindirnya.

"Gapapa, sama calon pacar juga"

Icha bedecak kesal, lalu ia masuk ke dalam mobil Johan. Setelah Johan menutup pintu mobil, cowok itu berjalan ke arah kemudi, kemudian ia menghidupkan mesin mobil dan menekan klakson untuk berpamitan dengan ibu Icha, setelah itu mobilnya keluar dari halaman rumah Icha.

.
.
.
.
.

Saat sampai di sekolah, mereka keluar dari mobil. Dan saat di koridor, banyak pasang mata yang menatap mereka. Tapi Icha dan Johan tidak memperdulikannya dan terus berjalan ke kelas.

Sampainya di depan kelas, mereka mendengar ada keributan di dalam. Lalu mereka masuk.

"Ada apa ini?" tanya Johan, ia ikut mengerumuni orang-orang yang sedang membicarakan Yana dan Naomi. Sedangkan icha, ia pergi ke tempat duduknya dan tidur.

"Ini Han, Naomi semalam tidak pulang. Orang tuanya khawatir, dan juga Yana hilang gada kabar" ucap Aldan si ketua kelas.

Johan terkejut, tapi dalam hatinya ia bertanya-tanya. Yang mana cewek bernama Yana itu? Kalau Naomi dia tau.

"Hilang gada kabar?" beo Johan.

Aldan mengangguk. "Iya, bahkan orang tua Yana dan Naomi sudah berbicara ke kepala sekolah, bahkan sampai ngamuk-ngamuk. Tapi kepala sekolah atau guru-guru yang lain tidak melihat"

"Tunggu dulu, kemarin gue liat Icha sama Naomi naik bus, entah kemana" ujar Gesti anak murid di kelas Johan.

"Lu serius?" tanya Aldan.

Gesti mengangguk. "Iya, gue bingung. Gak bisanya mereka pulang bareng"

"Kenapa kepala sekolah tidak melaporkan ke pihak berwajib?" tanya Johan.

"Tidak tau"

"Sepertinya ini ada sangkut pautnya dengan maling di kelas kita" tutur Gesti.

"Jangan asal nuduh dulu" kata Johan.

"Betul tuh, kali aja bukan" ucap Aldan.

"Tapi gue yakin banget sih" ucap Gesti. "Kalo seperti ini terus, gue mau pindah aja. Ngeri anjir"

Mereka berdua hanya menggeleng. Lalu Johan berjalan ke tempat duduknya di samping Icha.

Setelah duduk ia melihat Icha yang sedang tidur dengan wajah polosnya. Kenapa saat tidur wajahnya adem dan polos, tapi saat bangun dingin dan serem banget. Pikirnya.

Ia bisa rasakan kalau Icha tidak seperti cewek jaman sekarang, yang suka ngegosip. Gadis itu tidak akan tertarik pada kerumunan itu.

Wajar sih, sikapnya yang cuek dan tidak mudah bergaul membuat dia jadi pendiam dan dingin.

Tangan cowok itu terangkat untuk menyingkirkan poni Icha yang menutup matanya. Lalu ia mengikuti Icha menidurkan kepala di meja dan menatap wajah gadis yang ia sukai itu.

"Gue tau gue cantik, tapi ngak usah liatin gue mulu. Enek gue bangsat!"

Deg

"Hehe jangan ngomong kasar lah cantik"

"Bacot!" Johan tak menjawab.

"Dih si Icha caper banget sama anak baru" sindir Gesti tak suka.

"Emang apa urusannya sama lu?" tanya Icha dingin.

"Ngelawan lu!"

Ketika Icha hendak menjawab, tiba-tiba guru datang. Semua murid di kelas itu kembali ke tempatnya.

.
.
.
.
.

Tbc.

My Girlfriend Is Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang