25

274 32 4
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tinggalin jejak!!

.
.
.
.
.

Malam pun tiba dan Johan sudah sadar dari tidurnya. Ia mengrejap matanya.

"Johan!" pekik Icha saat melihat mata Johan terbuka. Orang tua Johan menoleh ke anaknya dan ikut berjalan ke ranjang mengikuti Icha.

"Sayang, kamu gapapa? Ada yg sakit?" tanya sang ibu ke Johan.

"Johan.... Tidak apa-apa kok mah" jawab Johan. "Aku kenapa ya mah?"

"Lu kecelakaan Han" sahut Icha. Johan mengangguk.

"Nak Icha, kamu lebih baik pulang ya nak, besok kan masih mau sekolah" kata ayah Johan "bukannya ngusir, tapi ini sudah malam. Lagipula Icha perempuan, tidak baik pulang malam-malam" lanjutnya.

"Iya om Icha mengerti" sahut Icha. Ia menoleh ke Johan. "Han, gua pulang dulu ya. Istirahat, jangan sekolah dulu" kata Icha ke Johan.

Johan mengangguk pelan. "Baiklah hati-hati" Icha mengangguk, lalu ia berpamitan pada orang tua Johan sebelum keluar dari kamar rawat. Johan sudah di pindahkan dari UGD.

"Icha non-islam ya Han?" tanya ibu Icha.

"Iya mah" sahut Johan.

"Cantik banget pacar kamu"

"Iya dong, Johan gak salah milih kan" bangganya.

"Dih, sok banget nih bocah" cibir sang ayah.

Johan berdelik ke ayahnya. "Paansih pak tua ini"

"Kurang ajar!"

Ibunya dan Johan tertawa.

.
.
.
.
.

Pagi telah tiba, Icha bersiap-siap pergi ke sekolah.

"AKKHHHH!!" pekik seorang wanita membuat Icha yang sedang memakai sepatu terlonjak kaget. Ia dengan segera menghampiri sang ibu yang teriak tadi.

BRAK

"Ibu!" pekik Icha, matanya menangkap ibunya yang sedang menutup mata. Ia segara memeluk ibunya dengan erat.

"Ibu ada apa?" tanya Icha lembut.

"I-itu...." telunjuk sang ibu menunjuk ke jendela kamar. Lalu gadis itu melihat yang di tunjuk Jena.

Deg

Jantungnya berdetak kencang melihat tulisan bernoda darah.

Tunggu kematianmu nanti nyonya Jena.
Anakmu juga akan mati ditanganku!

Itulah tulisan yang ada di jendela. Langsung Icha memeluk ibunya lagi dan mengatakan bahwa tidak ada apa-apa nanti.

"Tenang bu, tidak apa-apa nanti tenang saja" Icha berusaha menenangkan Jena yang tengah menangis.

My Girlfriend Is Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang