17

273 44 0
                                    

Tekan bintang di bawah ya.

.
.
.
.
.

Kring.... Kring....

Bel pulang sekolah pun berbunyi, sontak itu membuat seluruh siswa berhambur keluar kelas.

Icha pulang sendiri, karena Johan sedang berlatih basket untuk lomba setelah ujian nanti.

Sampainya gadis itu di rumah, ia melihat sang ibu seperti sedang menangis di ruang tamu.

"Ibu" panggil Icha, gadis itu melihat sang ibu menghapus air matanya dengan cepat. Setelahnya wanita itu tersenyum ke arah Icha.

Icha tidak bodoh, senyum itu hanya terpaksa.

"Icha, sudah pulang? Sini sayang" ujar ibu Icha, ia menepuk sofa di sampingnya.

Icha pun menuruti dan berjalan menghampiri sang ibu. Ia pun duduk di sebelahnya.

"Ibu kenapa?" tanya Icha melihat jejak air mata di pipi sang ibu.

Ibu Icha tersenyum. "Tidak apa-apa nak"

"Ibu serius?"

"Iya nak"

"Ibu, kalau ibu ada masalah bisa cerita sama Icha. Anggap Icha anak dan teman ibu"

Ibu Icha terdiam, setelah itu ia mengusap rambut lembut anaknya dan tersenyum lagi. "Ibu benar-benar tidak ada masalah sayang. Sudah ganti baju sana"

Icha menghela nafas. "Iya bu, Icha ganti baju dulu ya"

Ibu Icha tersenyum dan mengangguk. Kemudian Icha berdiri dan berjalan ke kamarnya.

"Maafin ibu Cha, ibu tidak mau membebani pikiranmu" gumam ibu Icha sepelan mungkin.

****

"Ada apa dengan ibu?" tanyanya entah pada siapa.

Icha segera melepas jas sekolah dan tasnya. Lalu ia melemparnya asal.

"Gue gak tega liat ibu nangis seperti itu" gumam Icha sedang memikirkan apa yang membuat ibunya seperti itu.

"Aish pusing!" gadis itu segera mandi karena tubuhnya terasa lengket.


Setelah 10 menit kemudian, Icha pun selesai mandi dan berpakaian. Ia merasa lapar, jadi gadis itu keluar menuju dapur.

Tapi ia pergi ke kamar sang ibu, entah kenapa tapi kakinya yang berjalan ke sana.

Ia membuka pintu, pertama ia lihat tidak ada siapa-siapa.

"Ibu." panggil Icha. Tapi tidak ada sahutan.

Saat hendak keluar, matanya melihat sebuah box. Karena penasaran, ia pun membuka box tersebut.

Saat di buka ia terkejut setengah mati melihat isinya. Isinya adalah sebuah surat dengan noda darah.

'Apa karena ini ibu menangis'. Batin Icha.

Icha pun membaca surat itu.

Anda bisa bahagia sekarang,
Tapi tidak untuk nanti.
Saya akan membuat hidup anda menjadi menderita.

-Ald.

Orang itu meneror ibunya. Tak terasa tangannya mengepal.

"Siapa yang berani meneror ibu gue! Gue gak akan memaafkannya dan akan gue buat tubunya hancur." gumam Icha, senyumnya membentuk seringai kejam.

"Icha, turun nak kamu lapar kan ayo makan." teriak sang ibu dari bawah.

Icha terkejut, lalu ia menaruh kembali kertas tersebut. Setelah itu ia keluar dari kamar sang ibu.

.
.
.
.
.

Setelah makan Icha duduk di depan tv menonton kartun warna kuning kotak yang hidup di laut, sepongebob.g

Spongebob, sambil ditangannya ada toples berisi cemilan. Saat sedang asyik-asyiknya menonton, tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan pesan masuk.

Langsung saja ia membukanya, terlihat pesan dari Johan.

Johan❤️
|Cha, bisa ke rumah gue gak?.

Percayalah, bukan Icha yang menambah emot love itu, tapi makhluk astral bernama Johan:).

Dahi Icha berkerut, tak lama ia membalas pesan Johan.

Ngapain?|

|Sini aja, temenin gue.

Gue gak tau alamat rumah lu|

|Perumahan lobert, jalan anggrek nomor 7.

Aish nyusahin lu!|

|Haha, udah ah sini buru.

Iya iya bawel!|


Ia menyimpan ponselnya, lalu ia berlari ke kamarnya untuk menganti baju dan sedikit memoleskan make up ke wajahnya.

Lalu setelah itu dia turun sana segara pergi ke rumah Johan dan di antar oleh sopir.

Sepuluh menit kemudian, gadis itu pun telah sampai di rumah Johan. Lalu Icha turun dari mobil.

Sempat terpesona dengan rumah besar Johan yang begitu mewah.

"Non, saya tunggu atau tidak?" tanya sopir membuat lamunan Icha terhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Non, saya tunggu atau tidak?" tanya sopir membuat lamunan Icha terhenti. Ia menoleh ke sopirnya.

"Bapak balik aja gapapa, nanti Icha kabarin kalo mau pulang. Oh iya pak bilang juga sama ibu, kalau Icha ke rumah teman ya"

Sopir tersebut mengangguk. "Baik non, saya permisi"

Icha tersenyum dan mengangguk. Lalu ia berjalan ke depan pintu rumah Johan.

"Gila, kaya banget. Ayah aja kalah" gumam Icha."

Ting.... Tong....

Tak lama pintu utama terbuka, menampilkan seorang wanita. Sepertinya pembantu di rumah ini.

"Cari siapa ya?" tanya ramah wanita itu.

"Maaf, apa ini rumah Johan?" tanya balik Icha tanpa menjawab pertanyaan wanita itu.

"Iya benar, ada perlu apa?"

"Saya Icha, Johan menyuruh saya kesini"

"Oh Icha ya, baik non masuk yuk."

"Tidak usah manggil non, panggil nama saja" wanita tadi tersenyum dan mengangguk.

Mereka pun menaiki lift untuk ke lantai dua. Sempat ada pembicaraan singkat di dalam sana.

"Nah kamu lurus aja, nanti di sebelah kiri ada kamar dengan pintu berwarna galaxy dan juga ada tulisan 'Johan' disana, itu kamarnya. Dan maaf gak bisa anterin soalnya masih ada yang mau dibereskan" ujar pembantu itu.

Icha mengangguk. "Makasih kak"

"Iya sama-sama, kalau gitu kakak pergi dulu ya"

"Iya kak" lalu pembantu tersebut pergi entah kemana.

Icha berjalan ke kamar Johan.

.
.
.
.
.

Tbc

Vote dan komen ya guys

See you:)

My Girlfriend Is Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang