12

400 49 6
                                    

Kembali lagi bersama saya author retcehh dan tydak sombonggg hgehehe:v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali lagi bersama saya author retcehh dan tydak sombonggg hgehehe:v

Jgn lupa votmen yaw:)

*****

Kini Icha telah berada di halaman rumahnya, mereka telah balik dari mall.

Saat melewati ruang tamu, tiba-tiba ia dipanggil oleh sang ayah. Mau tak mau ia pun menyamperin sang ayah.

"Ada apa?" tanya Icha dengan nada datar. Ayahnya melihat ia seperti sedang marah.































PLAK

Satu tamparan mendarat di pipi mulus Icha, dan pelakunya adalah ayahnya sendiri. Ia terkejut atas tindakan ayahnya.

"Apa kamu tau kesalahan mu?!" tanya ayah Icha dengan tegas dan masih dengan tatapan marah.

"Kenapa?" lirih Icha.

"Astaga!" Lelaki itu melempar kertas ke wajah Icha dengan kasar. "Lihat nilai mu! Sudah ayah bilang, naikin nilaimu. Dasar anak tidak berguna"

Deg

Selalu seperti ini, gadis itu sudah muak mendengarnya.

Ia dengan berani menatap ayahnya. "Kenapa ayah selalu terobsesi agar nilai ku di atas 95? Apa ayah tidak senang melihat nilai ku 95?!"

PLAK

Lagi, ayahnya menampar Icha. Tangan Icha memegang pipinya yang terasa panas.

"SUDAH BERANI MEMBENTAK AYAH MU HAH?!!" teriak marah sang ayah.

"Kamu itu harusnya kalahin si Aldan! Jangan keluyuran terus, kamu itu cewek, sial saya punya anak seperti kamu!"

"AAAKKKKKHHHHHH!!!!!!" teriak frustasi Icha bergema di rumahnya yang besar itu. Sampai-sampai ibunya yang mendengar itupun berlari ke ruang tamu.

"Bahkan ibu pun tak pernah memarahi ku tentang nilai!! Hanya karena nilaiku 95 anda rela menampar dan berkata seperti itu!!?" jerit Icha, air matanya tak bisa di tahan.

"Icha" lirih sang ibu, tak tega melihat anak semata wayangnya menangis.

"Kalo anda merasa sial mempunyai anak seperti saya, kenapa tidak buang dari dulu!" biarlah ia dicap durhaka. Tapi karena batinnya yang terus-menerus tersiksa oleh sang ayah, ia harus melakukannya.

"Akkkhhh!!!" lagi, Icha teriak lalu....

Prang!

Vas bunga yang ada di dekatnya ia lemparkan ke sembarang arah. Ia benar-benar lelah dengan teropsesinya sang ayah tentang nilai.

"Icha sayang sudah nak, ayo ke kamar" lerai sang ibu, ia memeluk dan menarik anaknya untuk menuju ke kamar Icha.

*****

My Girlfriend Is Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang