32 [END]

752 55 13
                                    

Pacaran beda agama itu berat, karena ujungnya kamu harus memilih menghianati kekasihmu menghianati tuhanmu, atau lebih parahnya lagi meminta kekasihmu menghianati Tuhan nya-Johan Aksa Dinata-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pacaran beda agama itu berat, karena ujungnya kamu harus memilih menghianati kekasihmu menghianati tuhanmu, atau lebih parahnya lagi meminta kekasihmu menghianati Tuhan nya
-Johan Aksa Dinata-
.
.
.
.
.

Sepulang sekolah, Johan keluar duluan dari kelasnya. Sumpah Icha benar-benar binggung dengan tingkah Johan, apa dia sudah bosan dengannya, sampai-sampai ia dicuekin kek gini. Lalu ia berlari mengejar Johan.

Di parkiran*

"Johan" panggil Icha, Johan berhenti saat didekat mobilnya. Cowok itu tidak berbalik. Entah kenapa parkiran kini sepi, tapi masih ada motor atau mobil murid.

"Lu kenapa sih Han? Sumpah ya gue benar-benar gak habis fikir dengan tingkah lu. Lu udah bosan sama gue?" kesal Icha.

Dengan berani Johan berbalik dan menatap Icha. "Gue mau akhiri hubungan kita"

Deg

Icha terdiam dengan penuturan Johan. "Apa! akhiri hubungan kita?" beo Icha.

"Iya gue mau kita putus"

"BRENGSEK, SEBENARNYA LU KENAPA SIH?!!"

Johan menghela nafas. "Mulai sekarang kita gak punya hubungan apa-apa lagi. Dan tolong, mulai sekarang anggap aja kita gak saling kenal, jangan--"

PLAK

sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Johan. Icha menampar Johan agar cowok itu sadar apa yang ia bicarakan.

"Lu sadar apa yang lu bicarakan?!"

"Ya! Gue sadar, gue bertambah yakin lu bukan cewek yang baik" setelah mengatakan itu ia pun masuk ke mobilnya dengan pipi memerah bekas tamparan Icha. Icha yang mendengar itu mengepalkan tangannya.

Biasanya kalau ada orang yang berbicara seperti itu kepadanya, langsung ia merencanakan membunuh orang tersebut. Tapi entah kenapa ia tak bisa melakukan hal itu ke Johan.

Harusnya aku tak berharap padamu sejak dulu
-Gladys Nichana Auristella-

.


.
.
.
.

Jam menunjukkan angka 12 malam, tapi Johan tidak bisa memejamkan matanya. Entah kenapa ia terus memikirkan Icha.

Tadi lima belas menit yang lalu, ibu Icha menelponnya karena Icha belum pulang. Ia mengatakan bahwa Icha tidak ada di rumahnya. Kenapa ia begitu khawatir sama Icha? Dan kenapa juga ia harus peduli sama gadis itu. Bukankah perasaan cintanya sudah hilang?.

Johan menghela nafas, lalu ia duduk di ranjangnya. Ia benar-benar tidak bisa tidur, kemana juga Icha malam-malam begini belum pulang. Pikirnya.

"Kenapa gue mencemaskannya, ah sialan!" geram Johan. "Enggak ada apa-apa sama dia, kalau dia di ganggu pasti ia akan membunuhnya langsung, dia sudah bisa menjaga diri" walau ia berbicara begitu, dihatinya ia begitu khawatir akan Icha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Girlfriend Is Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang