02

761 95 8
                                    

Jangan lupa votmen:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa votmen:)

*****

Kini bel istirahat telah berbunyi, sontak sebagai murid keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka.

"Baik anak-anak jam pelajaran ibu telah berakhir, jangan lupa pr dikerjakan dan dikumpulkan minggu depan" ujar buk Rina sambil membereskan bukunya.

"Baik bu, terima kasih" ucap kompak anak-anak. Buk Rina hanya tersenyum dan mengangguk, kemudian ia keluar dari kelas tersebut.

"AISHHH!! SIALAN, APA GUE HARUS PASANG CCTV DI KELAS INI?!" jerit salah satu siswi di kelas itu, ia mengeluarkan seluruh isi tasnya.

Aldan, si ketua kelas menghampiri siswi tersebut. "Ada apa Nara?" tanyanya.

"Ponselku yang keluar terbaru itu hilang! Padahal belum satu tahun!" kesal Nara.

"Gua udah bilang kan, jangan bawa barang-barang mewah dan mahal kesekolah. Udah tau kelas kita ada pencuri. Bawa saja ponsel mu yang lama" padahal Aldan sering sekali memperingati seluruh murid di kelasnya untuk tidak membawa barang mahal, tapi tidak ada yang mendengarkan. Kelas mereka sering kali kemalingan, bahkan sampai sekarang belum tau siapa pencurinya itu.

"Sepertinya ide Nara pas banget buat pasang CCTV di kelas ini" kata Naomi. Gue tadi kehilangan uang 500 ribu di tas" lanjutnya.

"Emang lu punya uang buat pasang CCTV? Uang kas kita mana cukup bego!" celetuk Aldan.

"Tenang saja, gue akan minta pada ayah, dan memasang CCTV agar pencuri itu cepat ketemu. Gue udah muak"

Johan yang sedari tadi hanya mendengar, lantas ia bangkit dari kursinya dan menghampiri meja teman barunya.

"Pencuri?" tanyanya binggung.

"Iya, di kelas kita ada pencuri dan bahkan belum ketemu sampai sekarang. Korbannya sudah banyak. Gue peringatin sama lu Johan, jangan membawa barang-barang mahal ke sekolah" ujar Naomi ke Johan.

"Idih ni bocah, lu memperingati orang lain. Tapi lu juga masih membawanya" cibir Aldan.

"Emang gue pikirin"

"Nanti ada yang hilang lagi nangis, ngamuk-ngamuk alah!"

"Diem Aldan!"

Naomi emang kaya, jadi dia seenak hati buat minta apa-apa ke orang tuanya.

Bibir Icha membentuk seringai kecil yang bahkan tidak ada terlihat oleh orang lain. Matanya masih fokus ke luar jendela tanpa berminat bergabung.

.
.
.
.
.

Next?

My Girlfriend Is Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang