Part 56

18 3 0
                                    

Milli begitu bahagia. Pasalnya Sakti menemani dua puluh empat jam bersamanya. Betapa tidak setiap bangun pagi, selalu wajah tampan sang suami yang terlihat. Bukan hanya itu, sarapan pagi yang biasanya disiapkan oleh Vina, kini laki-laki itu yang ambil alih. Meskipun hanya susu rendah kalori dan cereal namun Milli sangat bahagia. Sebegitu perhatian Sakti kepadanya.

Perlakuan manis yang diterima Milli tidak hanya sampai di situ. Sakti menemani dirinya selama berada di kampus. Menungguinya sampai selesai. Sweet bukan.

Malam harinya, Milli mendatangi tempat-tempat indah di sekitar London. Ia ingin menikmati keindahan kota dengan pencahayaan yang seadanya. Meskipun hanya sekedar berjalan-jalan atau menikmati makanan khas kota itu. Berjalan berdua melihat setiap sudut kota seraya berpegangan tangan.

Ingin rasanya kebersamaan ini akan terus ada. Namun ia sadar, Sakti, laki-laki yang menjadi suami tidak dapat melepas tanggung jawabnya begitu saja. Terlebih Kakak iparnya sedang dalam proses penyembuhan. Tidak adil rasanya menahan laki-laki itu jika harus selalu di sampingnya. Namun Milli juga tidak mungkin meninggalkan studinya. Ini adalah cita-citanya.

####

Milli begitu bahagia. Duduk di depan bersebalahan dengan Sakti. Saat ini ia dan Vina sedang dalam perjalanan Durdle Door, Dorset, Inggris. Ini adalah kejutan dari laki-laki itu karena lusa akan kembali ke Jakarta.

Pantai yang terletak di selatan Inggris Raya. Dengan jarak tempuh 129,1 mil. Perjalanan selama dua jam empat puluh satu menit ia nikmati dengan suka cita. Milli dan Vina bernyanyi bersama mengikuti lagu yang di dengarnya. Tidak lupa ia mengabadikan pemandangan indah yang ditemui. Bukan hanya itu, ia juga sering berswafoto saat sedang memeluk lengan laki-laki yang fokus menyetir. Tanpa sepengetahuan orangnya.

Milli tersenyum saat melihat hasil jepretan pada layar gawai. Bulu mata yang lentik serta alis yang lebat membuat semakin menawan suaminya itu. Bahkan bibir itu lebih merah dibandingkan milik Papi maupun Miko. Sungguh Milli begitu kagum.

"Hemmmm. Biasa aja lihatnya kali."

Suara setengah berbisik dari belakang Milli. Sontak ia menoleh. Siapa lagi kalau bukan Vina. Dengan cepat ia menutup gawainya.

"Bilang aja kalau iri!" seraya menyibir ke sepupunya itu.

"Kenapa Sayang."

Seperti suara keras Milli menganggu konsentrasi Sakti dalam menyetir. Hingga ia pun menoleh kepada laki-laki itu.

"Ada yang lagi berbunga-bunga. Dari tadi ga berhenti senyum melulu mandangi wajah seseorang. Gue takut sepupu gue ini gila. Hahaha... Udah ah mau tidur aja ah. Biar ga gangguin. Li. Bangunin kalo udah sampai ya."

Sumpah Milli kesal dengan Vina. Kenapa harus sedetail itu menceritakan kepada Sakti. Untung saja laki-laki itu tidak membutuhkan penjelasannya.

"Kamu tidur aja? Masih sekitar satu jam lagi sampai di sana."

####

Suara khas laut membuat mata perlahan terbuka. Ternyata ia sudah sampai di tempat tujuan.

"Loh. Vina kemana Kakak?" Saat ia menyadari bangku belakangnya kosong.

"Sudah turun duluan."

Milli pun merapihkan rambutnya. Mengecek kondisi wajah yang baru bangun tidur. Setelah semua sudah oke... Ia pun mengajak Sakti keluar mobil. Kemudian bersama-sama memasuki area pantai.

Saat berada di sana, pantai indah dengan pemandangan laut yang sangat luas menyambutnya. Suasana yang tidak terlalu ramai dan relatif tenang. Membuat Milli seakan-akan tempat ini seperti pulau pribadinya.

Melodi Cinta (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang