Part 25

31 5 0
                                    

Seno membuka laporan yang dikirimkan adiknya. Beberapa kali ia menguap menahan kantuknya. Namun pekerjaannya menuntut ia harus memangkas waktu tidurnya.

Memang pekerjaan di kantor sebagian besar sebagian ia bawa ke rumah. Bukan karena dirinya tidak betah berada di ruang kerjanya namun keadaan Alexandralah yang membuatnya harus bekerja ekstra di luar jam kerjanya.

Saat ini waktu menunjukkan pukul satu malam. Namun kepalanya belum dapat diajak istrirahat. Hingga ia memutuskan untuk keluar kamar. Ia menuruni tangga menuju lantai bawah. Langkahnya menuju pantry. Di saat itulah terlihat Nyonya Mutia.

Mama

Suara Seno membuat perempuan yang akan memasuki kamar pun terhenti.

"Mama kenapa belum tidur?" tanya Seno

"Kebetulan Mama terbangun. Haus. Kamu sendiri kenapa?" ujar Nyonya Mutia.

"Al baru menyelesaikan proposal yang dikirim Ali. Mah... sebenarnya Ali bisa bantu Al buat handel perusahaan. Mr. Eriko bahkan menghubungi Al dan mengatakan terkesan oleh penjelasan yang disampaikan Ali. Mama coba bujuk Ali ya."

"Iya... mama akan bantu bujuk adikmu. Tapi semua terserah Ali aja. Kebetulan Ali dan Milli akan menginap di sini."

Mendengar nama Milli disebut membuat Seno menghangat. Padahal ia berusaha menghilangkan gadis itu dari pikirannya. Ia tidak boleh egois. Milli sudah menjadi adik iparnya. Namun entahlah... apakah ia dapat benar-benar melupakan cintanya kepada gadis itu.

"Mama tidur dulu ya. Kamu juga." Ucap Nyonya Mutia seraya memeluknya.

###

Memasuki kantor dengan cepat. Pagi ini akan ada rapat bulanan dari seluruh cabang anak perusahaan. Seno memerintah sekretarisnya untuk mempersiapkan segalanya. Sekitar pukul sepuluh pagi, ia memasuki ruang rapat. Nampak semua sudah hadir di kursinya masing-masing.

Laporan demi laporan didengarkan saksama oleh Seno. Ia bersyukur seluruh jajaran kepala cabang bekerja dengan baik. Kemajuan perusahaan selalu bertambah tiap tahunnya.

Ting

Sebuah pesan masuk dibacanya

Al... Papi udah sadar.

Seno pun segera mengakhiri rapat dan meninggalkan ruangan. Ia juga menanyakan agenda kegiatan selanjutnya kepada sekretarisnya. Untung saja tidak ada pertemuan penting hari ini.

Ia pun memutuskan untuk mendatangi RS tempat Tuan Wijaya dirawat. Sekitar 30 menit kendaraan yang membawanya tiba di lokasi. Langkah cepat menuju salah satu kamar VVIP.

Diketuknya pintu, terlihat wajah Alexandra yang berseri berlari ke arahnya dan memeluknya.

"Papi... AL."

"Kamu lepas dulu. Aku mau sapa Papi dulu." Bisiknya.

Seno berjalan mendekati Tuan Wijaya dengan Alexandra yang memeluk lengannya erat. Ia pun mencium tangan pria yang masih Nampak lemas.

"Papi bahagia masih melihat Kalian." Ujar Tuan Wijaya.

"Sandra yang bahagia banget lihat Papi kembali sehat."

Terlihat Alexandra memeluk erat Tuan Wijaya. Hati Seno terenyuh saat anak bapak itu saling menunjukkan sayangnya.

"Al... boleh Papi minta satu hal sama Kamu?"

"Selama Al bisa lakukan... pasti Al penuhi permintaan Papi." Ucapnya seraya melihat pria di hadapannya.

Menikahlah segera

###

Sedari tadi Seno terdiam. Dirinya mencerna ucapan Tuan Wijaya. Sungguh bukan hal mudah untuk ia penuhi. Pasalnya Seno menyadari selama ini dirinya sayang kepada Alexandra sebatas kakak kepada adiknya. Tidak ada getaran yang ia rasakan saat melihat Milli. Bahkan perasaan jungkir balik memikirkan adik iparnya itu.

"Sayang... Kamu ada masalah." Terasa Alexandra menyentuh lengannya.

"Aku sedang memikirkan perayaan tahunan perusahaan. San... apa sebaiknya pernikahan ini ditunda." Ucapnya tanpa menoleh.

"Maksud Kamu bagaimana? Kamu mau membatalkan pertunangan KITA."

Terdengar suara Alexandra lemah. Tak lama isakan terdengar dari perempuan itu. Inilah yang membuat Seno masih bertahan di samping perempuan itu. Sedih dan senang Alexandra sudah makanan sehari-hari baginya. Namun ia tidak dapat membohongi perasaan terdalamnya.

"Sandra. Papi baru saja bangun dari komanya. Kondisinya belum terlalu fit. Jika kita mengadakan resepsi, pasti membuat kesehatan Papi dan pemulihannya terganggu. Bahkan dokter mengatakan Papi harus benar-benar beristirahat selama satu sampai dua bulan."

Seno merasakan Alexandra meletakkan kepalanya pada pundak kirinya. Seraya membisikan ucapan terima kasih karena begitu menjaga Papinya.

Pernyataan panjang itu membuat dirinya berhenti memikirkan pernikahan dengan Alexandra. Entah bagaimana kelanjutan. Baginya mengulur waktu jalan satu-satunya yang dapat dilakukan. Ia berharap sebuah keajaiban menyelamatkan dari pernikahan.

#####

To be continue

Melodi Cinta (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang