16

179 14 2
                                    

Naruto pov

Aku terbangun dari tidurku, aku merasa sangat lapar

"Mommy sudah bangun?" tanya sai yang saat ini sedang membaca buku di sebelahku.

"Sai jam berapa ini" tanyaku

"Jam enam sore" jawabnya singkat

Pantas saja aku merasa lapar kami tidur tanpa makan siang terlebih dahulu dan sai yang bangun lebih awal pasti merasa kelaparan sedari tadi.

"Tunggu sebentar sai, setelah ini mommy akan memasak untukmu" ujarku

Kemudian aku bergegas pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamar yang aku tempati untuk mandi dan mengganti baju.

Beberapa saat kemudian aku keluar dari kamar, setelah berkeliling aku tidak menemukan satupun maid di rumah ini untuk menanyakan letak dapur, akhirnya aku kembali ke kamar dan mengajak sai mencari dapur sekaligus berkeliling untuk lebih menghafal tempat tempat yang ada di rumah ini.

Setelah 5 menit berjalan akhirnya kita menemukan dapur aku mulai menyiapkan beberapa menu makanan setelah melihat bahan bahan yang tersedia.

40 menit berlalu makanan yang ku masak telah matang, aku juga memanaskan beberapa menu makanan yang telah dingin di atas meja, sepertinya di siapkan untuk makan siang tadi.

sebuah suara menarik perhatianku saat aku sibuk menaruh makanan di atas meja

Saat aku menoleh ku lihat itachi sedang berdiri di pintu masuk dapur

"Uchiha san, maaf aku memakai dapurmu tanpa izin, aku memanaskan masakan yang sudah dingin di atas meja dan memasak beberapa menu tambahan" ujarku basa basi

Sebenarnya aku sedikit merasa sungkan karena memakai dapur orang lain tanpa izin, tapi karena ini dapur itachi aku tidak peduli.

"Boleh aku bergabung" tanyanya ragu seakan kata katanya takut menyakitiku

Aku marah, apa apaan dengan sikapnya yang sok peduli, di mana dia saat aku membutuhkannya, bahkan hanya kata kata kasar yang pernah ku dengar dari mulut yang sialnya diciptakan dengan indah.

"Duduklah, sebentar lagi aku selesai" ujarku  selembut mungkin berusaha menyembunyikan amarahku.

'Tenang naruto, atau rencanamu akan gagal' batinku menguatkan hatiku yang mulai tak tahan dengan sandiwara yang ku lakukan saat ini.

Kemudian aku mulai melayani itachi seakan akan aku seorang istri yang baik, memasak untuknya, mengambilkan ia nasi, menanyakan lauk apa yang ia suka dan hal hal lain.

Makan malam kami berlangsung dengan hikmat? mungkin seperti itu bagi itachi, namun makan malam ini terasa menyiksa bagiku, namun aku merasa bersyukur karena rasa laparku dapat mengalihkan perhatian ku dari rasa kesal saat membayangkan berada di satu ruangan bersama itachi.

"Naruto"

Aku menoleh saat mendengar itachi memanggilku

"Hemm" jawab ku

"boleh aku........" ujarnya namun tak menyelesaikan kalimatnya tersebut.

Cinta dan DeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang