Naruto pov
Aku terbangun untuk kedua kalinya hari ini, air mataku menetes tanpa bisa kutahan, untuk kedua kalinya kesucian ku di renggut secara paksa, tubuhku sakit namun hatiku jauh lebih sakit. Aku bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh kotor ku. Dalam hati hanya satu hal yang ku panjatkan untuk menguatkan hatiku 'tak apa, yang lalu biarlah berlalu, menyesal pun tak ada gunanya, meskipun aku menangis darah tidak akan mengubah segala hal yang telah terjadi, yang tepenting adalah sekarang, jangan fikirkan hal yang buruk, fikirkan hal baik yang dapat menyenangkan hatiku, aku masih memiliki hak untuk bahagia bukan..?, tak apa, aku masih memiliki keluarga, mereka pasti mencemaskanku, ya masih ada mereka yang mencintaiku dengan tulus.
Saat aku keluar dari kamar mandi, ku lihat sebuah dress cantik di atas ranjang, namun bukan rasa senang yang ku dapatkan tapi rasa sakit yang teramat dalam, mataku terpaku melihat sesuatu di sampingnya hingga membuatku meneteskan air mata untuk kesekian kalinya, harga diriku terinjak injak melihat tumpukan uang di sampingnya, aku tak mau menerimanya, tapi aku membutuhkannya, jika aku mengambilnya apa bedanya aku dengan para jalang di luar sana..?, di nikmati lalu di buang setelah di bayar, hatiku sakit memikirkan itu semua, aku menguatkan dalam hatiku jika semua ini bukanlah apa apa, ini hanya kecelakaan, namun tetap saja, sebuah ruang kecil di hatiku mengejek jika mulai detik ini aku telah menjadi seorang pelacur cilik.
*
*
*Saat sampai di rumah, aku segera masuk dengan wajah seceria mungkin, aku berusaha bersikap biasa dan mengenyahkan bayang bayang masalah yang telah ku lewati, aku tak mau membuat keluargaku khawatir, namun baru lima langkah aku memasuki rumah, tiba tiba sebuah piring merayang ke arahku, aku segera menghindar dan piring itu mengenai pintu dan hancur berkeping keping, aku bergidik ngeri membayangkan jika aku tak segera menghindar mungkin kepalaku menjadi korbannya. Aku begitu kaget saat mengetahui jika ibu angkatku lah yang melempar piring itu, ia terlihat begitu murka, kejadian tadi pastilah di sengaja melihat raut wajah ibuku yang terlihat begitu marah, tapi..... ada apa..?, aku tahu ibu angkat ku tidak terlalu suka padaku, tapi biasanya tidak sampai seperti ini, biasanya ia hanya selalu menghindariku dan berbicara seperlunya saja dengan ku.
"Ibu...?" Ucapku lirih
"Jangan panggil aku ibu dengan mulut kotormu, kau tak pantas mengatakannya" ujarnya penuh amarah.
"Apa maksud ibu, aku- ah.... sakit bu " belum selesai aku bicara ibu menarik rambutku dan berbicara lagi dengan nada satu oktaf lebih tinggi tepat di depan wajahku.
"Dasar anak tak tau di untung, aku sudah muak dengan kelakuan nakalmu selama ini, tapi aku mencoba bertahan karena ayahmu, tapi apa yang aku dapatkan, kau malah menjadi seorang jalang, kami sudah berusaha mencukupi kebutuhan mu, apa itu masih kurang hah...?, aku cukup khawatir tadi saat temanmu kesini dan menanyakan apa kau sudah pulang, tapi aku begitu kecewa saat seseorang mengirimkan beberapa lembar foto yang menyakiti mataku, lihatlah ini... aku tidak percaya jika kau sudah menjadi seorang pelacur cilik". Ujar ibu sambil mendorongku hingga terjerembab dan melemparkan fotoku saat bercinta dengan laki laki brengsek yang tidak ku kenali (itachi).
"Ibu.... ini tidak seperti yang ibu fikirkan" ujarku sambil menangis dan memegang kakinya penuh permohonan agar ia mau mendengarkan penjelasanku.
"Diam...." ujar ibu membentakku.
"Jangan memberi alasan lagi" ujarnya lirih sambil menangis. Lalu ia berjongkok di depan ku dan berbicara lagi
"Apa kau tahu, sebenarnya ayahmu di pecat gara gara kau menghajar anak bosnya hingga masuk rumah sakit, kau tahu mencari pekerjaan sulit terlebih ayahmu hanyalah lulusan smp, ia cukup beruntung bisa bekerja di perusahaan besar karna ia pernah menolong salah satu anggota keluarga bosnya, setelah di pecat ayahmu mencari kerja kesana kemari tapi tak ada yang mau menerimanya karena ia tidak berpendidikan tinggi, memang ayahmu beberapa kali berhasil mendapatkan pekerjaan tapi selalu di pecat saat tahu jika kau adalah anak kami karena kau pernah menghajar anak mereka, kami merasa malu saat harus menghadiri panggilan orang tua karena kenakalanmu, tapi kami selalu diam agar kau tidak merasa tertekan, kami berharap agar kau bisa berubah seiring dengan waktu, tapi apa yang kami dapatkan, kau bahkan telah menjadi seorang jalang, aku memang tidak menyukaimu, tapi aku masih memiliki hati sayang, bagaimanapun juga aku ibumu dan kau anakku, kau membuat hati ibu sakit sayang, kau membuat ibu kecewa" ujar ibu sambil mengelus rambutku penuh sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Derita
RomanceAku naruto, tak ada marga..?, memang benar tak ada marga hanya naruto tak ada yang lain. Apa kalian tahu, aku sudah membuang marga ku jauh jauh. Dan tak akan memakainya lagi cukup diriku tak ada yang lain. Aku hanya ingin mengatakan hanya satu hal y...