17

119 10 1
                                    

Normal POV

Sinar mentari menyinari wajah cantik naruto yang tak berpoles make up.

"Mom bangun, ini sudah jam enam , jika mommy tidak bangun sekarang aku akan telat berangkat sekolah" ujar sai cukup keras sambil mengguncang tubuh naruto pelan.

Suara berisik sai mengusik tidur naruto, membuat ia dengan terpaksa membuka matanya yang seindah batu safir.

"Iya, sebentar sayang"  ujar naruto sambil berusaha bangun meski sebenarnya ia masih mengantuk.

Naruto segera bangun dan membersihkan diri, kemudian mengajak sai ke dapur untuk membuat sarapan.

Saat keluar ia sedikit terkejut melihat banyak maid yang sedang bekerja. Mereka terlihat berbisik bisik saat naruto dan sai lewat, namun naruto tak ambil pusing selama tak ada yang membahayakan dirinya ataupun anaknya, ia tetap berjalan dengan penuh percaya diri dan keanggunan, bahkan sempat menghampiri salah satu maid yang terdengar menggunjingnya cukup keras

"Ada yang bisa saya bantu nona?" Ujar naruto lembut, namun sebaliknya mata  indah naruto menatap maid tersebut penuh intimidasi, aura naruto yang terlihat berwibawa dan sedikit bossy, membuat maid di depan nya ketakutan tanpa bisa mengeluarkan suara, maid itu hanya menggeleng kemudian pergi dari hadapan naruto.

Sesampainya di dapur, Ia melihat Itachi yang sedang sibuk dengan smart phonenya ditemani secangkir kopi.

Di sana juga terlihat seorang maid yang sudah berumur tengah sibuk memasak di bantu beberapa maid yang masih muda.

Naruto POV

Kedatanganku ke dapur menarik perhatian beberapa pasang mata terutama para maid muda yang bekerja di sini, membuat keadaan terasa canggung untukku sebagai orang asing di rumah ini.

"Selamat pagi itachi kun" ujar ku untuk mencairkan suasana, sembari menunjukkan jika aku seakan akan dekat dengan itachi, untuk mengenyahkan tatapan sinis yang sedari tadi tertuju padaku, agar mereka sadar jika tatapan seperti itu tidak di peruntukkan kepada seorang yang menjadi  atasan mereka.

Suaraku menarik perhatian itachi yang sialnya sedari tadi tidak menyadari kehadiranku, ia terlihat terkejut karena aku memanggil namanya langsung dengan suffix kun.

"Ah... Naruto, tunggulah sebentar lagi, sarapan akan segera siap" ujar itachi sambil tersenyum hangat, ia terlihat bahagia hanya karena panggilan ku tersebut.

Sepertinya ia tahu jika aku hanya bersandiwara agar telihat dekat denganya di depan bawahannya, namun seakan tak peduli, ia mengikuti permainanku dengan menarik kursi di sampingnya bak seorang suami yang perhatian terhadap istrinya, dan ia terlihat sangat menikmati itu, seolah ia menganggap aku melakukan semuanya dengan tulus.

"Aku akan membantu bibi, biar sai saja yang  duduk di sini" ujar ku lembut meskipun sebenarnya hatiku jengkel.

"Apa kau tidak lelah" ujarnya terlihat khawatir.

Jika saja itachi seperhatian ini dari awal, mungkin aku akan jatuh cinta padanya, namun apapun yang ia lakukan saat ini sudah tidak bisa menghapus kebencianku padanya.

"Tidak, apa kau menginginkan sesuatu untuk ku masak?" Tanyaku basa basi sambil melanjutkan actingku untuk mengelabuhi para maid

"Aku akan memakan apapun yang kau masak" jawab itachi sambil menatapku dengan penuh cinta?? Entahlah aku juga tidak tahu, sepertinya itachi benar benar jatuh cinta padaku, apapun yang ku lakukan seakan benar di matanya, meski ia tahu aku pura pura, dia benar benar sudah buta hanya belum sadar saja.

Setelah itu aku membuat nasi goreng dan menyiapkan segelas susu untuk sai, kemudian membantu bibi membawa masakannya ke meja makan.

Sarapan berlangsung dengan hikmat tanpa seorang pun berbicara hingga suara itachi memecahkan keheningan.

Cinta dan DeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang