7

273 16 4
                                    

Hai readers terima kasih sudah menjadi pembaca setia cerita saya walaupun updatenya lama dan ceritanya gak jelas, terima kasih tidak menjadi silent readers hal itu membuat saya semangat menulis dan mempublish cerita saya, tapi ada satu hal yang sangat saya tunggu namun tak pernah hadir, mengapa kalian tidak pernah berkomentar apapun, tanpa komentar kalian saya merasa menjadi penulis yang gagal, apa lebih baik saya tidak melanjutkan cerita ini ya, bagaimana pendapat kalian...?. Kelanjutan cerita ini tergantung kalian, jika sudah nggak ada harapan lagi ya sudah saya akhiri sampai di sini saja. Terima kasih untuk kalian semua yang sudah bersedia membaca cerita ini


Naruto pov

Aku melangkah pergi dari rumah yang telah menampung ku selama lima tahun terakhir. Langkahku terasa berat untuk meninggalkan kenangan akan hangatnya kasih sayang keluarga yang tidak ku dapatkan sebelumnya, meskipun hanya ayah angkatku saja yang mencintaiku dengan tulus. hatiku terasa hampa saat ayah berubah membenciku, tidak ada lagi yang mencintaiku, hilang sudah tujuan hidupku, apa yang akan ku lakukan setelah ini, aku tak lagi memiliki gairah untuk hidup, haruskah aku mengakhiri hidupku...?, tidak tidak itu tidak benar, aku akan mengecewakan ibu panti jika itu ku lakukan, ia melepasku agar aku bahagia, bukan agar aku terlarut dalam kesedihan dan berakhir mati di gantungan karna putus asa.

Aku pergi tanpa sempat membawa apapun, hanya dress dari bajingan yang meniduriku yang bahkan tak ku ketahui namanya, dan uang pemberiannya, hanya itu tak ada tas, tak ada ponsel, tak ada baju ganti, hanya kantong plastik untuk menampung uang yang ku dapat dari bajingan itu.

Aku merasa cukup beruntung karena mengambil uang itu, meskipun tadi aku cukup bimbang untuk menerimanya, saat ini tak kan mudah untuk segera mendapat pekerjaan demi mencukupi kebutuhan hidupku, terlebih lagi aku masih belum lulus sma, aku harus lulus terlebih dahulu agar bisa mendapat pekerjaan yang cukup layak, dengan uang ini aku tak akan dipusingkan untuk kebutuhanku selama lima bulan kedepan. Tapi jika aku harus menyewa apartement dan membayar sekolahku, mungkin uang ini hanya akan cukup untuk  dua atau tiga bulan saja. Beruntung aku hanya butuh enam bulan lagi untuk lulus sma, sebaiknya aku segera mencari amartemen murah, hari sudah menjelang sore, matahari bahkan hampir tenggelam, aku sudah lelah berjalan.

Setelah berjuang cukup lama akhirnya aku menemukan apartement murah, letaknya di pinggiran kota, sehingga jaraknya dengan sekolahku cukup jauh, tapi tak apa, hanya itu yang bisa ku dapatkan saat ini, apartement ini cukup luas dan lumayan bagus tak sebanding dengan harganya yang murah, pemiliknya berani memberiku harga murah karena tak ada yang mau menyewa apartemen itu, aku tak tahu sebabnya namun aku mendengar desas desus jika pernah terjadi pembunuhan di dalam apartement ini, dan arwahnya menghantui setiap orang yang tinggal di sini, namun aku tak mau ambil pusing  yang terpenting aku mempunyai tempat tinggal yang layak, itu sudah cukup bagiku tanpa perlu memikirkan hal yang lainnya.

Hari berganti hari dan pada minggu ke empat aku berhasil mendapatkan pekerjaan, sebagai kasir di sebuah mini market, gajinya lumayan karena berada di tengah kota, sedangkan harga makanan seperti sayuran segar dan buah buahan di tempat ku tinggal begitu murah karena mereka menanamnya sendiri dan itu sangat menguntungkan bagiku. Namun ada suatu hal yang membuat ku tak mengerti, akhir akhir ini aku sering merasa mual di pagi hari, dan aku selalu merasa letih dan sering pusing saat melakukan kegiatan yang bahkan tidak terlalu berat, padahal aku adalah anak yang tak bisa diam atau dengan kata lain hyperaktif, namun akhir akhir ini aku lebih suka bermalas malasan tanpa mengerjakan apapun sepanjang hari, dan makan adalah hobiku, tapi aku merasa heran saat aku begitu membenci makanan yang selama ini menjadi favoritku ramen, bahkan mencium baunya saja aku langsung muntah. Ada apa dengan ku..?, apakah aku menderita penyakit serius hingga merasa mual, letih dan lesu berkepanjangan..?, apakah mungkin ada tumor yang menggerogoti tubuhku... atau ada masalah dengan pencernaanku, dan lebih parahnya lagi apa aku menderita penyakit komplikasi..?, oh... tidak jangan sampai itu terjadi, tapi jika di ingat ingat aku selalu memakan makanan yang sehat, aku selalu memakan sayur dan buah sesekali aku juga memakan daging, aku juga selalu meminum susu, apa masakan ku kurang higienis, entahlah aku tak tahu, semakin di pikirkan aku merasa semakin pusing, karena ini hari minggu aku bebas bersantai tanpa gangguan, tempat ku bekerjapun setuju saat aku meminta libur di hari minggu, hari yang sangat membahagiakan andai saja pusing dan mualku tidak datang lagi.

Aku segera bangun dengan tergesa gesa dari  rebahanku saat teringat sesuatu yang penting, ini tidak seperti yang kufikirkan bukan...? Pasti itu tidak mungkin. segera ku hampiri kalender kecil yang terletak di nakas samping tempat tidurku, jantungku berdetak tak beraturan dan sesuatu yang tak kasat mata terasa menghantamku, di sana lingkaran merah yang seharusnya menjadi tempat datang nya tamu bulananku telah terlewat bahkan tak kusadari karena kesibukan ku akhir akhir ini, ini tak mungkin apakah aku.... aku benar benar hamil....?.

Cobaan apa lagi ini, tuhan... tak cukupkah cobaan yang Kau berikan selama ini, hidup tanpa orang tua, menghabiskan masa kecil di panti asuhan, Kau memang memberiku orang tua pengganti namun kau ambil kembali bahkan Kau membuat mereka membenciku, Kau membuatku merasakan dihianati laki laki yang ku cintai, Kau membuat kesucian ku di renggut dari diriku, dan kini Kau masih memberiku cobaan saat diriku masih belum bisa mencukupi kebutuhan hidupku sendiri...?, bahkan aku baru memulai menata hidupku kembali, tak bisakah Kau memberikan kebahagiaan dalam hidupku sekali.... saja, tanpa Kau ambil kembali, bolehkah aku berharap jika ini semua hanya mimpi yang akan hilang saat aku bangun nanti..?, atau bolehkan aku berharap jika aku tak pernah di lahirkan kedunia ini. Di sini hanya ada aku, menangis pilu dalam kesendirian, tanpa ada yang merengkuh dalam pelukan, tidak ada orang yang bisa ku ajak berkeluh kesah, tak ada lagi yang tersisa, tak ada lagi yang bisa Kau ambil lagi dari hidupku Tuhan, semuanya hancur, namun masih ada satu yang tersisa, hidupku.... Kau masih bisa mengambil nyawaku, bolehkah aku berharap kau mengambil nyawaku saat ini juga...?, atau aku saja yang mengakhiri hidupku.

Cinta dan DeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang