"Itachi..." ujarku tanpa sadar
Itachi, siapa yang tak bisa mengenalinya saat ini??, aku bukanlah gadis naif seperti enam tahun lalu yang tak tahu apapun, siapa yang tidak ku kenal di dunia bisnis?, aku telah menghafal setiap orang yang berpengaruh dalam dunia bisnis bukan hanya wajah dan namanya namun juga latar belakang mereka.
Itachi, pria jenius yang licik dengan sejuta bakat dan pesona, seorang ceo muda dari perusahaan terbesar seasia yang baru memegang jabatan tersebut lima tahun lalu, namun sudah dapat memonopoli perdagangan asia, tidak ada orang yang berani macam macam dengannya, sekali kau mengusiknya kau akan tamat, ia akan menghancurkanmu hingga kau tak bisa bangkit lagi, dan parahnya lagi, ia bisa menghancurkan mu dengan cepat bukan dalam hitungan bulan ataupun minggu, namun dalam hitungan hari, bukan jalur hukum yang ia pakai, namun permainan licik dengan penyebaran skandal, menghancukan reputasi, pengalihan saham, ataupun kekayaan, itulah jalan yang biasanya ia pakai, apapun yang ia inginkan tak pernah ada yang tidak ia dapatkan.
Satu kenyataan pahit yang paling ku benci dalam hidupnya, ia mendapatkan posisi ceo saat aku berjuang melahirkan seorang putra dengan biaya hidup yang pas pasan, ia mendapat kejayaan saat aku bersusah payah membesarkan anak ku sendirian dalam hidup yang serba kekurangan, dan ada satu hal yang aku syukuri dari hidupnya, ia sudah menikah 4 tahun lalu namun masih belum memiliki keturunan, kehidupannya memang sempurna, ia tetap menjadi pria yang paling di incar meskipun sudah menikah, aku tidak mengerti apa yang di fikirkan para wanita yang mendekatinya, aku jadi merasa cukup kasihan pada istri sahnya, namun jika di lihat dari kehidupan saat ini aku tetap lebih unggul darinya, ia mempunyai kekayaan dan kekuasaan namun tidak memiliki penerus dalam keluarganya, jika ia tetap tak memiliki keturunan hingga akhir hayatnya, maka anak ku akan menjadi pewaris perusahaan keluarga inti uchiha yang sah, dan tidak ada yang bisa menyangkal hal tersebut.
*
*
*" tuan uchiha maaf atas ketidak sopanan saya telah memanggil nama anda secara langsung, bukannya memanggil nama marga anda" ujarku sambil membungkuk, setelah aku tersadar dari lamunan panjangku.
"Selamat siang tuan uchiha" ujar anakku mengikuti apa yang aku lakukan setelah ia kuturunkan dari gendonganku.
"Anak yang sopan" ujarnya sambil tersenyum
Senyuman yang tulus tapi jika kita amati akan tersirat maksud tersembunyi yang membuatku sedikit takut, namun aku harus menjaga sikap agar karir serta kehidupan anakku tetap aman.
"Maaf jika saya lancang, namun ada perlu apa sampai tuan uchiha yang terhormat rela pergi ke tempat seperti ini, bukankah anda tidak akan pergi ke suatu tempat yang tidak dapat memberikan keuntungan untuk anda??" Ujar ku bertanya dengan menyelipkan sedikit sindiran dengan maksud agar ia mengatakan tujuan ia datang ke sini.
"Kau sangat mengerti diriku, aku kesini untuk menjemput keponakan ku, apakah butuh keuntungan untuk menjemput anggota keluarga?" Ujarnya sambil tersenyum penuh makna.
Ingin bermain main denganku, oke akan ku layani, kali ini kau menang namun bisakah kau mengatasi seranganku selanjutnya??
"Setahu saya bukankah anda tidak memiliki keponakan???, bulan lalu bukankah dari hasil tes DNA sarada bukanlah anak sasuke melainkan anak dari sakura dan selingkuhannya???, keluarga uchiha benar benar hebat bisa menerima kesalahan yang begitu besar dengan lapang dada" ujar ku lagi, aku tidak menyangka menyerang itachi dengan kata kata seperti ini sungguh menyenangkan.
"Bravo bravo, kau sangat hebat dalam bermain kata kata, apa ada lagi pertanyaan yang lebih mengejutkan???" ujarnya sambil bertepuk tangan seakan ia bangga dengan apa yang aku katakan.
Reaksi ini bukanlah yang aku harap kan tapi aku tidak bisa kalah begitu saja.
" maaf saya sangat lancang karena mengatakan hal yang bahkan mediapun tidak berani mengungkitnya, tapi saya memiliki satu pertanyaan, jika sarada bukan keponakan anda, bukankah keluarga uchiha tidak memiliki pewaris, sayang sekali jika kejayaan dan kerja keras anda saat ini harus di nikmati orang lain (sarada)???" Ujarku dengan penuh kemenangan
Ia pasti mengerti maksud perkataan ku kan??, untuk apa memiliki kekayaan yang berlimpah jika tidak memiliki keturunan, bukan kah itu sia sia???, semua orang mencari kekayaan dan kekuasaan untuk di berikan kepada anaknya, jika tidak memiliki anak untuk siapa ia bekerja mati matian saat ini?, apa gunanya kerja kerasmu jika ujung ujungnya harus di berikan kepada orang lain.
"Tidak juga, keluarga kami sebenarnya masih memiliki penerus yang masih bersembunyi" ujarnya seakan menantang.
"Siapa..." ujarku tanpa sadar, aku pun terkejut dengan apa yang aku katakan.
"Kenapa kau begitu terkejut, kau juga sangat mengetahui bukan jika uchiha selalu membuat sebuah kejutan yang tak terduga??" Ujarnya sambil medekatkan wajahnya, seakan berniat menciumku.
"Ap-apa yang akan kau lakukakan" ujar ku mundur perlahan, sedikit takut saat ia mendekatiku.
Ia pun menarik pinggang ku lalu membisikan sesuatu yang membuat ku merinding
"Apa ini tidak seperti yang kau harapkan naruto??, ini masih belum di mulai dan kau sudah sangat terkejut?, kejutanmu yang sebenarnya akan segera datang, ingatlah aku selalu, amati setiap gerak gerik ku, jika tidak, kau tidak akan memiliki persiapan untuk menghadapiku nanti"
Saat aku masih berusaha mencerna apa yang ia katakan tiba tiba ia mencuri sebuah kecupan singkat dari bibirku, aku yang terlalu terkejut tidak dapat memberikan respon apapun hingga suara anak ku memecahkan suasana keheningan yang mencekam ini
"Tuan uchiha apa kau melupakan keberadaanku???, beraninya kau mengancam mommy ku..!, kalian pikir aku bodoh, aku mengerti apa yang kalian katakan meskipun kalian berdebat menggunakan bahasa inggris"
Anak ku kau memang hebat, kau penyelamat hidupku, aku bangga padamu......
Namun aku cukup menyesal, anak ku yang imut ini harus menyelesaikan masalah orang dewasa, salahkan itachi yang bebisik dengan suara yang cukup keras hingga sai bisa mendengarnya."Ehemm.... maaf sayang, paman tidak melupakan keberadaanmu, paman hanya.... tidak mau kau merasa tidak nyaman saja" ujarnya sedikit kikuk
" Terserah kau saja, kalau begitu bisa kau jelaskan maksud dari berciuman di depan anak kecil, apa kau ingin merusak fikiran ku, terlebih kau melakukannya di tempat umum, setidaknya carilah tempat yang lebih tertutup, tidakkah kau malu, atau kalian memang tidak tahu malu????" Ujar sai sarkasme namun penuh dengan kepolosan.
Anak ku kubatalkan pujianku, kau memang membanggakan namun kalimat terakhirmu kenapa menyeretku juga, seharusnya kau bilang itachi saja yang tidak tahu malu, kenapa kau bilang kami berdua tidak tahu malu, sebenarnya siapa yang kau dukung???.
Normal pov
"Pamaaaannnnnn......, apa kau datang untuk menjemputku" ujar sarada penuh dengan kegembiraan, seakan baru pertama kali anggota keluarganya datang menjemputnya ke sekolah.
"Hn" jawab itachi
Sungguh pria yang sangat irit bicara
"Paman, apa gadis kasar yang pura pura manis ini keponakan yang kau bicarakan tadi??" Ujar sai, "aku tidak percaya gadis penuh tipu muslihat ini adalah keponakanmu" ujarnya lagi.
"Sayang jaga ucapanmu, lihatlah kau membuat sarada hampir menagis" ujar naruto
"Mom kau jangan tertipu dengan actingnya, dia adalah rubah licik, aku pernah ia tipu sekali, namun sekarang tidak lagi"
"Paman sebaiknya kau hati hati dengan rubah kecil ini, siapa tahu ia memiliki maksud tersembunyi, kalau begitu aku permisi dulu, sampai jumpa lagi paman" ujar sai memperingati itachi.
"Mom, ayo kita pulang" ujar sai sambil menarik tangan naruto masuk ke mobil.
Hai readers gimana ceritanya menurut kalian, tambah gaje nggak sih, pikiran ku buntu banget, ceritanya berubah dari apa yang aku rencanakan, dan aku nggak tau chap selanjutnya ceritanya jadi gimana, nanti kalau ada ide aku lanjutin, untuk saat ini udah nggak ada ide lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/136904445-288-k432833.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Derita
RomanceAku naruto, tak ada marga..?, memang benar tak ada marga hanya naruto tak ada yang lain. Apa kalian tahu, aku sudah membuang marga ku jauh jauh. Dan tak akan memakainya lagi cukup diriku tak ada yang lain. Aku hanya ingin mengatakan hanya satu hal y...