chapter 16

1.8K 141 12
                                    

          Malam ini rupanya lelaki itu tak kembali. Tak memberi kabar sama sekali sejak sore tadi. Ia tak tahu, kaleyma masih menunggu nya, berharap lelaki itu ada dihadapannya sembari menjelaskan hal yang menghambat perjanjian mereka. Tak muluk muluk, perempuan itu suka setiap mendengar genta berbicara. Apapun yang lelaki itu lakukan tak pernah luput dari perhatiannya. Kaleyma masih menaruh harap, untuk keselamatan rumah tangga nya kelak. Jika di pikir kembali, dirinya memang terlalu bodoh, memilih tetap bertahan meski diperlakukan dengan tak senonoh.

merasa bosan dengan situasi dalam kamarnya. Ia memutuskan untuk mengunjungi halaman belakang. Setidaknya kali ini ia tak akan bertemu dengan najma disana. perempuan paruh baya itu pasti sudah terlelap. Ketika langkah nya menggiring sampai pada tempat tujuan. ia melihat genta disana. lelaki itu tengah merokok sembari duduk dalam ketenangan. Kaleyma mempunyai dua pilihan, antara menghampiri atau pergi. Ketika ia memutuskan untuk berbalik, ia mendengar suara itu memanggil nya. Memintanya untuk menemaninya disana. tak perlu berpikir dua kali kaleyma pasti menghampiri.

"kenapa mas?" tanya nya terus terang. Namun tak ada jawaban dari lawan. Lelaki itu hanya menepuk kursi disamping nya dengan pelan.

"maaf tadi ga sempet bawa kamu jalan jalan." Perempuan itu terpejam, mengumpulkan kesabaran sebelum menjawab dengan tenang.

"gapapa mas. Leyma tahu mas genta sibuk."

"tadi aku ketiduran di rumah alexa. Bener bener lupa kalo ada janji sama kamu. Maaf ya kal" Tersenyum untuk memaklumi. Ia beranikan diri untuk menyentuh tangan sang suami.

"leyma ga akan pernah marah. Jadi ga perlu minta maaf." Tersenyum untuk menimpali. Lelaki itu balik genggam tangan sang istri. Perempuan dihadapannya ini, telah sering ia sakiti.

"kenapa susah banget kal?" entah apa yang genta maksud. Pertanyaannya mampu membuat dahi perempuan itu berkerut. Nadanya terdengar begitu serius.

"aku bener bener sudah coba. Tapi tetap gak bisa." Ucapnya frustasi. Namun pandangan nya tetap fokus pada ibu dari sang putri. Ia menemukan kaleyma sedikit terkejut, mungkin perempuan itu paham apa yang ia maksud. sempat saling terdiam, mengizinkan hanya diisi oleh keheningan malam. Sampai akhirnya perempuan itu tersenyum. Hal paling ia benci namun juga begitu ia sukai. Setiap senyuman itu terbit pada wajah cantik sang istri. Hanya rasa bersalah yang semakin menggerogoti hati. Kadang ia dibuat resah, kadang di buat bimbang dan kadang pula di buat senang.

"mas...dalam kesempatan kali ini. biar leyma berjuang sendiri. Bukankah cinta tak harus memiliki. Melihat mas genta bahagia bersama alexa. leyma juga turut bahagia." Terdengar begitu tulus namun tak disangka hatinya remuk. Kaleyma tengah berjuang mati matian, berperang dengan perasaan agar ia tak perlu menumpahkan tangisan. Ia hanya ingin terlihat tegar.

"satu permintaan." Ucap lelaki itu pelan, sembari menatap manik mata perempuan yang berada di hadapannya. Jika bisa, ia ingin selalu menatapnya selama kaleyma belum pergi dari hidupnya.

perempuan itu pandangi gelap nya malam. Berpikir suatu permintaan yang sekiranya tak memberatkan. Ia di landa rasa gundah, takut apa yang ia pinta salah. Apa yang terlintas dalam pikirannya kali ini sedikit tak sejalan dengan apa yang ada pada hatinya, ia bingung mana yang harus ia turuti. Tepat tiga tahun lalu, ketika dirinya tengah mengandung tsurayya. Genta pernah menawari hal yang sama, lalu berjanji jika ia akan berusaha menepatinya. Kaleyma masih ingat jelas permintaan yang ia suguhkan. perempuan itu ingin genta andil dalam pertumbuhan putrinya, mengurangi sedikit waktu kerjanya untuk keluarga. Alih alih memperolehnya, ia malah dipulangkan kedesa dengan rayya yang baru berusia beberapa hari tanpa alasan yang jelas. Lelaki itu hanya mengatakan ia akan dinas keluar negeri dalam waktu yang lama. Begitu pula dengan tawaran lelaki itu kali ini. Ia tak ingin berharap terlalu tinggi. Ber ekspetasi sesuai dengan situasi. Ia akan baik baik saja jikalau gentaru tak menepatinya lagi kali ini.

"apapun." Genta mengucapkan satu kata lagi yang membuatnya semakin mantap hati. Ia ingin egois untuk satu bulan ini. Untuk dirinya sendiri. Tak apa kan?

"janji mas, untuk selalu ada untuk leyma sama rayya."

"hanya untuk satu bulan ini" terangnya kembali. Meski genta sedikit tertegun akan permintaan kaleyma. Apa yang perempuan itu pinta sangat bukan diri istrinya. Namun ia memilih menyanggupi. Meluangkan waktu untuk kaleyma dan sang putri.

"disetujui." Ia merasa lega ketika perempuan itu memberinya senyuman entah untuk yang keberapa kali. Lalu tak lupa ucapan terima kasih yang ia sampaikan dengan setulus hati. Mulai hari ini, ia akan membagi waktu agar bisa menepati janji pada sang istri.

"kal...selama ini banyak sekali kebohongan yang telah keluargaku lakukan. Banyak Sandiwara sandiwara bodoh yang kami mainkan. Sejujurnya, banyak sekali hal yang ingin aku ceritakan. Kamu pasti kebingungan. Bagaimana aku dan alexa bisa bertunangan dan kepulangan kamu yang tiba tiba tanpa di rencanakan." Dari sekian kata yang yang suaminya uraikan. Ia memutuskan untuk tak penasaran. Perempuan itu memegang tangan gentaru. Meminta lelaki itu untuk tak melanjutkan kalimatnya. Ia hanya ingin selesai dengan tenang. Sudah ia ikhlas kan semua hak adami yang terjadi dalam kehidupan. Ia memaafkan kesalahan semua orang.

"oh iyaaa. Ini udah malem. Masuk saja yuk mas." Gentaru tahu, perempuan itu tengah berusaha mengalihkan topik yang akan ia bahas sepersekian menit lalu. Memilih untuk tak membantah, ia turuti ajakan kaleyma. Ia kubur dalam dalam penjelasannya agar tak lagi menyakiti wanita itu. Ia ingin selesai dengan semua. Berhenti menoreh luka yang jelas ia tak tahu membekas atau tidaknya. Ia ingin memberi kesan akhir yang bahagia untuk wanita tangguh dihadapannya.



oh iya gaess,,aku bikin cerita baru loh, judulnya stand by you dijamin karakter cowoknya bakal keren bgt...bi baca yaa yaa yaa

luv u

KaleymaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang