Setelah usai sarapan Kaleyma menuju kamar bulek sambil menggendong Tsurayya. Perempuan paruh baya itu sudah menunggunya, hendak menyampaikan kejutan yang dijanjikan kurang lebih satu jam yang lalu.
Mungkin dengan menyampaikan ini dirinya akan kehilangan. Namun jika menyangkut kebahagiaan Kaleyma dan putri perempuan itu ia tak akan keberatan. Menghela nafas untuk persiapan. Perempuan paruh baya itu menggenggam erat tangan Kaleyma, perempuan yang sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri. Meski merasa berat dan mengganjal dalam tenggorokan, Arumi akan tetap merelakan purtinya agar bahagia.
"Ikutlah pakde Cipto ke kota 2 hari lagi nok" ucapnya mantap, menatap manik mata yang nampak bersinar Dihadapannya. Kaleyma sudah dewasa, perempuan itu jelas paham apa maksut buleknya.
"Bulek izinin Leyma pergi menyusul mas Genta?" Tanyanya bersemangat dengan senyum yang tak memudar dari beberapa menit lalu. Belum lagi anggukan dari bulek Arumi jika perempuan paruh baya itu mengiyakan membuat Kaleyma seakan kehabisan nafas, saking bahagianya.
Perempuan itu menangis lalu memeluk putri kecilnya dalam dekapan. Membisikkan kata kata manis pada Tsurayya. Setelah itu beralih memeluk wanita dihadapannya sembari mengucapkan beribu ribu terimakasih. Sebentar lagi ia akan bertemu ayah Tsurayya, lelaki yang selalu ia harapkan kedatangannya 2 tahun belakangan.
Mengusap air mata haru, Bulek arumi memilih melepas dekapan, mengingatkan perempuan dihadapannya untuk segera mengemas pakaian dan perlengkapan Tsurayya. Kaleyma mengangguk masih dengan senyum dan tatapan berbinarnya, lalu membawa Tsurayya ke kamar untuk mempersiapkan segalanya.
'Rayya bentar lagi ketemu ayah sayang'
Tak ada banyak yang mungkin bisa ia bawa. Kaleyma berasal dari keluarga sederhana dan itu yang membuat mertuanya berat untuk menerimanya, ia tak memiliki banyak pakaian pantas pakai seperti wanita seumurannya pada umumnya. Ketika masih bersama Genta dulu, ia tak pernah merepotkan lelaki itu hanya untuk membelikannya pakaian. Genta hanya pernah sekali memberinya pakaian selama 15 bulan pernikahan mereka.
Hari dimana ia memperjuangkan kehadiran Tsurayya, rela menukarkan nyawa demi buah hatinya agar dapat melihat dunia. Hari paling mengesankan dalam hidup Kaleyma. perasaan berdebar bercampur khawatir memenuhi relung hati calon orang tua baru di ruang bersalin itu. Ia masih ingat betul erat dan hangatnya genggaman Genta pada hari itu, pula kecupan kecupan menguatkan untuk sang istri dan doa doa yang lelaki itu rapalkan demi keselamatan istrinya yang sedang melahirkan. Bagaimana Kaleyma tak jatuh hati pada suaminya sendiri?
Mungkin sebagian insan akan memaki. Perjuangan antara hidup dan mati hanya diganjar satu set baju merah Jambu untuk dirinya dan Tsurayya. Gentaru memang kaya, namun bukan itu point pertama yang perempuan itu butuh. Ia tak membutuhkan pundi pundi hasil kerja keras suaminya. Perhatian dan kasih sayang dari lelaki itu sudah lebih dari cukup untuk Kaleyma dan Tsurayya.
Mengingat itu membuat kaleyma tersenyum. Dress merah jambu selutut itu mampu mendebarkan hatinya. Mengoyak perut perempuan itu hingga merasa ada kupu kupu berterbangan didalamnya. Ia ingat betul saat ia tersenyum senang sembari memeluk erat pemberian Gentaru pada hari itu. Permintaan maaf lelaki itu karena baru kepikiran untuk membelikan pakaian santai untuk istrinya tak ingin perempuan itu dengar. Asal lelaki itu tahu, Kaleyma sudah sangat bahagia hanya dengan ini.
Kaleyma sedikit terkejut saat mendapati matahari hendak tenggelam. Saking bahagianya sampai tak terasa berapa banyak waktu yang ia buang hanya untuk memikirkan pertemuan mereka 2 hari lagi. Ia keluar menuju halaman, memandang indahnya langit sore lalu tersenyum penuh kelembutan. Dalam hati perempuan itu berterima kasih pada senja, karna sudah selalu ada disampingnya dan menemani perempuan itu selama penantiannya.
Hari ini sampai dua hari mendatang, ia tak akan menanti ditempat ini lagi. Jika memang Gentaru tak bisa menjemputnya, maka perempuan itu yang akan menyusul suaminya. Hatinya tak bisa tenang, tak bisa ia pungkiri betapa keras detak jantungnya sedari tadi, saat bulek Arumi menyuruhnya ke kota. Lagi lagi perempuan itu tersenyum, bersyukur atas segalanya.
Pegangan tangan mungil pada kaki Kaleyma mengagetkan perempuan itu. Senyumnya melebar melihat putrinya yang sedang belajar berdiri, meski Tsurayya masih tertatih tatih namun usaha putrinya patut ia banggakan padahal pertumbuhan untuk anak usia 2 tahun, Tsurayya termasuk lamban dari pada anak seusianya. Dengan gemas ia meraih tubuh mungil itu dalam gendongannya.
"Waktunya mandi princess cantik bunda" ujarnya sembari mencium pipi putrinya dengan membabi buta. Lalu masuk rumah untuk menyiapkan air hangat.
🥀🥀🥀
Terkadang sesuatu yang kita begitu nanti akan terasa lama datangnya. Begitupun dengan Kaleyma. 2 hari ini terasa begitu panjang dan membosankan. Perempuan itu terlalu tak sabaran. Sampai hari yang ia nanti selama 2 tahun terakhir datang, hatinya tak berhenti berdebar sejak tadi pagi. Kau harus tau Gentaru. Dirimu berdampak begitu besar dalam kehidupannya.
Sudah lebih dari 8 kali Kaleyma memeriksa koper dan tas kecil milik putrinya. Ia tak mau ada yang tertinggal dan berakhir merepotkan bulek Arumi. Sebelum sore menyapa, ia habiskan waktu bersama bulek dan Tsurayya, Kaleyma yakin perempuan paruh baya yang sekarang duduk Dihadapannya pasti akan sangat merindukannya. Bulek sudah berbuat banyak demi kepergiannya ke kota. Dari mengurus semua dengan pakde Cipto sampai mengingatkan segala sesuatu untuk Kaleyma. Bulek Arumi memang nampak seperti malaikat. Seakan tidak nyata, perempuan itu memiliki hati bak berlian.
"Nok bulek mohon jaga diri yaa nok" ujarnya kembali sembari mengusap airmatanya. Sudah sejak pagi bulek terus menangis dan kalimat yang ia ucapkan pun diulang beberapa kali.
"Nggeh bulek" jawabnya lembut sembari mengusap pelan tangan keriput wanita itu.
"Jangan keseringan gendong Tsurayya, supaya ia bisa cepat jalan. Sekali kali biarkan ia jatuh agar membangun sikap berani ya nok"
"Jangan lupa makan"
"Jangan terlalu dipikirin ucapan ibu mertuamu, nanti bisa stress"
"Pokoknya dibikin santai ya nok"
"Jangan lupa kalo ada apa apa langsung hubungi bulek. Bulek janji akan beli telepon kalo uangnya udah cukup."
"Jangan terlalu berharap banyak apalagi mencintai Gentaru berlebihan. Karena sesuatu yang berlebihan pesti menyakitkan ya nok" Kaleyma merasa tertampar dengan ucapan wanita itu barusan namun perempuan itu masih tetap diam, mendengar semua saran bulek Arumi.
"Ingat selalu jaga adab di kota orang ya nok"
" tetep jadi Leyma nya bulek yang lemah lembut."
"Jangan berubah pokoke nok,, bulek Ndak rela."
" jaga Tsurayya dengan baik"
" didik Tsurayya jadi wanita seperti si nok" bulek Arumi seakan sudah tak kuasa melanjutkan, wanita itu Terisak namun tetap memilih memberi lebih banyak saran agar Kaleyma tak salah ambil jalan.
" nok ingat yang terakhir. Pulang nok pulang, kalo si nok Ndak nyaman dan terus disakiti. Kalo uang bulek cukup bulek akan menjenguk si nok dan Rayya. Bulek Ndak mau kalo si nok kenapa napa lagi." Isakannya semakin terdengar, begitu pilu. Kaleyma tak tinggal diam. Diraihnya tubuh rapuh wanita paling berarti setelah ibunya itu kedalam dekapannya. Ia juga terisak, merasa menjadi wanita paling beruntung karena mempunyai bulek Arumi dalam hidupnya. Sama sama memeluk erat, isakan tangis dari keduanya memenuhi halaman belakang lalu disusul suara tangisan keras dari putrinya. Tsurayya selalu mengerti apa yang dirasakan bundanya.
'Si nok adalah panggilan untuk anak perempuan'
jan lupa Vote + coment....lup yu
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaleyma
RomanceCinta Kaleyma begitu besar pada Gentaru namun lelaki itu menghianatinya. Meminang perempuan lain yang dulu mengaku hanya sebagai sepupu dari Gentaru. Lelaki itu menghianatinya berkali kali. Saat dirinya berjanji akan menjemput Kaleyma dan Tsurayya 2...