chapter 13

1.3K 169 20
                                    


                Sudah 3 hari sejak tragedi kelepasan gentaru, setelah malam itu hingga hari ini lelaki itu sama sekali tak mengunjungi kaleyma dan tsurayya. Perempuan berparas cantik nan lugu itu bahkan tak berani keluar kamar meski hanya untuk sekedar makan. Wajah garang dan amat menyeramkan najma masih terngiang ngiang begitu jelas di benaknya. Bagaimana ia bisa tenang ketika ia sadar jika ibu mertuanya yang sudah ia anggap seperti ibu nya sendiri mungkin benar benar tak akan pernah bisa menerimanya. Alih alih berpikir bisa menjadi sedekat alexa, bertatap muka saja mungkin najma memang tak akan melakukannya dengan ikhlas selama hidupnya. Hanya ketakutan yang sekarang begitu mendominan hati kaleyma, takut akan menjalani hidup di hari hari selanjutnya masih sebagai istri dari seorang gentaru, takut jika ia akan tetap memilih bertahan, joviar sudah tidak mampu lagi membelanya dihadapan najma, istri yang amat lelaki paruh baya itu cinta. Ia takut dengan semua kemungkinan kemungkinan yang ada pada pikirannya. Namun yang paling perempuan cantik itu takuti ialah kehilangan lelaki yang jelas sudah tak mempunyai rasa cinta yang tersisa untuknya. Ingin ia pulang saja, mengubur semua cinta yang ia punya dan menyerah untuk mempertahankannya. Namun diantara banyaknya pilihan untuk tak terus tersakiti, kaleyma lebih memilih untuk menerima resiko atas cintanya sendiri. Mengabaikan konsekuensi yang bahkan ia paham betul akan jadi seperti apa nanti. Perempuan itu tetap teguh pada apa yang telah ia pilih, membiarkan dirinya jatuh pada lubang kekecewaan yang telah menelannya berkali kali.

bersyukur hari ini rayya tak menangis sama sekali. Gadis kecil itu hanya merengek sebentar lalu kembali pada mood normal. Ia selalu paham akan keadaan bundanya yang tak mempunyai orang yang membela nya lagi.

"harusnya kalo bakal jadi kaya gini, kita ga usah balik ya nak....maafin bunda sudah libatin rayya, ga seharusnya kamu dengar teriakan teriakan kasar hampir tiap hari...bunda mohonn..." tak kuat melanjutkan kalimatnya, kaleyma memilih untuk mendekap tubuh ringkih putrinya sembari menagis disana. Mengapa bisa sesakit ini? Lalu beberapa menit setelahnya, terdengar ketukan pelan dari pintu kamarnya. Membuat perempuan itu segera menghapus sisa air mata nya dan bersiap membuka pintu yang tak jauh dari tempat ia duduk sekarang, ia berharap gentaru yang akan ia temui dibalik pintu itu. Lelaki yang amat ia cintai.

"maaf mbak,,saya disuruh untuk menemani beres beres barang mbak leyma sama dek rayya." Ucap pembantu rumah itu dengan tak enak hati. Meski sedikit terkejut karena yang ia temui belinda, bukan malah suaminya. Belum lagi apa yang perempuan itu sampaikan padanya kali ini. Namun bukan kaleyma jika tak pintar dalam penempatan diri, perempuan itu malah merespon dengan senyuman, terlihat amat tulus nan mengagumkan. Lalu ia tarik pelan belinda, mengajak gadis muda yang seharusnya sekarang duduk pada bangku sekolah itu untuk masuk dan membantunya.

"makasih sudah mau bantu saya linda" kalimat pertama yang leyma ucapkan setelah menutup pintu, membuat pembantu berparas lugu itu semakin tak enak hati.

"maaf ya mbak leyma, saya disuruh pak genta"ucapnya sembari menunduk, menatap wajah kaleyma membuatnya semakin sungkan dan merasa bersalah.

"iyaa ga papa. Sebentar saya kumpulkan baju baju saya dulu. Tolong kamu jaga rayya saja yaa." Hanya dihadiahi anggukan sebagai jawaban,namun belinda tetap memperhatikan. Ada 5 pembantu perempuan di rumah ini, namun belinda sama sekali tak pernah ada pada jarak sedekat ini dengan kaleyma. Jika dirinya perhatikan, menantu kedua keluarga mahendra ini memang sangat menawan, kebaikan dan kesopanannya juga seperti orang berpendidikan. Sekarang ia paham, mengapa tuan majikannya begitu menyayangi kaleyma sejak pertama kali membawa perempuan itu kemari.

"mbak leyma, saya baru kali ini berada sedekat ini dengan mbak leyma. Ternyata mbak leyma sangat cantik dan baik yaaa" perempuan yang belinda panggil menoleh lalu tersenyum manis sebelum menjawab.

"terima kasih belinda, kamu juga sangat cantik" puji nya kembali masih dengan senyuman yang belum memudar. Sekilas belinda terenyuh. ia paham akan satu hal lagi, perempuan cantik dihadapannya mempunyai hati yang begitu besar. Hendak dipulangkan suaminya tanpa suatu kesalahan saja ia masih kuat untuk tetap tersenyum sebegitu tulus.

"saya senang hari ini bisa lebih sedikit mengenal mbak leyma. saya berharap kita bisa lebih dekat jika dipertemukan di lain kesempatan. Maaf yaa mbak leyma, dulu saya pernah sempat ga suka dan ga setuju waktu mbak leyma akan menikah dengan pak genta. Mungkin karena saya belum mengenal mbak leyma dan kita mungkin satu kasta, sama sama wanita kurang mampu dan dari desa. Saya merasa mbak leyma terlalu tak pantas untuk pak genta. Maaf yaa" kaleyma tidak terkejut ketika mendengar penuturan belinda, ia yakin semua orang akan berpikir hal yang sama pula mengenai pernikahannya dulu. Lagipula belinda masih 15 tahun ketika ia menikah, mungkin pikiran gadis remaja itu belum dewasa.

"terima kasih sudah mau jujur sama saya linda"entah ini ucapan terima kasih yang keberapa kali, namun perempuan berhati lapang itu tak merasa malu meski harus mengucapkan beberapa kali pada orang yang lebih muda darinya. Setelahnya, ia bahkan meminta maaf pada gadis itu karena tak terlalu bisa merespon ceritanya karena buru buru membereskan barangnya.

"belinda, bisa tolong antarkan saya kedepan. Tolong bawain ini ya lin, biar saya yang gendong rayya"

"oh iya sini mbak, saya anter mbak leyma."

ketika ia menutup pintu kamar yang telah ia tempati 3 bulan ini, perang perasaannya telah usai. Perjuangannya telah dihentikan secara paksa oleh lelaki yang ia kasihi. Setelah ini, tak akan ada lagi sandiwara keji dan sakit hati. Kaleyma telah memantapkan diri dan ikhlas untuk pergi. Ia pandangi putrinya lalu tersenyum pahit sebelum akhirnya berjalan pelan untuk menuruni tangga dan menuju pintu utama.

"linda...mau anterin saya kekamar mama? Saya mau pamit"

"aduh mbak leyma. Saya takut mbak leyma kena marah lagi. Apalagi kondisi kesehatan ibuk kurang baik 3 hari ini. Saya saranin langsung pulang saja mbak daripada nanti makin panjang masalahnya." Terdiam sebentar untuk berpikir sampai akhirnya perempuan itu mengiyakan, lalu melanjutkan jalannya. Sedikit tak fokus membuatnya terkejut ketika tanpa sadar menabrak dada seseorang. Dan yang lebih mengejutkan lagi lelaki itu adalah gentaru suaminya. Pandangan mereka bertemu, seakan menyalurkan kasih dan sayang lewat tatapan, tak ada yang mau mengakhiri terlebih dahulu, keduanya terlena. mereka hanya sama sama diam, saling menikmati moment perpisahan. Belinda hanya terdiam, tak berani memperhatikan keduanya dengan terang terang an. Perempuan berusia 18 tahun itu paham betul tatapan seperti apa yang tuan mudanya suguhkan untuk istrinya atau mungkin calon mantan istri. Atau bahkan semua orang memang tahu jenis tatapan itu, hanya diri lelaki tampan itu yang terlalu bodoh untuk sadar sebelum semuanya terlambat.

"maaf kal...untuk semuanya" dengan sedikit tak ikhlas, akhirnya ia luncurkan kalimat yang begitu tak ingin ia ucapkan, genta ingin menahan perempuan itu untuk tinggal disisinya lebih lama lagi.

"terima kasih mas, sudah mengizinkan leyma untuk mencintai mas genta. Maaf jika seharusnya leyma sadar sedari awal, jika disini bukan tempat leyma, maaf telah keras kepala dan tetap menerima tawaran papa untuk dinikahkan dengan mas genta." Air matanya tak bisa lagi ia tahan. Tangannya terkepal kuat disisi tubuh untuk menahan sakit yang teramat ia rasa dalam relung hatinya. Lalu sepersekian detik setelahnya, tubuhnya terhuyung pelan karena pelukan gentaru yang begitu tiba tiba. Lelaki itu menempelkan kening pada kening kaleyma, merasa tak terganggu dengan rayya yang berada diantara mereka. Gentaru menangis, meski ia tak paham apa yang tengah ia rasa, ia begitu takut kehilangan wanita dihadapannya. Lalu ia cium kening leyma dan beralih memeluk buah hatinya, mengecup beberapa kali pipi cubby putrinya sampai akhirnya ia ucapkan kalimat terakhir sebelum memberi mereka ruang menuju mobil.

"pulanglah" perempuan itu mengangguk sembari terisak. Dan gentaru tak berani menatap kepergian kaleyma, ia gigit bibirnya kuat kuat untuk menahan isakannya sendiri, lelaki pengecut itu bahkan tak berani hanya untuk sekedar berbalik.




HAYYYYY GUYYSS GA  KUAT AKU KALO HARUS NUNGGU NYAMPE 150 VOTE DI CHAPTER SEBELUMYAAA,,AKU BERHARAP BAKAL DAPET VOTE BANYAK DI CHAPTER INI DAN CHAPTER SEBELUMNYAA,,BANTU AKU YAA, BIAR SEMANGAT JUGA NULISNYA

LOVE YOUUUU

KaleymaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang