"Aku bisa mengurus Tsurayya mas, lagian ada bulek"
Lelaki itu mengumpat pelan, bisa bisanya ia mengatakan hal serupa. Dua tahun ini, siapa yang mengurus Tsurayya jika bukan Kaleyma? Tentu Gentaru tau, jika perempuan itu mampu mengurus putrinya dengan baik tanpa dirinya. Menghembuskan nafas frustasi, kenapa ia merasa sekalap ini jika berhubungan dengan kepergian Kaleyma. Bukankah dua tahun lalu dirinya lah yang membuang perempuan itu?"Tinggallah lebih lama Kal, kasihan Tsurayya masih terlalu kecil untuk perjalanan sejauh itu." Setelah itu ia mengumpat kembali dalam hati. Lalu bagaimana dengan Tsurayya sewaktu bayi, saat Gentaru nekat memulangkan ibunya bersama bayi mungil itu yang masih begitu rentan. Genta yakin, Kaleyma sedang mengejek dalam hati akan kebodohan dirinya.
Perempuan itu tersenyum lalu menatap putrinya yang masih sibuk mengunyah biskuit. Tangannya terulur pada tangan mungil Tsurayya untuk ia genggam 'lihat nak, ayahmu Menyayangimu' ucapnya dalam hati. Meski hanya sebuah kalimat, namun tak bisa dipungkiri jika Kaleyma begitu bahagia mendengarnya, yaitu ketika Gentaru menghawatirkan putrinya.
"Terimakasih sudah menghawatirkan Rayya mas, tapi kami harus tetap pulang."
"Kenapa?" Tanyanya mendesak. Gentaru tak paham dengan dirinya sendiri, mengapa ia merasa takut akan segera berpisah. Ia ingin bersama wanita ini lebih lama. Dapatkah?
"Mama akan marah jika orang asing berada dirumah."
"Orang asing? Kamu istriku Kal." Mengapa ia sekarang terlihat agresif? Sial! Ia baru ingat mamanya. Perempuan paruh baya itu pasti tidak akan suka jika Kaleyma akan tinggal.
"Iya. Sebentar lagi jadi mantan." Ucapnya lembut masih dengan tersenyum Lalu ia melanjutkan kalimatnya.
"Aku wanita mas, keberadaanku disini tidak hanya akan mengusik mama, namun juga Alexa. Dia sebentar lagi akan menjadi istri mas Genta. Aku harus menjaga perasaannya." Terdengar begitu tulus seakan Kaleyma telah ikhlas dengan semuanya. Tidakkah wanita itu berfikir, tak pernah ada seorang yang peduli dengan perasaannya semasa dulu. Ia Selalu memendam semuanya seakan ia dapat menangani. Mengapa tak mencoba sekali kali untuk egois. Kaleyma pantas mendapat apa yang ia mau meski hanya sekali.
"Udah bilang papa?" Tanyanya sendu, tersirat kekecewaan dalam raut tampan pria itu. Namun sayang, Kaleyma tak memperhatikannya.
"Setelah ini." Ucapnya halus sambil tersenyum kembali. Satu hal yang membuat Gentaru merasa heran dan takjub secara bersamaan, ketika wanita Dihadapannya selalu tersenyum dalam situasi apapun. Gentaru tak paham betul apa yang sebenarnya Kaleyma rasa akan semua yang menimpa hidupnya. Namun ia yakin, apa yang perempuan itu suguhkan tak pernah sesuai dengan dugaan dan pikiran. Ia begitu pintar menyembunyikan perasaan, membuat orang hanya mampu menikmati lalu terlena tanpa ingin tahu seberapa banyak kesakitan yang perempuan itu pendam. Mengorbankan dirinya untuk seseorang yang bahkan sama sekali tak peduli. Seharusnya wanita berhati malaikat itu terlalu berharga untuk disakiti bukan?
"Kaleyma..."
"Iya?"
"Bilang pada bayi kita. Akulah ayahnya." Perempuan itu masih terdiam sembari menatap lelaki dihadapannya. Antara bingung, terkejut dan terharu. Kata 'bayi kita' lalu 'akulah ayahnya' benar benar menimbulkan efek luar biasa dalam lubuk nuraninya. Ia ingin menangis sekarang juga jika tak ada Gentaru dihadapannya. Jangan lupa kan degup wanita itu yang seakan hampir menggila. Lelaki itu begitu berdampak besar dalam kehidupannya. Bukankah barusan hanya kata sederhana, seorang ayah diluar sana pun sering mengatakan kepada istrinya hal serupa, namun dengan adanya Genta yang berbicara, Kaleyma dibikin begitu berbunga bunga.
Lalu dengan gerakan cepat, Kaleyma mengangkat tubuh Tsurayya untuk diberikan pada pria itu, Meminta Gentaru untuk menggendong putri mereka. Ia sama sekali tak menolak, menggendong gadis mungil itu amat pelan karna ini adalah pengalaman keduanya, pertama saat ia mengadzani putrinya yang baru saja melihat dunia, tepat 2 tahun lalu. Ia bahkan tak pernah menggendong anak Alejandra.
Seperdetik setelahnya terdengar gumaman Tsurayya, gadis kecil itu sedang mencoba memanggil Gentaru dengan panggilan yang Kaleyma beri 'paman'
"Man..Maman..." oceh gadis itu sembari bertepuk tangan dan tertawa ceria. Tsurayya memang sangat menyukai orang yang belum pernah ia temui.
"Rayya...bukan Maman ya sayang. Ini ayah." Terang Kaleyma. Jarinya menunjuk nunjuk Gentaru agar putrinya paham dengan apa yang ia sampaikan.
"Ini bunda..bun..da..ini..bundanya Tsurayya."
"Ini ayah...Yayah..ini ayah gendong Tsurayya." Terangnya kembali. Bagaimanapun juga, sampai kapanpun Gentaru lah ayah kandung Tsurayya. Seakan mengerti apa yang bundanya ucap, Tsurayya tertawa semakin riang lalu menepuk nepuk dada ayahnya. Jangan lupakan cengiran gadis kecil itu yang tak pudar sedari tadi.
"Yah...yah! Yah ..ayah." Panggilnya tiba tiba. Kaleyma tersenyum lalu mencium putrinya yang berada dalam gendongan Gentaru.
"Iya sayang...ini Yayah. Printer anak bunda." Perempuan itu mengelus pucuk kepala putrinya sayang lalu beralih menatap Gentaru yang sedang tersenyum bahagia. Ia bisa melihat haru bahagia dalam raut tampan lelaki itu.
"Terimakasih Kal." Perempuan itu tersenyum untuk menanggapi. Sementara Genta, mencoba mengatur degup jantungnya. Darahnya berdesir, rasanya begitu membahagiakan. Andai ia lebih dahulu bertemu dengan Kaleyma dibanding Alexa, mungkin ending dari hubungan mereka tak akan pernah sesial ini. Namun sayang beribu sayang, kata seandainya tak pernah menjadi sesuatu yang dapat dirinya gapai. Bukankah berandai andai hanya akan membuatnya lelah? Dirinya sudah mencintai Alexa sampai tak bisa melepaskan perempuan itu begitu saja.
Jan pula pokonya......Vote yang banyak yaaaaaaaa sama coment
Makasih🥰🙏🏻 love y'all🥰❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaleyma
RomanceCinta Kaleyma begitu besar pada Gentaru namun lelaki itu menghianatinya. Meminang perempuan lain yang dulu mengaku hanya sebagai sepupu dari Gentaru. Lelaki itu menghianatinya berkali kali. Saat dirinya berjanji akan menjemput Kaleyma dan Tsurayya 2...