Ayah mertuanya membawa perempuan itu menuju kamar tamu utama. Lalu menatap perempuan berhati malaikat dihadapannya sembari menahan air mata. Ia mengelus pelan rambut Kaleyma, mencium pucuk kepala menantunya dengan sayang. Rasa sayang pada perempuan yang telah banyak menolongnya empat tahun yang lalu sama seperti rasa sayangnya pada alejandra, putri kandungnya.
Sampai akhirnya ia rengkuh tubuh rapuh Kaleyma. Joviar begitu paham banyak hal mengenai Kaleyma. Perempuan itu selalu terlihat kuat nan kokoh. Menyembunyikan betapa rapuhnya ia, betapa menyedihkannya hidupnya.
Kaleyma masih diam, tangannya meremas pelan pergelangan putri manisnya yang masih berdiri kebingungan disampingnya sebelum membalas erat pelukan sang ayah. Perempuan itu menangis lagi, dalam dekapan hangat tuan joviar, lelaki yang sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri. Dirinya tak pernah menangis di depan Gentaru. Namun berbeda hal jika di depan ayah lelaki itu, ia tak pernah bisa menahan. Di mata ayah mertuanya, ia lah Kaleyma yang sebenarnya, rapuh, kesepian dan terluka.
"Kenapa kamu baru datang sekarang Ley?..."ucapnya lembut masih dengan air mata yang mengumpul di pelupuk mata.
"Maaf ayah..2 tahun ini Leyma menunggu mas Gentaru menjemput."
"Apakah kamu akan kembali bersama Genta? Kalian akan mengajukan rujuk?." Dahinya berkerut merasa aneh sekaligus kebingungan. Perempuan itu menjawab lembut.
"Apa maksut ayah?? Kami tidak pernah bercerai sebelumnya" ayah mertuanya sedikit terkejut namun secepat kilat mengembalikan ekspresi, seakan tak terjadi apa apa. Namun goncangan pelan pada tubuh ayah mertuanya saat terkejut sudah menjadi jawaban bagi Kaleyma . Kaleyma cukup paham,,Ada sesuatu yang tidak beres.
Lalu setelah pelukan terlepas, lelaki paruh baya itu memandang gadis kecil yang sedang kebingungan sembari memegangi kaki sang bunda. Kaleyma tersenyum lalu mengangkat tubuh Tsurayya untuk diberikan pada joviar. Terlihat sekali raut bahagia dan berbinar lelaki paruh baya itu saat tak menerima penolakan dari cucunya. Tsurayya tersenyum lebar, memperlihatkan beberapa gigi yang baru saja tumbuh. Lalu bertepuk tangan sembari bergumam dan tertawa. Tanda jika gadis kecil itu sedang senang. Tsurayya bukan cucu pertamanya, namun entah mengapa, aura dari gadis kecil itu begitu berbeda dan menarik.
"Lihat Ley,,cucuku tak menolakku" ucapnya terharu sembari menciumi semua bagian wajah cantik nan mungil cucu nya.
"Rayya suka sekali dengan orang asing ayah, kadang Kaleyma sedikit kewalahan dan khawatir." Kekeh perempuan itu, menceritakan Tsurayya pada sang kakek.
"Dia akan tumbuh menjadi wanita yang baik dan sopan sepertimu nak" tersenyum untuk membalas, namun jelas dalam hati ia ingin Tsurayya akan menjadi wanita yang lebih baik.
"Kalian pasti capek, Istirahatlah. Aku akan mengajak Kaleyma bermain lagi jika ia bangun nanti. Ayah akan membereskan kekacauan diluar." Kaleyma mengangguk lalu berucap sebelum sang ayah pergi.
"Maafin Leyma ayah, tak seharusnya Leyma dateng dan mengacaukan acara pertunangan ini."
"Dengar Leyma. Apa yang baru kamu lakukan adalah hal paling tepat. Kamu berhak untuk kembali dan menghentikan ini. Ayah keluar dulu yaa."perempuan itu hanya mengangguk, lalu membawa putrinya ke ranjang, menemani gadis kecil itu bermain, saat pertahanannya sudah tak bisa ia bangun, hancur begitu saja. Hal yang paling ia benci mulai datang, tangisan. Kaleyma membekap mulutnya dengan kuat untuk meredam isakan pilunya. Satu tangannya lagi ia gunakan mendekap Tsurayya mengelus pelan punggung buah hatinya. Dikecewakan? Seakan sudah menjadi hal yang mengiringi hidupnya. Luka seakan menjadi hal akan selalu bersama dirinya. Seharusnya Kaleyma tak perlu menangis karna rasa sakit. Bukankah rasa sakit adalah sahabatnya?
Menenangkan dan meyakinkan sang mama, memang tak pernah menjadi hal yang mudah untuk Gentaru. Ia merasa sedikit kewalahan, merasa tak tenang berada lama lama dalam kamar perempuan paruh baya itu. Naluri memaksanya keluar, menyusul ayahnya untuk menjelaskan semua kebohongan yang telah ia dan mamanya buat lalu setelah itu menyusul wanita yang sangat mengusik pikirannya 2 tahun terakhir. Tak bisa ia pungkiri betapa besar rasa rindunya pada wanita itu terlebih pada putri kecil nan cantik yang Kaleyma bawa kemari.
Kembali meyakinkan dan menenangkan mamanya hingga perempuan itu mau menuruti perintahnya untuk beristirahat. Gentaru menghembuskan nafas lega. Lelaki itu tersenyum kecil, entah karena apa. Dirinya sendiri pun tak tahu mengapa bisa merasa bahagia seperti ini, apa karena kedatangan Kaleyma? Tidak mungkin. Gentaru tak pernah mencintai perempuan itu.
Melangkah pelan untuk menyusul sang ayah yang masih sibuk mengurus kekacauan dalam pertunangan. Ia memegang pelan bahu ayahnya saat semua hendak kelar. Hanya ayahnya dan beberapa orang yang masih tersisa. Alexa dan keluarganya sudah pulang sedari tadi, pastinya dengan mengantongi rasa kecewa.
"Yah..." panggilnya lembut. Ayahnya menjawab dengan tegas tanpa menoleh.
"Jelaskan semua ke brengsek an mu pada Leyma baru datang menemui ayah."
"Iya yah" Gentaru tak membantah. Ia langsung berjalan menuju kamar tamu, dimana sekarang Leyma dan putrinya berada.
Jauh dengan perkiraan. Ia kira menemui perempuan itu untuk menjelaskan akan mudah. Namun lihat Gentaru sekarang? Lelaki itu hanya diam, langkahnya terasa begitu berat. Ia gugup bukan main. Penjelasan apa yang akan ia berikan pada Kaleyma? Penjelasan apa yang pantas untuk penantian perempuan itu selama 2 tahun tanpa kepastian. Ia menggeleng ragu hendak meninggalkan tempat dimana ia berdiri, depan pintu kamar Kaleyma. Namun naluri melarangnya, ia ingin sekali bertemu wanitanya dan anak mereka.
Beradu dengan pikiran membuatnya tak sadar berapa lama waktu yang ia buang sampai akhirnya pintu terbuka, membuatnya terkejut setengah mati. Kaleyma, berdiri tepat dihadapannya, sama terkejutnya. Kali ini dengan aura keibuan nya. Gentaru ingin merengkuh kaleyma seperti dulu, hal yang paling sering ia lakukan. Tentu ia akan mudah untuk melakukannya jika tak merasa seberdosa ini pada perempuan itu.
Terasa begitu canggung sampai akhirnya senyuman itu terbit lagi diantara mereka. Senyuman tulus nan ceria yang perempuan itu punya. Kaleyma masih tersenyum padanya...terkutuk lah Gentaru yang memilih wanita ini untuk disakitinya. Kaleyma berhak marah atas semua kebohongan yang dirinya terima, Kaleyma berhak menampar, memukul lelaki itu dengan membabi buta untuk membalaskan rasa sakit yang telah Gentaru beri. Namun diantara banyak pilihan untuk membalas balik,menyakiti dengan setimpal, perempuan itu memilih tersenyum. Cara yang paling tak akan pernah dilakukan wanita manapun di dunia ini. Hanya Kaleyma, raga berhati malaikat yang mampu melakukannya.
Teriakan girang dan tepuk tangan dari Tsurayya mengalihkan perhatian keduanya. Kaleyma terkejut bukan main saat melihat putrinya sudah berada di ujung ranjang hendak turun dari ranjang tinggi yang sedang mereka tempati. Ini semua pasti karena Gentaru gadis kecil itu menjadi bersemangat untuk menyusul. Dengan kilat diangkatnya tubuh kecil Tsurayya yang hendak terjatuh, gadis itu melingkarkan tangan mungilnya pada leher seseorang yang menggendongnya lalu menepuk nepuk senang dada sembari melaburkan coklat yang memenuhi tangan gadis kecil itu. Bukan Kaleyma yang merengkuh tubuh Tsurayya sekarang, perempuan itu kalah cepat dengan Gentaru saat hendak menolong Tsurayya.
"Ya ampun adek, kemeja paman jadi kotor" dengan cepat ia mengambil alih putrinya dari Gentaru.
"Mas genta maaf yaa,,Rayya memang over sekali jika bertemu orang asing, ntar kemeja mas Genta biar Leyma yang cuci." Genta hanya mengangguk. Lelaki itu memandangi putrinya yang sedang bertepuk tangan senang mungkin karna melihatnya, orang asing. Tentu hatinya merasa sakit, Gentaru adalah ayah Tsurayya. Namun dengan segampang itu Kaleyma mengenalkan dirinya sebagai seorang paman.
Kaleyma berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan coklat yang berada di tangan Tsurayya. Bukankah seharusnya Genta pergi? Namun lelaki itu ingin singgah lebih lama, ingin menjelaskan sesuatu pada wanitanya. Gentaru tersenyum masam, Kaleyma bahkan sama sekali tak meminta penjelasan.
- Gentaru ingin Kaleyma, Tsurayya sebagai keluarga bahagia-
Jan lupa pokonya Vote + coment.......makasiii
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaleyma
RomanceCinta Kaleyma begitu besar pada Gentaru namun lelaki itu menghianatinya. Meminang perempuan lain yang dulu mengaku hanya sebagai sepupu dari Gentaru. Lelaki itu menghianatinya berkali kali. Saat dirinya berjanji akan menjemput Kaleyma dan Tsurayya 2...