chapter 14

1.4K 124 11
                                    


       Sudah berkali kali ia usap air matanya. Meski perjalanan belum jauh dari kediaman utama keluarga mahendra, namun peluh nya seakan telah habis untuk menangisi hal yang tak sepatutnya. Tangisannya tak bersuara, namun bengkak pada kedua mata sudah menjelaskan betapa sakitnya kaleyma. Tangan kiri nya selalu basah akan air mata nya, lalu tangan kanannya mengelus pelan rambut sang putri agar tak terbangun dari tidur pulas nya. Sementara pak haryono, supir yang akan mengantarnya hingga sampai halaman kediamannya di desa merasa tak tega, meski tak begitu mengenal kaleyma, namun lelaki yang telah berumur itu tahu betapa baik dan sabarnya menantu kesayangan tuan majikannya itu.

Suara dering panggilan telfon pada handphone jadul itu terdengar begitu nyaring. Dengan segera pak haryono mengangkat panggilan setelah tahu itu dari sang majikan. Kaleyma memperhatikan, karena raut pak haryono yang sedikit terlihat ketakutan. Hanya kalimat 'baik pak' dan 'saya minta maaf' yang sedari tadi lelaki itu ucapkan. Karena tak kuasa membendung rasa penasaran, perempuan itu layangkan sebuah pertanyaan.

"apa ada masalah pak?" tanya nya lembut setelah telepon itu berakhir.

"itu mbak leyma...bapak marah marah karena saya berani bawa mbak leyma tanpa izin bapak" ucap lelaki itu terus terang.

"kita ga akan balik kan pak?" tanya was was. Ia telah menyanggupi, susah susah mempersiapkan hati. Setelah urusan dengan dirinya sendiri usai, hanya satu hal yang ia harap tak akan lagi terjadi yaitu kembali pada kediaman lelaki itu.

"saya sangat minta maaf mbak leyma.kita terpaksa harus putar balik. Saya benar benar tidak berani melawan bapak" setelah kalimat itu keluar, kaleyma mengerti jika dirinya tak akan mudah untuk melepaskan diri. Dan bodohnya, saat ada kesempatan untuk minta berhenti dan pulang sendiri, perempuan itu malah menyanggupi untuk kembali. Ternyata ia belum benar benar ikhlas untuk mengakiri dan kalah dengan cinta nya sendiri untuk yang kesekian kali.

sejujurnya, perasaannya begitu cemas ketika mobil yang ia tumpangi kembali pada halaman luas keluarga mahendra. Ia bahkan ragu hanya sekedar untuk membuka pintu dan melangkahkan kaki. Namun disana, sudah berdiri joviar mahendra dengan wibawanya. Lalu disampingnya berdiri pula alejandra putri pertamanya sedang menimang buah hatinya. Dua orang yang selalu membelanya. Kaleyma bawa langkahnya mendekat tanpa berani menatap. Lalu alejandra yang maju lebih dulu untuk memeluknya. Ia yakin kakak iparnya telah tahu masalah yang terjadi selama kepergiannya dengan sang ayah tercinta. Elusan pelan dan kalimat 'kamu harus kuat dan sabar' mengoyak pertahanannya, kaleyma menangis dalam pelukan perempuan cantik itu. Lalu di sususl pelukan joviar untuk keduanya. Lelaki paruh baya itu ingin kaleyma tahu, jika ia telah menganggap perempuan itu sama dengan alejandra putrinya.

"coba kalo ayah ga pulang hari ini, ayah ga ngejamin pak haryo masih bisa kerja karena nurut sama perintah gentaru." Ucap joviar sedikit bergurau, guna mencairkan suasana haru antara ketiganya.

"ayah nyampe marah besar tadi loh ley...gentaru di bentak nyampe pucat." Perempuan itu menimpali sembari tertawa.

"makasih ayah, makasih mbak al"

"nyantai saja ley, ayo masuk. Tunggu apa lagi? Ntar biar tas nya diantar belinda ke kamar." Kaleyma mengangguk lalu tersenyum manis pada perempuan yang hendak menggandeng nya. Ia bersyukur setidaknya masih ada beberapa yang peduli pada dirinya di kota.

udara malam kali ini sedikit membuatnya menggigil. Sudah pukul 1 dini hari dan ia masih betah terjaga. Rasa tak nyaman mampu membuatnya tak bisa terlelap. Yang ia lakukan dari tadi hanya duduk diranjang lalu mengecek rayya dan kembali lagi ke ranjang, ia lakukan berulang ulang setelah rayya terlelap jam sembilan malam. Merasa jika dirinya membutuhkan sesuatu, kaleyma putuskan untuk keluar dari kamar. Ia tutup pintu pelan dan menuju dapur untuk mengambil air hangat.

"kal..." perempuan itu sedikit terkejut ketika nama nya dipanggil. Lalu menoleh untuk memastikan jika pendengarannya tak keliru. Dan ia temukan gentaru berdiri pada ambang pintu.

"loh mas genta. Belum tidur?"

"belum ngantuk. Ini mau bikin teh hangat." Meski menurut genta situasi ini dapat dikata sedikit canggung, namun perempuan itu masih bisa untuk tersenyum.

"oohh yaudah, leyma ke kamar dulu ya mas." Jika biasanya perempuan itu akan menawari untuk dibuatkan, namun kali ini ia malah terlihat seperti menghindar. Terasa asing dan bukan kaleyma yang ia kenal.

"kal tunggu dulu." Cegah nya cepat sembari menahan pelan pergelangan istrinya.

"tolong buatin aku teh" lanjutnya tanpa merasa bersalah. Ia bahkan tak ingat siang tadi hendak melepas istrinya. Sementara suasana hening sebentar, perempuan itu tengah menimbang sampai akhirnya mengiyakan. Padahal kaleyma ingin latihan, agar ia tak begitu menuruti ego nya sendiri untuk selalu mencintai alejandro gentaru. Namun kali ini, perempuan itu kalah lagi. Setiap apa yang gentaru pinta tak bisa tak ia laksanakan.

"mas ini teh nya yaa" cup teh hangat itu ia letakkan pelan pada bar dihadapan lelaki itu. Namun ketika hendak pergi, tangan nya di tahan lagi oleh gentaru.

"temenin aku disini. Ada yang pengen aku sampaiin" kaleyma mengangguk sembari tersenyum.

"emm,, aku mau minta maaf soal kemarin waktu aku kelepasan malem malem itu."ucap lelaki itu sembari menunduk. Harusnya kaleyma marah, diantara hari hari kemarin kenapa lelaki itu baru minta maaf sekarang. Namun perempuan cantik itu malah tersipu, rona merah menjalar keseluruh pipi putihnya ketika ia teringat kejadian beberapa hari yang lalu. Berdehem pelan lalu mengutarakan jika ia sudah melupakan. Gentaru menatap perempuan itu lekat, sama seperti hari hari sebelumya, lelaki itu selalu menemukan senyuman yang sama, sama cantiknya, sama tulusnya. Sama sekali tak berubah. Sekilas ia merasa takut jika wajah lugu dengan senyuman khas itu tak bisa lagi ia temui di lain hari.

"terima kasih. Kamu baik sekali kal" tanpa sadar ia mengatakan, meski semua memang kenyataan. Perempuan itu merasa senang. Kaleyma tak pernah terbawa perasaan dengan pujian yang sering ia terima namun berbeda jika yang memuji adalah genta,suaminya. Setelahnya, mereka hanyut dalam tatapan saling menginginkan, hingga gentaru tanpa sadar menghapus jarak diantaranya dan kaleyma. Perempuan itu tak menolak. Tak bisa ia pungkiri ia begitu merindukan gentaru. Namun kaleyma memutus jarak ketika ia merasa lelaki itu telah bertindak terlalu jauh. Ia takut jika ada yang melihat mereka dalam situasi seperti ini.

" maaf mas, leyma harus balik ke kamar" ucapnya sembari menahan dada lelaki itu, lalu ia bergegas kembali sampai akhirnya kalimat gentaru menghentikan langkahnya.

"kal..ayo jalan jalan di weekend ini." Perempuan itu masih terdiam, menunggu gentaru yang sepertinya masih akan melanjutkan.

"anggap aja tanda maaf ku soal kemarin." Kaleyma mengangguk sembari tersenyum.yaa, perempuan itu menerima ajakan.




lelah, tapi ya gimana? namanya juga cinta.

makasi sayang sayang ku yang uda mau follow, vote dan coment.
ig; intanfionalf


KaleymaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang