8.Marvel dan Acha

95 59 12
                                    


~Happy Reading~

Kelima remaja sudah sampai di pekarangan rumah Manda. Kenapa bisa tau? Ezra lah yang memberitahu lokasi dimana rumah Manda berada.

"Ish Lo tuh rambut gue berantakan kan jadinya," gerutu Acha ke Marvel.

"Dih lebay," cibir Marvel sedikit menoleh ke belakang.

"HEH lo naik motor kok kaya ngeprank malaikat izrail," bantah Acha tidak mau kalah.

"Gue tadi pelan ya enak aja lo kalau ngomong," ucap Marvel tak terima.

"Mbahmu pelan." Acha menekuk wajahnya kesal.

Marvel terkekeh kecil.
"Iya deh sorry," ucap Marvel di sela sela kekehan nya.

Sedangkan ketiga remaja yang masih nangkring di atas motor yang tak lain adalah Nathan, Lena, dan Ezra memandang Marvel melongo.

"Itu tadi Marvel?" tanya Ezra pelan ke Nathan masih memandang Marvel dengan wajah cengo nya.

"Kok gue ragu ya kalo itu marvel?" Nathan menggaruk telinga nya yang tak gatal.

"Ragu? Sama kok aku juga." Ezra mengucek matanya mencoba memahami.

Merasa di perhatikan Marvel menoleh ke arah teman-teman nya yang menatap dengan wajah cengo
Seketika Marvel terkekeh kecil.

"Kalian--," tebak Nathan.

"Jangan mikir aneh aneh," ucap Marvel memotong ucapan Nathan.

"Hah?"

"Iya kita emang udah lama deketz" jelas Marvel.

"Gimana sih gue nggak paham."

"Iyaa kita tuh sahabatan waktu SMP nggak tau kenapa pas masuk SMA kita nggak pernah kumpul jadi kalian jangan bingung," ucap Acha menjelaskan agar mereka paham.

Mereka ber'ohria setelah memahami apa yang di maksud oleh Acha dan Marvel.

"Kita cuma nangkring gini?" tanya Lena.

Sontak semua nya langsung menepuk jidatnya lupa maksud tujuan kesini.

"Yuk lah."

Semuanya turun dari motornya masing masing. Kelima remaja SMA tersebut melangkahkan kakinya ke rumah Manda.

Tok tok tok!

"Permisi," ucap Acha di depan pintu rumah Manda.

Cklek!

Pintu terbuka menampakkan sosok wanita paruh baya yang umurnya kurang lebih 40 tahun.

"Temen nya non Manda ya?" tanya bibi.

"Eum iya bi. Manda nya ada?" tanya Lena sopan.

"Ada atuh sok masuk." bibi melebarkan pintu memberi jalan untuk mereka masuk.

"Silahkan duduk dulu bibi bilang sama non Manda dulu."

"Iya bi makasih."

LENATHAN (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang