12.Rutinitas ghibah

86 34 152
                                    


<Happy reading>

Nathan berniat jika malam ini bermalas-malasan seperti saat ini ia sedang merebahkan tubuhnya di kasur empuknya. Mengguling-gulingkan badan nya seperti cacing kepanasan.

Drrttt....drrttt!

Hp Nathan berbunyi dengan malas ia mengambil dan membukanya. Disana terdapat panggilan suara dari salah satu sahabat nya siapa lagi kalau bukan Ezra.

"Apa?" tanya Nathan malas ketika menerima panggilan Ezra.

"Lo di rumah?"

"Hmmm."

"Oke ship gue otewe."

"Kemana?"

"Ke surga. Ya ke rumah lo."

Nathan pun tersadar setelah beberapa jam eh bukan beberapa menit dia sempat loading.

"Ngapa--."

Tutt...tutt...

"Anjir di matiin," umpat Nathan.

"Kenapa sih gue mau malas-malas an juga."

"Pasti ada aja yang gangguin."

"Padahal mau bobo ganteng, maskeran, maen game," gerutu Nathan tidak ada habisnya.

Nathan keluar dari kamar kemudian ia segera turun. Sebelum ke ruang tamu ia mengambil beberapa cemilan buat dirinya sendiri. Nathan mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu seraya menonton TV dan makan beberapa cemilan.

"PERMISI YA AHLI KUBUR," teriak Ezra memasuki rumah Nathan.

"Eh ada babang Nathan," sorak Ezra saat melihat Nathan menonton TV. Nathan membalas dengan tatapan tajam.

Ezra berjalan menuju dimana Nathan duduk lalu mendudukkan dirinya di sofa sebelah Nathan tidak lupa merangkul Nathan.

"Than lo kok ganteng ya," ujar Ezra.

"Dari rahim emak."

"Beneran deh suer. Bagi camilan nya dong hehe," cengir Ezra.

"Dih ada maunya."

"Minta ya." Ezra langsung mencomot camilan yang sedari tadi di pegang oleh Nathan.

"Heh punya gue itu," sewot Nathan.

"Ambil lagi dong."

"Bodo." Nathan berdiri dan berjalan menuju ke kamar nya.

"WOI," teriak Ezra.

"Mingkem anjir," umpat Marvel yang sedari tadi diem.

"Kuy samperin si baperan."

****

Seorang wanita berjalan menuju meja belajar lalu mendudukkan dirinya di kursi. Mengambil sebuah buku pribadi yang saat ini hanya boleh dibaca dia saja tak tahu kedepan nya.

Membuka sebuah buku lalu mengambil satu pulpen dengan lihainya seseorang itu menulis di buku tersebut.

Hai kamu!
Apa kabar?
Masih ingat aku nggak?
Kau lupa ya dengan janjimu?
banyak janji yang kau ucapkan tetapi yang kuharapkan cuma satu janjimu.

Beberapa tahun kita di pisahkan.
Di pisahkan hanya karena satu tragedi.
Dulu kita masih anak kecil,
Yang tak mengerti apa-apa.
Tetapi,dengan bodohnya kamu berjanji namun kapan kamu akan menepatinya?

LENATHAN (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang