19.Frustasi

27 11 1
                                    


Happy reading

"Vel lo kenapa si dari tadi diem?" tanya Acha memandang mas pacar siapa lagi kalah bukan Marvel.

"Hm." singkat Marvel yang terus sibuk dengan Hp nya. Bukan buat balesin chat justru hanya bolak-balik keluar beberapa aplikasi.

"Ih kenapa?." Acha terus saja merayu, walau tau Marvel emang orang dingin tetapi tidak biasanya seperti ini.

"Gapapa." menatap Acha sebentar lalu kembali fokus ke Hp nya.

"Emang hp lebih menarik ya di banding gue?" tanya Acha cemberut tidak terima di selingkuhin Hp.

"Iya."

"Lo sayang kan sama gue?"

"Iya."

"Lo cinta kan sama gue?"

"Iya."

"Lo mau selingkuhin gue?"

"Iy- Nggak," Marvel membungkam mulutnya hampir saja keceplosan bilang iya padahal aslinya emang iya sih, bercanda. Mana mungkin dia mau ninggalin Acha.

Halah bucin.

"Nahkan hampir keceplosan." Acha memalingkan wajahnya ke samping.

Marvel kedua kalinya menoleh lagi tetapi hanya 3 detik bertahan setelah itu fokus ke Hp.

Merasa tidak ada jawaban Acha pun mengalihkan pandangannya. Oh ternyata masih selingkuh sama selingkuhan barunya.

Biarin gue nggak bakal cemburu sama Hp.

Yuu bisa yuu.

NGGAK BISA!!!

Menoleh ke arah Marvel lagi dan lagi tidak ada pergerakan darinya entah apa yang di perhatikan di hp Marvel.
Acha kesel rasanya ia ingin menendang semua yang ada di sekitarnya namun itu hanyalah halu.

Sama hp aja gue cemburu apalagi sama cewe.

Apa Marvel beneran mau selingkuh sama hp ya?

Nasib gue gimana, gue jomblo lagi dong.

Sialan emang ni hp-!

Acha mengumpat di dalam hati mana mungkin berani kalau di depan Marvel secara langsung dikira orang gila nantinya.

"BODO BODO BODO LAH!!!" teriak Acha lumayan keras untung saja suasana kantin lumayan sepi jadi tidak tanggung jawab soal malu. Acha  menelungkupkan kepalanya atas meja untuk mengkode Marvel.

Masih sama Marvel masih nyaman dengan Hp nya. Marvel tau Acha sangatlah prustasi dan depresi tapi mau gimana lagi.

"Woi kenape lo," tanya Ezra menepuk bahu Acha yang baru saja datang ke kantin diikuti Nathan di belakangnya.

"Tolong bawa gue ke RSJ," gumam Acha dengan posisi menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Hah? Lo udah sadar kalau lu gila?" tanyanya nggak ada akhlak lalu dudukndi depan Acha dan Nathan duduk di depan Marvel.

"Iya gue gila karena Marvel," mendongakkan kepalanya dan nyengir.

"Bodoamat. Tumben kalian kek mau perang." Ezra memperhatikan Marvel dan Acha yang kelihatannya tidak seperti biasanya. Ralat hanya Marvel lah yang aneh.

"Kalian berantem atau gimana?" tanya Nathan.

"Tau ah. Temen lo dari tadi diem mulu," gerutu Acha yang kesel nya masih membekas.

"Lah kan biasanya emang gitu."

"Jangan salah. Kalau sama gue udah pro."

"HAH?"

LENATHAN (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang