Happy reading
"Marvel jangan marah-marah."
"Takut nanti lekas tua."
"Acha setia orangnya."
"Takkan pernah mendua," Acha bersenandung di samping Marvel. Pagi ini Acha bermain di kelas sebelah tepatnya di kelas Marvel bersama Manda dan juga Sella.
Lena? Entah sepertinya dia belum berangkat atau bisa jadi dia mampir ke perpus dulu buat baca buku. Berbanding balik dengan Acha.
Jika Acha di suruh ke perpustakaan selalu saja jawab 'Ah mandang buku itu bosen enak itu mandang Marvel'. Namun beda lagi kalau Lena pasti jawabnya.
'Lebih baik mandang buku biar pinter dibanding mandang manusia nanti baper'.
Bingung? Sama Acha juga bingung dengan sikap Lena belakangan ini, sepertinya dia sedikit berubah, ralat bukan hanya sedikit tetapi emang berubah. Dia sekarang lebih care di banding sebelumnya meski harus lihat siapa orang itu.
Anehnya, banyak cowo yang naksir bahkan baper sama Lena. Acha sempat melongo di buatnya, WHAT?! Lena nggak pernah buat baper anak orang jangankan baper ngomong aja males kok bisa cowo pada baper!
Heyyy!! Acha yang ngebaperin beberapa cowo setengah mati, tu cowo bukannya baper malah pergi. Lalu? Lena? Wah harus tanya jenis pelet nih.
"Cha lo nggak balik ke kelas?" tanya Manda di depan Acha.
Acha melirik Marvel di sebelahnya sebentar. "Lo duluan aja gapapa."
"Oke gue duluan. Bye." Manda menarik pelan tangan Sella.
"Mar masih marah?"
"Jangan panggil Mar," ucap Marvel menatap Acha datar.
Entah itu marahnya beneran apa boongan apalagi Marvel susah di tebak orangnya.
"Iy-."
"Woi Cha sono lo gue mau duduk," usir Ezra berdiri di belakang Acha.
Jadi Acha duduk di sebelah Marvel nah yang di dudukin Acha itu kursinya Ezra. Memang dari kemarin Marvel satu bangku dengan Ezra.
Acha menoleh ke Ezra."Kenapa Zra?"
"Cepet anjir gue pegel berdiri lihat kalian pacaran pula," kesal Ezra.
"Halah baru juga beberapa menit."
"Udah sono lo pegel asal lu tau."
"Memang saya peduli? Oh tentu tidak," ujarnya bernada.
"Vel bini lo usir."
"Cha ke kelas. Bel mau masuk," perintah Marvel tak terbantahkan.
"Sekarang?"
"Iya."
"Okedehh. Bye-bye sayang muach." Acha beranjak dari tempat duduknya lalu berhenti sejenak menatap Ezra yang sempat melongo.
"Iri? Bilang bos," ucap Acha pelan. Tanpa menunggu amukan dari Ezra ia segera keluar kelas cekikikan.
"ACHA EDAN!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LENATHAN (hiatus)
Novela Juvenil(Follow sebelum baca) *** "Apa si impian lo itu?" "Mau tau? Terlalu indah kalau di bayangin." "Apa emang?" "Jadi ayah dari anak-anak lo." *** "Meskipun lo dingin gue tetep sayang sama lo." "Hah?" "Semua orang akan berubah apabila orang tepat datang...