Happy reading"Mari pulang marilah pulang marilah pulang," sorak Ezra bernyanyi setelah mendengar bel pulang berbunyi.
"Jangan lupa ke rumah Leon," peringat marvel kepada kedua teman nya.
"Ngapain? Minta makan?" tanya Nathan ngelantur.
"Sayang kok gitu sich," ucap Ezra dengan nada yang di imut-imutin.
"Jijik."
"Btw kita nanti ngapain ke rumah si singa?" tanya Ezra kepada Marvel.
"Diskusi."
"Diskusi jodoh?"
"Jodoh? Yang ada cewe pada kabur kalau sama lo," celetuk Nathan.
"Tenang, lewat jalur pelet dong."
"Pelet apaan?"
"Pelet sepertiga malam ea," sombong Ezra.
"Sepertiga malam kagak ngebo iya," celetuk Nathan.
"Mau ngapain vel?" tanya Ezra ke Marvel tanpa mempedulikan teman nya Nathan.
Marvel menoleh "Nanti juga tau sendiri," jawabnya.
"Percuma gue nanya," gumamnya.
"Kalau akhirnya nggak di hargain," lanjut Nathan spontan, Ezra pun yang mendengar ucapan Nathan menoleh ke arahnya.
"Percuma ngejar kalau akhirnya tak terkejar."
"Percuma perhatian kalau akhirnya di abaikan."
"Percuma ganteng kalau cewe incaran aja nggak mau."
"Cinta kok diem-diem."
"Siapa dia? Ya Nathan." Beberapa sindiran halus tapi kasar yang telah di lontarkan oleh Ezra dengan lancar tanpa ada halangan apapun.
Nathan pun memandang Ezra dengan kesal. Bukan, bahkan sangat sangat sangatlah kesal mana nyindirnya nggak nanggung-nanggung.
"Sok-sok an nyindir lo aja kaga ada."
Ezra merangkul bahu Nathan. "Bro gue itu maunya di kejar bukan mengejar," ucap Ezra membanggakan diri.
"Pantesan nggak ada yang mau sama lo," jawabnya seraya melepaskan rangkulan Ezra dan berduri dari tempat duduknya.
Ezra menggaruk kepalanya yang tak gatal dan Ezra merasa jika otaknya sekarang sedang error.
"Otak gue yang error apa gue yang error ya," gumamnya dengan cengo.
****
Lena sekarang masih saja menunggu di depan gerbang sekolah. Sedari tadi ia tak henti-henti untuk melihat jam tangan yang ada di pergelangan tangan nya. Menoleh ke kanan kiri untuk memastikan apakah sudah di jemput apa belum. Tetapi, tidak sama ada tanda sama sekali.
Menarik nafasnya kasar mencoba lebih sabar lagi dalam menunggu hal yang tidak pasti. Tidak, Lena harus menahan dengan segala kebucinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENATHAN (hiatus)
Teen Fiction(Follow sebelum baca) *** "Apa si impian lo itu?" "Mau tau? Terlalu indah kalau di bayangin." "Apa emang?" "Jadi ayah dari anak-anak lo." *** "Meskipun lo dingin gue tetep sayang sama lo." "Hah?" "Semua orang akan berubah apabila orang tepat datang...