Menerbitkan Buku Sendiri? Bisa, kok!

55 7 0
                                    

Pemateri rachmahwahyu

Senin, 22 Februari 2021

Zaman sekarang yang namanya menerbitkan buku bukan lagi hal yang luar biasa. Semua orang bisa menerbitkan buku tanpa melalui penerbit besar. Bahkan bisa menerbitkan buku sendiri yang disebut dengan self publishing.
Self artinya sendiri, publishing artinya menerbitkan. Jadi, self publishing artinya menerbitkan sendirian. Sebelum sebuah buku terbit, adab tahap-tahap yang harus kita ikuti. Biasa sebut dengan tahap pracetak.

Promosi
Promosi yang harusnya dilakukan bahkan sebelum produk itu dibuat. Gampangnya adalah mencari tahu buku seperti apa yang disukai oleh pembaca. Menentukan target market dengan jelas. Buku kita nanti ingin kita tawarkan pada siapa? Wanita? Pria? Umur berapa? Cerita seperti apa yang mereka suka? Romance? Horor? Misteri? Tentukanlah target ini bahkan sebelum kita mulai menulis. Setelah itu selama proses menulis promosikanlah buku kalian pada sosial media.
Media utama yang aku pilih di sini adalah instagram ya. Sebab paling banyak digunakan oleh kaum milenial. Selain itu, tentu saja wattpad ya, ini adalah paltform yang bagus untuk mengumpulkan pembaca. Kapan kita bisa mencoba self publishing? Apakah harus menunggu punya banyak pembaca dan followers dulu? Nggak. Bahkan cerita yang dibaca jutaan pembaca belum tentu laris kalau diterbitkan. Sementara ada juga buku-buku yang jumlah pembacanya ratusan ribu aja tapi laris banget pas dijual. Intinya terletak pada promosi.
Menurutku indikator utama larisnya buku saat dijual dapat diprediksi dadi jumlah view, vote dan komen pada wattpad setiap kali kita update bab baru. Kalau kita bisa mencapai 200 votes, itulah tanda bahwa cerita kita cukup disukai dan ditunggu updatenya. Namun indikator ini bukan satu-satunya prediktor kelarisan. Ada kok penulis-penulis yang bahkan tidak menerbitkan ceritanya di wattpad tapi juga bisa laris, misalnya aja kita menulis buku tentang hijrah lalu kita promosikan komunitas orang-orang yang ingin hijrah. Akan besar peluang novel itu untuk laku karena sesuai dengan keinginan dari konsumen.
Terakhir berapa biaya untuk self publishing? Murah banget, sih bahkan gratis kalau kita bisa melakukan tahap-tahap pra cetak tadi sendirian, misalnya kita mengedit dan melayout buku sendiri. Kalau kita menyewa jasa penerbit indie, kurang lebih akan menghabiskan dana 600.000 rupiah. Biaya ini akan tertutupi dengan menjual buku sebanyak 10-20 eksemplar saja.
Oh ya, sekarang ini ada banyak penerbit yang menawarkan untuk menerbitkan buku kita secara gratis ya. Pesanku jangan mudah tergiur, Gaes. Beberapa dari penerbit itu memberikan royalti yang kecil banget cuman 15%. Itu sama aja kita kayak diperes kayak sapi. Mereka yang dapat untung besar kita nggak dapat apa-apa. Padahal kalau bukunya kita jual sendiri 100% keuntungan buat kita. Tentu kita juga harus keluar modal sih. Tapi jumlah modal yang dikeluarkan itu tidak terlalu besar kok hanya 600.000 aja. Tak sebanding dengan effort buat promosi kalau royaltinya cumab 15%.
Terus, walau kita sudah diterbitkan oleh penerbit, tetep aja kita yang harus keluar banyak effort buat promosi buku kita sendiri. Kita harus membangun kepemesan kita sendiri Jangan bergantung dari promosi yang dilakukan penerbit saja.

Editing
Editing adalah sebuah kegiatan memperbaiki kualitas tulisan. Mulai dari kesesuaian dengan PUEBI, logika cerita, diksi, majas, alur, penokohan, mengecek typo, dll.

Layouting
Layouting adalah proses menatap letak halaman. Menentukan ukuran dan bentuk huruf, menambah ornamen-ornamen pada buku mengatur ukuran kertas dan margin.

Design Cover
Design cover adalah proses pembuatan cover oleh illustrator. Pastikan bahwa gambar dan huruf yang kita gunakan bebas hak cipta. Agar tidak terjadi sengketa di kemudian hari.

ISBN
Selanjutnya kepengurusan ISBN. Singkatan dari Internasional Serial Book Sumber. Ini adalah identitas yang melekat pada buku selain judul dan nama penulis. Yang menerbitkan nomor ini adalah perpustakaan nasional. Bentuknya kayak barcode yang biasa ada dibelakang buku.  Bagaimana caranya mengurus ISBN? Hanya penerbit yang punya akta notaris yang bisa mendaftarkan diri. ISBN ini tidak sama dengan hak cipta. Namun kemudian hari kalau ada sengkefa hak cipta, pihak perpustakaan nasional yang menerbitkan ISBN, kemungkinan dapat menjadi saksi agar kita dapat memenangkan perkara. ISBN tidak wajib sebenarnya kalau kamu terbit secara self publishing. ISBN ini dibutuhkan biar barcode aja kalau buku dimasukkan ke toko buku offline.

Proof Reading
Proof reading adalah membaca ulang seluruh buku sebelum dicetak untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

Open Pre Order
Open pre order adalah sebuah kegiatan menawarkan buku pada pembeli, sebelum bukunya naik cetak. Kebanyakan buku self publishing dicetak print on demand atau sesuai permintaan. Supaya nggak rugi atau berlebihan dalam menyimpan stok buku, maka open pre-order perlu dilakukan.

Sesi Tanya Jawab


1. Eko Cahya : Kak, kan tadi dijelaskan kalau gambar dan huruf harus bebas hak cipta. Pertanyaan saya, untuk huruf yang bebas hak cipta itu seperti apa ya kak? Apakah jenis-jenis font yang ada di aplikasi-aplikasi editing itu punya hak cipta semua?

Jawaban
Kita tinggal ketik nana hurufnya di google. Biasanya langsung ada keterangan dia free comercial use atau personal use only, misalnya ketika aja Constantia, akan ada tulisan klo dis free font. Constantia ini adalah font bawaan dari Microsoft office ya, font bawaan dari Microsoft sudah pasti gratis kan, ya. Kayak times new roman lah. Yang biasa dipakai buat nulis skripsi. Temen-temen mungkin udah tahu ya tentang kasus sengketa font di cover salah satu novel wattpad beberapa waktu lalu. Pihak creator font merasa dirugikan karena font buatan dia dicomot sembarangan dan menuntut ganti rugi. Entah berapa juta itu 16juta apa berapa gitu. Si penulisnya sampai minta donasi. Padahal penulisnya nggak tahu loh. Dia pesen cover terima jadi aja. Cover designnya nggak mau bertanggung jawab.
Biasanya nih font yang ada di dafont ini kebanyakan personal use only. Jadi sebaiknya kalian jangan download di daftar. Coba aja beli font di creative fabrication. Di sana harga font relatif murah. Sekitar 7$ kata temenku yg pernah beli. Itupun dapat beberapa huruf nggak satu aja.

2. Velly : Kak biasanya di penerbit apakah punya syarat minimal berapa readers maupun vote untuk karya bisa diterbitkan? Terima kasih.

Jawaban
Tergantung penerbitnya sih. Silakan cek sosial media atau website masing-masing penerbit aja. Yah yang pasti penerbit nggak mau rugi dong jadi dia bakal cari cerita yang akan laris kalau dijual. Setahuku penerbit yang tidak memandang kepemesan penulis itu ada Lummiere dan Dolcemedia, ya. Ini penerbit punya temen aku jadi aku tahulah sistemnya. WWG publisher juga, tapi hanya menerbitkan karya membernya aja. Kalian harus jadi member kalau mau mengajukan naskah. Kalau penerbit-penerbit lainnya aku kurang tahu. Kalian bisa cek di buku-buku yang sebelumnya diterbitkan oleh penerbit itu di akun sosial medianya. Kalau dia hanya menerbitkan buku dari penulis pemes ya berarti agak sulit untuk menembus penerbit itu kalau nggak pemes.

3. Someone : Menurut pengalaman Kak Rachmah, kalau cetak di penerbit indie apakah ada jumlah cetak eksemplar minimalnya? Lalu apakah ada saran untuk penulis yang tidak ada penerbit di wilayahnya, kak? Oleh setahu saya, biaya cetak + jilid di percetakan biasa biayanya lebih tinggi dari penerbit.

Jawaban
Kalau aku sih nggak, karena penerbitnya punya aku sendiri hahahaha. Tapi di beberapa penerbit memang menerapkan minimal cetak. Kayak di lovrinz itu minimal cetak 50 eksemplar kayaknya. Silakan cek masing-masing penerbit yang mau kalian tuju. Kalau di diandra creative sepertinya juga ga ada minimal cetak. Cuman harganya pasti beda antara cetak 1 buku dengan cetak banyak buku. Semakin banyak jumlah buku yg dicetak bakal semakin murah ongkos celakanya.

Sekarang ini kan serba online ya... Aku rasa kita cari penerbit tidak harus yang sewilayah sama kita kok. Percetakan itu banyak dan murah-murah di sleman dan Yogyakarta. Masak kita mau pindah ke sana? Tinggal pesen aja kan bukunya lalu dikirim. Harga cetak itu nggak mahal kok. Tergantung jumlah halamannya. Semakin tebel bukunya semakin mahal juga biaya celakanya. Terus klo bukunya terlalu tebel risiko lemnya kurang kuat. Bukunya bisa protokol. Yang aku tahu rata-rata harganya 85 x jumlah halaman + finishing 10.000. Jadi misalnya bukunya 200 halaman biaya cetaknya 27.000. Gak mahal-mahal banget kan?

Moderator: PradinoBr
Notulen: pasea_

Seminar Kepenulisan bersama 300 Days ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang