Pemateri Dashcube
Minggu, 19 Juli 2020
Writer's block dalam bahasa Indonesianya adalah momen di mana seorang penulis mengalami kebuntuan, kehilangan ide, rasa, hingga tidak tahu lagi harus menulis apa lagi dalam suatu cerita yang sedang dikerjakan.
Biasanya kalau sudah ketimpa writer's block biasanya mereka bakalan ngeluh begini;
"Adudu, ide gua buntu dah! Padahal ceritanya belum selesai."
"Ada ide baru, nih kalau dibuang sayang takut lupa, kalau sabar tangan sudah greget mau ngetik yang kemarin malah bingung mau digimanain. Seketika hilang feel."
Atau
"Yaudahlah, enggak ada yang baca gua selingkuh aja ke ide baru. Lebih seru, lebih gokil, yakin deh bakal banyak yang baca."
Itu sih biasanya keluhan rangorang di sana. Kalau kata Indri di kelas kemarin, dia bilang kalau writer's block itu enggak ada. Akan tetapi kalau aku pribadi itu ADA karena beberapa hal, yaitu;
1. Kurang inspirasi
2. Terlalu perfeksionis
3. Khawatir dengan komentar netizen.
4. Kurang baca
5. Kurang persiapan
6. Dan terakhir yang paling fatal, yaitu MALAS
Itu beberapa latar belakang dari kenapa writer's block bisa muncul.
Lalu singkatnya gimana cara ngatasinnya?
1. Dari kekurangan inspirasi, kamu bisa cari inspirasi di mana aja. Bisa lewat status rang-orang, youtube, lagu, buku bacaan, bahkan orang asing yang enggak kamu kenal pun bisa menimbulkan inspirasi. Makanya kusarankan kalian sering-seringlah keluar rumah. Gosah ke tempat mahal, cukup kamu duduk di warung pesan es teh dan di jam ramai-ramainya pasti bisa dapat inspirasi hasil dari nguping gossip orang warung.
2. Terlalu perfeksionis, solusinya cuma satu terapkan pada diri sendiri kalau enggak ada yang sempurna. Kalau masih belum bisa, coba deh cari beta reader yang menurut kamu kelas bacanya tingkat dewa (tapi yang se-genre) terus minta komentar serta masukan. Syukur-syukur bisa diajak diskusi sekalian.
3. Khawatir dengan komentar netizen, kurang persiapan, dan MALAS. Tiga poin ini sengaja aku gabung karena saling berhubungan dalam hal menyiapkan senjata.
Sebelum kalian nulis cerita, diwajibkan punya persiapan yang matang yaitu; premis, sinopsis, outline, dan karakter plan.
Pokoknya keempat poin ini kamu harus benar-benar kuasai dan resapi. Sehingga kalau ada netizen nyinyir kamu punya landasan yang kuat buat nyangkal mereka sebab siapa sih paling kenal anaknya kalau bukan ibunya sendiri.
Itu menurut aku kalau ada netizen yang suka nyinyir. Padahal dia enggak tau apa-apa.
Tapi lain lagi ceritanya kalau misalnya di tengah jalan writer's block tetap melanda, entah itu kurang nge-feel, hambar, dan ngebosenin, coba baca lagi, deh keempat poin itu terus lakukananalisis kalik aja selama pembuatan tersebut ada yang salah atau khilaf dan kita enggak sadar.
Kesalahan-kesalahan itu bisa berupa:
1. Karakter bocor sehingga dalam hal menyelesaikan masalah rasanya kurang pas. (Ini sudah dibahas sama Kire, ya)
2. Konflik yang ternyata kurang pas untuk pengembangan karakter.
3. Sinopsis kurang pas karena tiba-tiba setelah dibaca lagi, ada sesuatu yang bolong, kurang menarik, atau enggak masuk logika. (Ini bakal dijelaskan besok ya)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seminar Kepenulisan bersama 300 Days Challenge
Non-FictionBerbagi ilmu pengetahuan tentang kepenulisan dan dunianya.