Dialog Tag dan PUEBI

331 35 1
                                    

Pemateri mahdiyani94

Jum'at, 3 Juli 2020

Malam ini ada dua pembahasan yang sangat mendasar untuk penulis, yakni PUEBI dan Dialog Tag. Tapi jangan salah, walau sangat dasar, ini merupakan salah satu daya tarik tulisan kita. Aku, jujur, paling gemes kalau baca cerita yang banyak typo. Apalagi kalau huruf besar kecilnya tak beraturan. Ya, walaupun di lapakku juga pasti ada typo, tapi tugas kita adalah meminimalisir bahkan memusnahkannya, kan?

Baik, kita akan masuk materi pertama ya.

PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

Indonesia). Kalian pasti udah tau, dong, huruf abjad ada berapa dan apa-apa aja. Serta huruf
mana yang masuk dalam kategori konsonan dan kategori vokal. Sekarang, aku mau bahas tentang penggunaan huruf kapital (huruf besar). Huruf kapital digunakan pada tempat-tempat
tertentu.

1. Awalan kalimat (Mereka pergi bersama liburan kali ini.)
2. Awalan dialog (Aku berhenti dan teriak, ―Aku tidak akan mengejarmu lagi!)
3. Nama orang (Park Chanyeol)
4. Nama agama, kitab suci, Tuhan (Islam, Zabur, Yesus)
5. Nama hari, bulan, tahun (Minggu, November, Hijriyah)
6. Gelar [kehormatan, pangkat/jabatan, akademik] (Yang Mulia, Putra Mahkota, Magister)
7. Julukan (si Jomblo Terkutuk)
8. Bangsa, suku bangsa, bahasa (Indonesia, Jawa, Sunda)
9. Unsur peristiwa sejarah (Perang Dunia II)
10. Nama geografi (Pegunungan Himalaya)
11. Lembaga, badan, organisasi, atau dokumen (Pengadilan Negeri, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)
12. Judul (Ku Pinang Kau dengan Bismillah)
13. Hubungan kekerabatan (Bapak, Ibu, Kakak, Adik, Abang, Paman)

Nah, itu adalah beberapa penggunaan huruf kapital yang sebenarnya. Setiap usai menggunakan tanda titik wajib dimulai dengan huruf kapital.

Sekarang kita beralih ke Huruf Miring (Italic)
Kalau nulis di WP, pasti kita terkadang menggunakan bahasa campuran (Inggris-Indonesia)
atau bahasa lainnya, yang jelas bukan bahasa Indonesia. Nah, bahasa asing tersebut wajib di-italic, temans. Bukan hanya untuk bahasa negara lain ya, tapi berlaku juga untuk bahasa daerah. Misalnya, kita mau buat cerita tentang si anak desa yang ngomongnya nggak bisa bahasa Indonesia, harus bahasa daerah, ya itu berarti omongannya harus diitalic. Selain dalam bahasa asing, huruf miring juga digunakan dalam perbincangan jarak jauh.

Misalnya, nih, kalian buat dialog via telponan. Untuk membedakan mana yang ngobrolnya di tempat jauh, boleh menggunakan italic.

Contoh: "Hai, bro, di mana kalian?"
"Aku di club biasa, nih."

Penggunaan lainnya adalah saat yang bicara adalah hati. Kan, sering, tuh, ada yang ngomong dalam hati. Nah, itu bisa diitalic aja sebagai penandanya.
Contoh: "Lihat saja, suatu hari aku akan membunuhmu," batinnya.

Kelar kita bahas huruf, sekarang kita bahas KATA.
1. Kata Imbuhan
 Imbuhan yang ditulis serangkai dengan bentuk dasar (berjalan, memakai)
 Imbuhan yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti (antibiotik, proaktif, narapidana, infrastruktur)
2. Bentuk ulang, ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-)
 (ramah-tamah, porak-poranda, berjalan-jalan, gonta-ganti)
3. Kata Depan (INI PALING PENTING)
 Kata depan (di, ke, dari) ditulis terpisah dari yang mengikutinya.
Contoh : Di mana kamu? Mau ke mana? Buku itu dari mana kamu dapatkan?
Kecuali bukan kata tempat, maka disambung (dilihat, dipelajari, kesekiankalinya, kepada)
4. Partikel
 Lah, kah, (Bacalah, apakah)
 Pun
Ditulis terpisah dari kata yang mendahului (Satu kali pun engkau tidak bisa.)
Ditulis serangkai jika merupakan unsur kata penghubung (adapun, meskipun, bagaimanapun)
5. Kata Ganti
 Ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya.
(Kularang, kaubaca, bukuku, punyamu, bajunya)

Seminar Kepenulisan bersama 300 Days ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang