Membuat Plot Twist dalam Fiksi Remaja

38 4 0
                                    

Pemateri rizkitaramadan

Kamis, 4 Maret 2021

Bismillahirrahmanirrahim, 

Assalamualaikum, 

selamat malam semuanya.

Terima kasih kepada teman-teman semua yang sudah mengikuti kelasku malam ini, sebelumnya, perkenalkan namaku Rizkita Ramadani, penulis amatiran yang masih haus akan ilmu.

Teman-teman di sini, bisa jumpai karyaku di akun wattpad maupun Dreame di akun Rizkitaramadan.

Atau kalau mau berkenalan lebih jauh, bisa tengok akun IG pribadiku dengan nama yang sama.

Mari kita sebut malam ini sebagai malam akrab untuk sharing, yaa. Soalnya ilmuku belum sampai untuk bisa disebut tutor.

Malam ini aku akan berbagi pengalaman dalam membuat plot twist pada fiksi remaja.

Plot Twist merupakan salah satu teknik naratif yang dirancang untuk mengacaukan plot yang telah diketahui pembaca sejak awal cerita. Dalam membuat plot twist, penulis akan membelokkan alur atau bahkan memutar arah dengan memberikan kejutan yang tidak terduga dari detil peristiwa sebelumnya.

Kebanyakan plot twist, akan lebih mudah kita jumpai dalam karangan fiksi bertema misteri, ataupun thriller. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk menyisipkan plot twist di dalam kisah dengan genre lain, seperti halnya dalam fiksi remaja.

Ketika membuat fiksi remaja, dulu aku sendiri kerap kali kesulitan membuat plot twist karena konflik yang terbatas di dalam kehidupan kaum belia. Namun, setelah ditelaah, ternyata banyak hal yang dapat kita kulik kembali dari kisah darah muda ini.

Ada banyak issue yang bisa kita angkat ke dalam fiksi remaja, tidak melulu perihal kisah kasih romansa di sekolah. Jauh lebih dalam, kehidupan pemuda pemudi pun tidak kalah rumit dengan peliknya masalah orang dewasa.

Pada usia belasan, umumnya mereka dihadapkan pada segala sesuatu yang disebut "pertama". Pertama kali jatuh cinta, pertama kali patah hati, pertama kali melanggar aturan, pertama kali berbuat kesalahan besar, dan pertama pertama yang lainnya.

Dengan adanya hal-hal pertama kali itu, kita dapat membawa perasaan bingung yang dialami oleh tokoh hingga membuat pembaca turut menebak hal apa yang akan si tokoh lakukan selanjutnya, atau kejadian apa saja yang menyebabkan si tokoh mengalami kejadian demikian.

Dari sana lah, konflik dapat kita kembangkan hingga membuat alur yang menggiring opini pembaca untuk membayangkan kelanjutan sebuah kisah. Setelah suatu konflik dirasa cukup matang dengan mengikuti plot yang kita bangun di awal cerita, barulah kita dapat mematahkannya dengan plot twist yang tak terduga.

1. Protagonis terdekat dengan tokoh utama, adalah orang jahat.

Patahkan harapan pembaca pada tokoh protagonis yang selama ini terlihat baik, dengan menguak fakta bahwa dia lah penjahatnya.

"Tapi, Kak, genreku kan, teenfic? Masa ada jahat-jahat gitu, sih?"

Dunia remaja juga penuh kejahatan, kok.

Tinggal gimana kita mengolah kejahatan apa sih, yang biasa dilakukan oleh anak usia belasan?

Balik lagi ke poin awal, di usia segitu, biasanya mereka banyak mengalami hal-hal baru. Jadi, tidak menutup kemungkinan seorang tokoh protagonis dapat melakukan kesalahan yang tak disengaja hingga membuatnya terlihat jahat di mata orang-orang.

2. Potongan adegan sederhana yang terlihat tidak penting, ternyata sebuah kunci dalam suatu kasus.

Tidak ada salahnya menyisipkan secuil misteri di dalam fiksi remaja.

Seminar Kepenulisan bersama 300 Days ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang