Pemateri idrianiiin
Jumat, 26 Februari 2021
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum semuanya sebelumya perkenalkan nama aku Indriyani, pemilik nama pena Idrianiiin. Salam kenal yah^^
Materi kali ini santai saja yah, sharing biasa, karena aku juga masih pemula.
Mood atau yang lebih dikenal dengan istilah suasana hati yang kerapkali berubah-ubah. Tidak tahu situasi dan kondisi bisa ambruk begitu saja, bahkan yang semula semangat 45 jadi hancur lebur tanpa diduga. Lantas bagaimana sih caranya memanage mood yang sedang berada di skala terendah tersebut?
1. Mencari Tahu Sebabnya.
Pernah mendengar istilah, tidak mungkin ada asap jika tidak ada api? Nah mood juga seperti itu. Tidak mungkin langsung berantakan jika tidak ada yang menghancurkan. Maka dari itu, cari tahu terlebih dahulu penyebabnya dan kalau sudah tahu pasti kita akan lebih mudah untuk mencari solusinya.
2. Istirahat Sejenak.
Coba kita renungkan dan rehatkan pikiran. Mood yang hancur biasanya karena kita terlalu muak dengan kehidupan, terlalu banyak trouble dan problem yang dialami, maka dari itu kita harus tahu kapan waktunya istiharat dan kapan waktunya bangkit kembali.
3. Berdamai Dengan Mood.
Mood itu bukan lawan yang harus kita perangi, cukup dengan berdamai dan mencoba untuk memahami diri sendiri. Cobalah untuk muhasabah diri serta menata hati. Apa yang salah? Apa yang kurang? Dan apa yang harus dilakukan? Kontrol mood itu, dan berusahalah untuk berkawan dengannya. Jangan biarkan mood yang mengambil kendali, tapi usahakan kita yang menjadi juru mudi.
4. Menyibukkan Diri.
Mencari kesibukan di tengah kepenatan memang bukanlah hal yang gampang, tapi jika kita terus memanjakannya itu pun kurang dibenarkan. Maka dari itu kita harus mencari alternatif lain, mencari pelampiasan lain, untuk menaikkan kadar mood kita. Mungkin dengan cara membaca, membuat quote simpel, atau scroll sosmed. Apa pun itu, asal tidak terlalu terlena dengan waktu, sebab jika mood terus dibiarkan tanpa diobati maka akan menguasai diri.
5. Target.
Ingat akan target dan mimpi yang ingin diraih. Selalu yakin dan percaya bahwa saat ini mimpi tersebut tengah melambai dan meminta kita untuk segera mengejar. Ayok, dia terus melambai dan kita pun harus berlari kencang, bukan malah merangkak dengan pelan. Yuk bangkit!
6. Sadar Diri
Kita harus sadar akan porsi diri kita pribadi, jangan mau dikuasi oleh rasa malas dan mood yang merongrong tak terkendali. Kita harus bisa bertindak dominan agar si mood tersebut merasa tertindas lantas menghilang. Ingat, bahwa di luar sana banyak orang-orang yang tengah berusaha keras menggapai impian, masa kita masih berkutat dengan suasana hati yang tak berkesudahan. Yang ada kita akan termakan zaman dan terlupakan dari peradaban.
7. Berdoa
Doa tanpa usaha itu bohong, dan usaha tanpa doa itu sombong, sebab keduanya harus sinkron. Kalau ikhtiar kita sudah maksimal dan pol alangkah lebih baiknya doa kita digaspol. Jangan kasih kendor. Kita harus yakin dan percaya bahwa Allah maha membolak-balikkan hati manusia, perkara gampang bagi-Nya untuk menaikkan mood kita. Maka dari itu mohonlah pada-Nya.
Mungkin hanya itu saja yang bisa saya sampaikan, mohon maaf jika banyak kesalahan dan kekeliruan. Sejatinya saya ini hanya seorang pemula yang tengah belajar juga, jadi, mohon dimaklum saja.
Semoga apa yang saya sampaikan bisa bermanfaat serta diaplikasikan dalam kehidupan, sebab materi saja tidak akan cukup jika tidak amalkan. Keduanya harus jalan beriringan, semangat terus para pejuang mood dan semoga mood-nya segera naik ke permukaan. Aamiin.
SESI TANYA JAWAB
Q: Poin 4, gimana kalau kita malah terlena dan terjerumus ke pengalihan pikiran itu. Misalnya aku suka main sosmed kalau lagi nggak mood nulis, dan akhirnya kebablasan sampe lupa kalau mau nulis terus ketiduran dan besoknya begitu lagi:(
A: Izin jawab yah kak.Kita harus bisa manage waktu, dan push diri. Kapan saatnya bersantai mencari kesibukan? Kapan saatnya untuk kembali menulis. Setiap penulis punya power masing-masing, dia bisa menakar sendiri. Tapi kalau emang udah kebablasan ya cara satu-satunya dilawan, bukan malah dimanjakan. Emang gak gampang, tapi kalau terus dibiarkan akan berdampak fatal, bukan? Sebenarnya ini balik lagi ke priotas kita sih, Kak. Menulis ada di poin ke berapa? Apakah memang penting, biasa saja, atau memang selingan untuk mengisi waktu luang. Kalau kitanya udah tahu dan sadar akan priotas serta tanggung jawab, suka ada dorongan dalam diri untuk tetap menulis. Mungkin sekian aja.
Q: Kita udah list tugas apa saja yang harus segera dikerjakan,tapi tiba tiba mood turun gara gara kebanyakan tugas? Nah gimana nih cara mengatasinya kak?Ada motivasi tersendiri kah?
A: Mood turun gara-gara tugas? Alangkah lebih baiknya jika diselesaikan dulu saja tugasnya, biar kalau mau nulis fokus, satu tujuan, gak ke mana-mana deh otaknya. Tapi kalau emang tugasnya bejibun nauduzbilah, ya dicicil dulu aja, selingi sama hal-hal lain yang bisa bangkitkan mood. Kalau untuk motivasi sih aku sering tafakur aja, muhasabah, buat apa sih aku nulis? Tujuannya apa sih? Kalau emang buat dakwah, sebar kebaikan, ya aku harus berjuang dan lawan mood itu. In syaa Allah kalau niatnya udah lurus, pakem mah, pasti Allah mudahkan kok. Semangat.
Q: Kak kenapa ya kalo misalkan deket-deket sama deadline itu justru ada power dadakan yg gak terkira sedangkan kalo masih jauh, suka leha-leha gitu. Apalagi untuk orang yg moodyan. Itu solusinya gimana ya?
A: Kamu ini tipe mirip kayak aku, harus ada dorongan dulu baru bisa kejar target. Solusinya sih challenge Diri sendiri aja, tantang untung nulis setiap hari, satu bab sehari, kalau mampu tambah terus. Atau emang mau yang lebih nantang lagi ikut lomba-lomba nulis, semangat 45 nya pasti berkobar-kobar tuh. Bisa juga ikut 300 days challenge karena di GC ini lebih fokus pada konsisten. Konsisten dalam menulis kan sangat penting bagi penulis
Q: Saat kita istirahat buat mengembalikan mood, nah kadang kita gak sadar bahwa udah deadline aja Nah pas itu pasti bingung banget kak, gimana ya cara mengatasinya?Gak mungkin kan semua orang punya super power sekejap selesai?
A:Relaks dulu, tarik napas, buang napas. Tenangkan pikiran, jangan dibawa beban, karena semakin dibawa beban akan semakin buntu dan mumet. Coba baca ulang dulu, apa aja sih yang udah kita tulis? Tujuannya untuk bangun mood, bangun feel, supaya ruhnya ngena. Kalau udah di fase, oke saatnya nulis. Nah fokus, tujuannya kudu jelas, supaya kita benar-benar bisa menyelesaikan target sesuai dengan dl. Jangan terlalu saklek sama dl, bawa santai, tapi tetap dikerjakan.
Q: Bagaimana solusinya jika Mood menulis hancur gara2 rasa kurang pede kita bahwa karya yg kita hasilkan takut tidak bisa diterima orang lain..? Mungkin ini juga problem yang cukup mengganggu kak buat para penulis baru.Terima kasih.
A:Menulis untuk diri sendiri. Pernah dengar ungkapan ini? Kita tidak bisa memuaskan semua orang dengan karya kita, sebab kita ini hanya manusia biasa. Allah saja tidak bisa memuaskan seluruh umat-Nya, jadi apa kabar sama kita? Terkadang kita sudah menganggap ini yang terbaik, pasti disukai banyak orang, tapi realita seakan memukul telak itu semua. Jangan menyerah, ingat kalau kita ini tidak dituntut untuk menyenangkan semua orang. Berkarya dengan hati, jangan pakai ambisi. Semangat! Semangat! Semangat!
Terkait mood yang turun, jangan terlalu dimanjakan, jangan terlalu dibiarkan, tapi anggaplah itu beban yang harus segera dibumihanguskan.
Moderator putriaac
Notulen FibyRYN
KAMU SEDANG MEMBACA
Seminar Kepenulisan bersama 300 Days Challenge
Non-FictionBerbagi ilmu pengetahuan tentang kepenulisan dan dunianya.