AP 1

2.7K 126 20
                                    

Gadis berusia 15 tahun itu berlari menuju kamar sahabatnya itu membuat mami Resi tertawa melihatnya. Gadis itu membuka pintu kamar sahabatnya lalu berlari dan menaiki ranjang yang terdapat sahabatnya sedang tertidur pulas.

"AYI BANGUN!" Teriak Piyi Cantika dan melompat lompat di atas ranjang agar orang itu bangun.

"Duh Piyi berisik banget sih, Ayi tuh masih ngantuk." Protes Ayi.

"Ih kan Ayi udah janji mau ajak Piyi ke taman terus mau beliin Piyi ice cream!" Rajuk Piyi.

"Tapi ini masih pagi Piyi dan Ayi masih ngantuk." Balas Ayi bahkan dirinya masih memejamkan matanya.

"Yaudah terserah Ayi, kalo gitu Piyi mau ajak Galang aja. Piyi marah sama Ayi." Setelah mengucapkan itu gadis itu berlari keluar dari kamar dengan mata yang berkaca-kaca. Ayi yang mendengar pun bangkit dan berlari menyusulnya.

"Piyi!" Teriak Ayi yang melihat Piyi sudah jauh bahkan gadis itu berlari masuk ke dalam rumah Galang.

Sarah mama Galang pun panik melihat Piyi datang dengan tangisannya.

"Sayang kamu kenapa?" Sarah mengusap rambut gadis itu.

"Hiks Ayi jahat ma, ga tepatin janjinya." Adu Piyi.

"Emang Ayi janji apa sama Piyi?" Tanyanya lembut.

"Ayi janji ajak Piyi ke taman sama beliin Piyi ice cream. Tapi Ayi ga mau bangun. Piyi marah sama Ayi." Cerita Piyi membuat Sarah tersenyum kecil.

"Kan ini pagi sayang, toko ice cream juga belum buka. Ayi juga pasti masih ngantuk, liat sekarang masih jam 8." Jelas Sarah.

"Galang juga masih tidur di kamar." Lanjutnya.

"Jadi Piyi salah ya ma?" Tanya Piyi polos.

"Iya sayang, ini masih pagi wajar kalo Ayi ga mau bangun."

"Hiks tadi Piyi udah marah-marah ke Ayi. Piyi ninggalin Ayi." Tangis Piyi kencang membuat Sarah kelimpungan.

"Eh udah jangan nangis dong, mending Piyi minta maaf sama Ayi."

"Tapi Piyi ga mau minta maaf, soalnya Ayi  ngatain Piyi berisik." Rajuk Piyi lalu berlalu menuju kamar Galang. Sarah hanya menggelengkan kepalanya dan kembali melanjutkan aktivitasnya membuat sarapan.

Ayi Narendra, cowok itu ketika melihat Piyi masuk ke dalam rumah Galang membuat dirinya panik, walaupun Galang juga sahabatnya tetap saja Ayi sangat posesif pada gadis itu. Sebelum menyusul Piyi ke rumah Galang, dirinya memilih mandi terlebih dahulu agar nanti jika sudah membujuk Piyi bisa langsung jalan ke taman.

Dilain tempat tepatnya di kamar Galang, Piyi segera membangunkan sahabatnya.

"Galang bangun, udah pagi!" Teriak Piyi di telinga Galang membuat sang empu terkejut dan bangun dari tidurnya.

"Hahaha lucu banget muka Galang." Mendengar suara tawa dan ledekan membuat Galang menoleh mendapati Piyi yang sedang mentertawakannya.

"Jahat banget sih piy, kan telinga Galang jadi berdenging." Gerutu Galang.

"Hehehe maaf ya Galang, cuma cara itu yang bisa bikin Galang bangun." Jawab Piyi.

"Terserah deh. Terus Piyi ngapain kesini?" Tanya Galang setelah minum air putih yang berada di atas nakas.

"Piyi lagi marah sama Ayi." Rajuk Piyi lalu memeluk tubuh Galang.

"Marah kenapa lagi sih? Perasaan marah mulu." Tanya Galang lembut dengan mengusap rambut gadis itu.

"Ayi ngatain Piyi berisik." Jawabnya.

"Loh kan kenyataannya Piyi emang berisik." Balas Galang.

AYI PIYITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang