AP 19

656 105 23
                                    

Sesuai rencana mereka kemarin, Ayi akan menuruti semua perkataan Angel hari ini. Ia juga tak akan melakukan perlawanan seperti biasanya. Bel masuk berbunyi, pembelajaran pertama akan dimulai. Bu Indri pun masuk dan mulai mengajar pelajaran seni budaya. Tak seperti biasanya Piyi terlihat ngantuk tak mendengarkan penjelasan guru. Puti pun bertanya.

"Lo kenapa can?"

"Aku ngantuk put, kepala aku juga pusing." Lirih nya tentu saja membuat Puti panik ia langsung mengangkat tangannya.

"Bu."

"Iya kenapa Puti?"

"Bu Cantika sakit, kepala nya pusing badannya juga hangat bu." Jelas Puti, Ayi yang mendengarnya pun panik tapi ia ga bisa gegabah.

"Yaudah sekarang kamu bawa dia ke UKS."

"Makasih Bu."

Puti pun merangkul Piyi menuju UKS. Sampainya disana dibaringkan tubuhnya di brangkar.

"Gue kantin dulu ya beliin lo bubur."

"Makasih ya put, maaf Piyi jadi ngerepotin Puti."

"Apa sih. Kaya sama siapa aja lo."

Puti pun berlalu menuju kantin meninggalkan Piyi sendiri disana. Gadis itu memijat pelan pangkal hidung dan dahinya untuk mengurangi rasa sakit. Pintu terbuka dan masuklah Ayi.

"Ayi ngapain?" Panik Piyi ia tak mau Angel melihat ini.

"Kenapa tadi ga bilang kalo sakit? Kan bisa dirumah aja sama papi mami." Ujar Ayi.

"Ga mau jauh dari Ayi."

"Tapi ga musti dipaksa kaya gini sayang. Ayi khawatir Piyi sakit. Sekarang pulang aja ya? Nanti Ayi telpon papi biar orang suruhannya jemput Piyi."

"Puti lagi beli bubur buat Piyi."

"Yaudah nanti selesai makan sama minum obat ya." Ayi mengusap lembut dahi Piyi. Pintu terbuka dan Puti masuk dengan satu mangkuk bubur dan air putih.

"Nih dimakan dulu, abis itu minum obat."

"Biar gue yang suapin. Put tolong izinin Piyi ke guru piket biar dia istirahat dirumah sama bawain tasnya kesini." Ujar Ayi.

"Oke gue izin dulu."

"Thanks put."

"Santai elah." Puti pun keluar untuk izin pada guru piket.

"Nih aaaa." Ayi dengan telaten menyuapi Piyi dan sesekali menjahili Piyi dengan memasukkan sendoknya kedalam mulutnya sendiri.

"Habis. Sekarang minum obat." Ayi pun menyodorkan obat ke Piyi yang langsung diminumnya. Tak lama Puti kembali datang dengan tas Piyi dan juga surat izin.

"Makasih Puti." Ujar Piyi.

"Iya Cantika."

"Bentar Ayi telpon papi dulu." Ayi pun menelpon Syarief. Setelah selesai Ayi menyuruh Puti mengantar Piyi ke depan lobby. Karena suruhan papinya sudah berangkat. Ga mungkin kan Ayi yang mengantar bisa-bisa Angel melakukan hal nekat pada Piyi.

"Lo antar Piyi ke lobby ya put, makasih sebelumnya."

"Oke. Santai aja ren."

Puti pun memapah Piyi ke lobby, mobil jemputan belum datang. Mereka pun duduk di sofa lobby. Tak lama seseorang datang menghampiri mereka.

"Non Piyi."

"Om Nino." Ujar Piyi. Tenyata yang datang adalah adik dari Syarief.

"Kenapa sayang? Apanya yang sakit hm?"

AYI PIYITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang