AP 24

661 100 12
                                    

Selesai sarapan mereka pun bersiap untuk pulang. Mereka memutuskan untuk naik pesawat agar lebih cepat sampai, dikarenakan jika naik kereta memakan waktu yang lebih lama. Mereka ingin beristirahat lebih lama sebelum besok kembali sekolah.

"Udah semua barangnya?" Tanya Ayi.

"Udah kok. Barang Ayi udah semua kan?"

"Iya udah. Yaudah yuk ke lobby tunggu yang lain disana aja."

"Yuk."

Ayi dan Piyi pun turun ke lobby untuk menunggu yang lainnya. Di lobby duduk di sofa yang tersedia. Piyi dengan asik duduk dipangkuan Ayi membuat orang yang berada di lobby menatap ke arah mereka. Ada yang menatap gemas, ada juga yang menatap Piyi sinis.

"Woi udah lama?" Ujar Nathan.

"Ih bang Nat kaget tau." Protes Piyi.

"Maaf deh." Jawab Nathan lalu mengecup puncak kepala Piyi.

"Dimaafin. Yang lain mana?"

"Galang ke toilet dulu. Rio sama Puti masih diatas."

"Oh."

Ayi mengusap lembut rambut Piyi dan sesekali mengecup puncak kepala Piyi. Gemas melihat tingkah gadisnya.
Tak lama Galang datang bersamaan dengan Rio dan Puti. Mereka pun menuju mobil jemputan untuk ke bandara. Sesampainya di bandara mereka, segera cek in. Hingga waktunya tiba mereka mulai memasuki pesawat.

***

Sesampainya di Jakarta mereka pun pulang kerumah masing-masing. Piyi dengan gontai memasuki kamarnya, menaruh koper di samping lemari lalu segera menghempas tubuhnya ke ranjang. Tanpa peduli sepatu yang masih terpasang gadis itu pun terlelap. Begitupun dengan Ayi yang juga terlelap di kamarnya.

Malamnya dengan niat jahilnya Nathan memasuki kamar Ayi. Dilihatnya Ayi masih bergelung didalam selimut. Dengan berjinjit Nathan mendekat ke arah ranjang, lalu mengambil spidol berwarna. Menyentuh bahu Ayi memastikan jika Ayi masih tertidur, setelahnya mulai menggambar di wajah Ayi. Puas melihat hasilnya Nathan mengeluarkan ponselnya dan memotret hasil karyanya di wajah Ayi.

"Maaf ya yi soalnya seru ngerjain Lo." Bisik Nathan.

Lalu cowok itu pun keluar dari sana. Tak berselang lama Ayi terbangun, matanya perlahan terbuka menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Mengedarkan pandangannya ke sekitar, lalu mulai beranjak ketika nyawanya sudah terkumpul. Dengan gontai masuk kedalam kamar mandi. Membuka seluruh pakaiannya, berjalan ke arah wastafel untuk menggosok gigi terlebih dahulu. Tapi....

"Sialan!" Pekik Ayi.

"Pasti kerjaan si setan." Dengus nya.

Di lain sisi Nathan yang berada diruang makan pun tertawa melihat ponselnya membuat Resi dan kaia memandangnya aneh.

"Kamu kenapa Nat?" Tanya Resi.

"Hehehe nih mi liat." Nathan menyodorkan pada Resi lalu tanpa bisa di tahan tawa Resi pun meledak.

"Hahahaha ya ampun."

"Kenapa si mi?" Kaia yang penasaran pun melihat ke arah ponsel Nathan dan ikut tertawa.

"Woilah sumpah, gue yakin nih lo bakal kena amuk sama si bucin." Ujar Kaia.

"Bodo amat kai yang penting gue puas banget jahilin tuh bocah." Jawab Nathan santai.

"Dasar kamu ini Nat, udah mending sekarang makan."

"Bentar mi tunggu Ayi." Jawabnya.

"Yaudah mami makan duluan, laper soalnya."

AYI PIYITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang