AP 8

689 91 4
                                    

Hari demi hari berlalu tak terasa kini sudah tiba waktunya mereka ujian nasional. Selama seminggu sebelum ujian Ayi dan Piyi tidak bermain bersama hanya disekolah saja.

Piyi dengan terburu-buru duduk di kursi ruang makan membuat Ully dan juga Rizal terkejut.

"Pagi bunda, ayah."

"Pagi sayang. Lain kali pelan-pelan atuh nak." Ujar Ully.

"Hehehe iya bunda maaf."

"Sarapan nih, keburu Ayi jemput."

"Oke Bun."

Piyi pun selesai dan tak lama Ayi pun sudah datang. Keduanya pamit dan langsung berangkat ke sekolah.

***

Hari pertama ujian Piyi merasa senang karena akan segera memasuki bangku sekolah menengah atas. Piyi tak sabar satu sekolah bersama Galang. Ah tentu saja bersama Ayi juga. Piyi mengerjakan soal ujian dengan teliti agar nilainya bagus. Setelah dua jam berkutat kini waktu ujian pun selesai. Semua siswa-siswi di persilahkan meninggalkan sekolah.

"Ayi, ke rumah Ayi aja ya. Piyi ga mau sendiri di rumah."

"Emang bunda kemana?"

"Bunda ada keperluan di butik."

"Yaudah yuk pulang. Ayi juga udah ngantuk nih."

Ayi pun mengayuh sepedanya menuju rumahnya. Sepanjang perjalanan Piyi terus bercerita mengenai kegiatannya selama tak bermain ke rumah Ayi. Mulai dari belajar masak, melukis, dan yang pasti belajar untuk persiapan ujian. Ayi pun dengan senang hati mendengar cerita gadisnya hingga tak sadar jika mereka sudah sampai di halaman rumah Ayi.

"Kapan selesainya? Udah sampe loh Piyi." Ujar Ayi.

"Eh udah sampe. Hihihi maaf ya Ayi abis Piyi seneng cerita ke Ayi."

"Iya. Ayo masuk."

Ayi menggandeng tangan Piyi kedalam rumah, di ruang keluarga ada Resi yang sedang menonton tv.

"Assalamualaikum mami, mamci." Ujar Ayi Piyi dan mencium punggung tangan Resi.

"Waalaikumsalam. Eh udah pulang, gimana ujiannya?"

"Lancar mamci, tadi soalnya sama kaya yang Piyi pelajarin kemarin."

"Alhamdulillah. yaudah sana ganti baju dulu abis itu makan."

"Oke mam."

Keduanya menuju kamar Ayi untuk mengganti pakaian mereka. Selesai berganti pakaian mereka kembali turun dan menuju ruang makan. Resi sudah menyiapkan makan untuk mereka, dengan bermacam lauk pauk kesukaan mereka. Dengan lahap Piyi menyantap makanannya, bahkan hingga belepotan ke pipinya membuat Ayi gemas ingin sekali menggigitnya.

"Pelan-pelan sayang makannya." Ayi membersihkan noda di pipi Piyi.

"Hehehe abis masakan mamci enak Ayi."

"Iya tapi kan bisa pelan-pelan aja ya."

"Oke Ayi."

Selesai makan keduanya pergi ke kamar Ayi. Di sana mereka belajar bersama persiapan untuk pelajaran besok. Ayi sangat fokus begitupun Piyi hingga saat ada materi yang tak dimengerti dia pun bertanya pada Ayi.

"Ayi yang ini Piyi ga ngerti, Ayi boleh jelasin ga?"

"Boleh."

Ayi pun menjelaskan materi itu dengan pelan dan rinci agar Piyi bisa mengerti. Tak sadar mereka sudah belajar selama dua jam, kini waktu sudah menunjukkan pukul 2. Mereka pun memilih merebahkan tubuh mereka di atas ranjang milik Ayi. Dengan posisi Piyi yang berada di atas tubuh Ayi, Ayi mengusap punggung Piyi dengan lembut agar gadisnya itu terlelap. Setelah dirasa nafas gadisnya sudah teratur menandakan dirinya sudah tertidur Ayi menghentikan gerakannya lalu menyusul Piyi menuju alam mimpi.

AYI PIYITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang